pada suatu waktu terjadi suatu tragedi berdarah yang didasari dari perebutan harta dan kekuasaan, dengan adanya tragedi tersebut seorang ayah menyuruh isterinya untuk membawa pergi anak pertama mereka, akibat ketakutan sang isteri pun membawa anak tersebut ke sebuah kampung dan menyimpan anak tersebut di sebuah pematang sawah karena khawatir akan terjadi sesuatu kepada dirinya.. sang ibu pun berencana kalau nanti sudah selesai krisis yang terjadi dia akan pergi kesana... sang ibu pun menyimpan anak tersebut disebuah box bayi dan sebuah kalung pemberian ayahnya, sang ibu pun menulis surat disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E'Ngador Together, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengenang masa lalu
" kakak pernah jatuh, terus kakak enggak apa apa." kata ella
" Kakak enggak ingat waktu terjatuhnya, sampai dibangunkan si Hacu dan kakak dibawa ke atas sama orang tua Hacu." kata evan
" wah.. Jadi orang tua hacu ini besar dong kak." kata ella ketakutan
" iya, kakak naik di punggungnya, mereka baik kok, asalkan kita juga memperlakukan mereka dengan baik." kata evan
" iya ya, kenapa manusia masih ada aja yang jahat." kata ella
" hacu, aku enggak akan sering ketemu sama kamu lagi, karena alu harua menjaga ibu dan adik aku." kata evan
" Auuuuuum... Auuuuum. Auuuuuum." hacu mengaum dan menggosokan kepalanya ke kaki evan, dia seperti mengerti apa yang dibicarakan evan.
" tapi aku kalau kesini pasti akan menemui kamu." kata evan, hacu pun menjilati kaki vian
" hacu kita pulang dulu ya, kamu juga pulang, nanti orang tua kamu mencari kamu." kata evan
" iya hacu, sampai ketemu lagi ya, jangan lupakan aku juga." kata ella, hacu pun menjilati tangan ella, lalu dia pergi ke dalam hutan. evan dan ella pun pergi pulang ke rumah pak braja. sesampainya di rumah evan meletakan rumput di kandang kambing, lalu dia bersih bersih, ella pun sama dia pun membersihkan tangan dan kakinya yang kotor.
Setelah itu evan dan ella masuk ke rumah. Ibu surti memberikan air minum kepada evan dan ella.
" gimana nak dapat rumputnya." kata ibu marni
" dapat bu." jawab evan
" terus ella enggak nyusahin kamu kan." kata ibu marni
" enggak bu, tadi dia kecapean, tapi aku tinggal aja." kata evan
" gimana kalau dia dimakan harimau." goda ibu marni
" aku lari bu, terus loncat kepelukan kak evan." kata ella, dikira ibu marni itu hanya becandaan.
" lah kan kamu cape, gimana bisa lari." kata ibu marni
" iya karena takut, siapapun pasti sekuat tenaga lari. Eh ternyata harimau lucu bu dan dia temannya kak evan." kata ella
" masa sih, ini beneran." kata ibu marni kaget
" masa ella bohong, ini aku photo sama hacu." kata ella lalu dia menunjukan photo di handphonenya. Setelah melihat itu ibu marni katakutan
" tuh kan ibu aja takut, gimana tadi ella." kata ella
" itu beneran harimau." kata ibu marni
" apa perlu ella ajak ibu kesana biar ibu yakin, ini aku juga buat videonya sewaktu kak evan dan aku main sama hacu." kata ella
" kok kamu tau nama harimau itu hacu darimana, kamu kasih namanya." kata ibu marni
" bukan aku, tapi kak evan yang panggil itu." kata ella
" kok kamu bisa berteman sama harimau itu nak, kenapa kamu kasih nama Hacu apa artinya." kata ibu marni
" Hacu itu Harimau Lucu bu, aku waktu itu nyelamatin dia waktu masih kecil kena perangkap pemburu liar, dan dia juga dulu yang menyelamatkan aku waktu jatuh kejurang." kata evan
" kok bisa kamu jatuh kejurang." kata ibu marni penasaran
" waktu itu aku terpeleset waktu ambil rumput dan enggak tau disana tuh ada jurang." kata evan
tak lama ada orang datang kesana.
" permisi pak braja." kata orang di luar, ibu surti pun keluar melihat orang yang memanggil suaminya.
