Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 4 - Ke Rumah Pak Kades
Ara pulang ke rumahnya dengan berlarian yang membuat ibunya keheranan.
"Ada apa?" tanya Megan.
"Ketemu orang aneh, sampai merinding," jawab Ara sambil menunjuk bulu halus di tangannya yang berdiri.
"Apa anak gadis ibu mandi di telaga lagi? Kan ibu sudah bilang jangan mandi di sana," Megan jadi mengomel.
"Ini sudah kena karmanya karena tidak menurut kata ibu," ucap Ara menyesal.
Megan tidak mau membahasnya lebih jauh lagi, dia tahu kalau Ara sebenarnya anak penurut.
"Coba lihat ibu baru beli make up keluaran terbaru, ayo kita review dan buat videonya," ajak Megan yang ingin membuat konten.
"Baiklah tapi adik belum pulang sekolah?" tanya Ara yang merindukan adiknya -- Agam.
"Agam dijemput ayahmu pasti diajak berkeliling lokasi kebun sawit dulu," jawab Megan.
"Lokasi kebun sawitnya kan jauh, Bu," Ara jadi kasihan pada adiknya.
"Besok kan hari minggu jadi Agam tidak sekolah," balas Megan sambil mempersiapkan keperluan untuk membuat konten kecantikan.
"Kalau begitu, aku ganti baju dulu," Ara pergi ke kamarnya dan ingin mengganti bajunya yang setengah basah.
Saat membuka baju, dia jadi teringat Zester yang mengintipnya mandi di telaga.
"Ish, aku tidak akan mandi di telaga lagi kalau pun aku mandi di sana, aku harus memakai baju renang yang tertutup," ucap Ara tidak mau mengulang kesalahan yang sama.
Sementara Zester terus mondar mandir tidak jelas karena menunggu kabar dari asistennya. Dia tidak akan bisa tidur tenang kalau bertemu Ara lagi.
Dan yang paling penting, jangan sampai mommy atau calon istrinya tahu tentang ini.
"Tuan..." panggil asisten Mike ketika masuk ke rumah yang ditinggali oleh tuannya selama di kampung.
Zester buru-buru keluar dari kamarnya dan ingin mendengar laporan dari Mike.
"Gadis dengan ciri-ciri yang Anda sebutkan itu sepertinya anak kepala desa di kampung ini," lapor asisten Mike.
"Kepala desa idolamu itu?" tanya Zester memastikan.
"Iya benar, Tuan," asisten Mike membuka ponselnya dan memperlihatkan foto Theo bersama keluarganya. "Apa ini gadisnya?"
Zester melihat foto keluarga itu dengan seksama dan benar saja ada Ara yang dirangkul oleh sang ayah.
Pantas saja Ara cantik spek bidadari, ternyata gadis itu anak dari pasangan artis.
"Iya ini orangnya," ucap Zester kemudian.
"Kalau Tuan ingin bertemu dengan gadis itu artinya tinggal pergi saja ke rumah pak kades," asisten Mike mencoba memberi solusi.
Memang benar, Zester tidak mau menunda lagi, malam itu dia bersiap-siap ingin pergi ke rumah kepala desa untuk bertemu dengan Ara lagi.
Zester mempersiapkan diri dengan memakai jas formal dengan jam tangan dan sepatu mahal bernilai ratusan juta.
Tak lupa lelaki itu menyemprotkan parfum limited edition miliknya.
Setelah terlihat tampan dan kaya, Zester dengan percaya diri pergi ke rumah kepala desa. Dia memakai mobil merek Zesla keluaran terbarunya dengan asisten Mike yang menyetir mobil.
Saat sampai asisten Mike membukakan pintu dan Zester turun dengan gaya angkuh seperti biasa.
"Kita akan bertemu lagi gadis manis," ucap Zester tidak sabar bertemu dengan Ara.
Asisten Mike memencet bel rumah dan menunggu di bukakan pintu.
"Selamat malam," ucap asisten Mike ketika pintu terbuka.
Pada saat itu, kepala desa sendiri yang membukanya.
"Loh," Theo merasa tidak asing dengan wajah asisten Mike. "Tanda tangannya kurang?"
"Bukan itu pak kades tapi bos saya mau bertemu," jawab asisten Mike.
"Mau minta tanda tangan juga?"
"Tidak tapi bos saya ingin bertemu dengan anak pak kades,"
"Anakku yang mana?"
"Anak gadis pak kades,"
Theo mengerutkan keningnya, dia jadi penasaran lalu meminta orang itu bicara sendiri padanya.
"Ini bos saya, namanya Zester Schweinsteiger," ucap asisten Mike ketika bosnya datang.
Zester berdehem dan memberikan kartu namanya. "Pasti pak kades tidak asing dengan nama perusahaan saya!"
"Jadi, kau siapanya anak gadisku?" tanya Theo penuh selidik. Dia melempar kartu nama itu karena Theo tidak menilai seseorang dari jumlah kekayaannya.
"Sepertinya putriku tidak mempunyai teman bule dengan nama melilit lidah sepertimu!"
signature bukan sih?