" Yudi ada apa, bapaknya masih disawah. Ada apa." kata ibu surti
" ini bu, saya mau minta tolong, saya mencari kendaraan enggak ada, tadi pas lewat mesjid saya melihat ada mobil dan kata Si Asep mobil itu dinaikin evan jadi saya kesini." kata yudi
" memangnya kenapa yud, ada keperluan apa kamu sampai minta tolong diantar pake mobil." kata ibu surti
" si bapak bu sakit, tadi dia muntah dan kejang kejang." kata yudi
" memangnya mau dibawa kemana yud, sekarang kan puskesmas juga udah tutup, nanti ibu bilang deh ke orangtua evan." kata ibu surti
" ada apa bu." kata evan
" itu nak, yudi mau minta diantar ke puskesmas, bapaknya sakit kejang kejang." kata ibu surti
" iya van, saya mau minta tolong diantar ke puskesmas." kata yudi
" iya sudah saya kerumah pak yudi sekarang." kata evan. Evan, pak budi pun pergi ke rumahnya pak yudi, sesampainya disana memang bapaknya pak yudi sedang kejang kejang dan mulutnya berbusa.
evan memeriksa keadaan pak yadi bapaknya pak yudi.
" pak yadi ini keracunan, tadi dia darimana pak yudi." kata evan
" tadi pagi bapak ke kebun, pas pulang dia muntah muntah lalu kejang." kata pak yudi
" ambil air kelapa hijau pak. Kalau pun dibawa ke puskesmas, sekarang sudah mau tutup, biar saya obati saja." kata evan
" memangnya kamu bisa, dimana kamu belajar mengobati orang." kata pak yudi khawatir
" saya belajar dari buku yang saya baca pak, tenang aja, tolong cepat ambil air kelapa muda." kata evan
pak yudi pun pergi kekebun mengambil kelapa muda, dia pun buru buru kembali lagi, setibanya dirumah dia pun memberikannya ke evan, walaupun dia sedikit ragu tapi memang benar kalau pun dibawa ke puskesmas pasti sudah tutup.
Evan pun menyuruh pak yadi untuk meminum air kelapa, setelah habis 1 gelas pak yadi muntah lagi. Evan pun menyuruh pak yadi minum lagi sampai 3 kali. evan pun menyuruh pak yadi untuk tiduran, evan mengeluarkan jarum akupuntur, lalu menusuknya di titik titik tertentu. Rona wajah pak yadi pun berangsur kembali memerah yang asalnya pucat. 15 menit kemudian evan melepaskan jarum jarum tersebut.
" bagaimana pak sekarang." kata evan
" wah badan bapak enakan sekarang, terimakasih van, ternyata kamu bisa mengobati." kata pak yadi
" tadi bapak makan apa kok bisa keracunan begini." kata evan
" tadi di kebun bapak melihat buah, kelihatan enak karena warna buahnya bagus dan manis jadi bapak makan. Eh habis itu bapak pusing, bapak pulang, bapak muntah setelah itu bapak enggak tau lagi." kata pak yadi
" lain kali jangan sampai sembarangan makan pak ya, bapak sekarang makan bubur dulu, supaya perutnya enggak kaget." kata evan
" iya nak, terimakasih banyak, kamu udah nolong bapak." kata pak yadi
" sama sama pak, kalau begitu saya permisi." kata evan lalu pergi bersama pak budi kembali ke rumah pak braja
" kok sudah pulang lagi, memangnya puskesmas dekat." kata ibu marni
" enggak dibawa ke puskesmas bu, tadi udah aku obati." kata evan
" memangnya kamu bisa mengobati orang." kata ibu marni
" iya bu, den evan tadi mengobati orang itu, sekarang sudah sembuh." kata pak budi
" iya bu, evan bisa mengobati, ibu dan bapak kalau sakit suka diobati dia." kata ibu surti
" darimana kamu belajar nak." kata ibu marni. Evan pun menceritakan darimana asal mula dia bisa mengobati orang dan bisa ilmu kanuragan. Ibu marni, ella dan pak budi pun mendengarkan cerita evan.
" wah kak evan hebat, nanti kalau aku sakit obati ya kak." kata ella
" iya dik, nanti ibu juga harus diobati karena ibu kurang istirahat ada penggumpalan darah sehingga darah enggak lancar. Ibu suka sakit kepala kan." kata evan
" iya, ibu kurang istirahat karena ibu terus memikirkan keberadaan kamu nak." kata ibu marni
" iya udah biar aku obati saja sekarang, biar ibu sehat." kata evan, lalu menyuruh ibunya masuk kekamar. Evan pun mulai mengobati ibunya dengan menusuk titik titik akupuntur, hanya 10 menit evan mencabut kembali jarum jarum tersebut, ibu marni pun merasakan tubuhnya menjadi lebih enteng dan segar.
