"Semenjak kehadiran nya, semua jadi berubah. adik iparku dia menaruh hati pada suami ku, semenjak iparku datang ke kehidupan rumah tangga ku, semuanya kini berubah. dari bunga yang mekar kini menjadi bunga layu yang berjatuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni Ashara Silalahi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28. Berbincang-bincang.
Alexsa pun kini memutuskan untuk berjalan sedikit sampai menuju di simpang jalan, yang di mana taxi berlalu lalang untuk lewat dari rute nya. Tidak semua jalanan bisa di lalui taxi, apa lagi di saat jam seperti ini.
Brakkk. "Akh, tolong....!" teriak nya. Saat seorang pria misterius menabraknya dengan sepeda motornya, dan membuat tubuh mungil wanita itu terhempas. Dan dengan cepatnya pria itu langsung mengambil semua barang-barang milik Alexsa. Motor yang di kendalikan pria itupun kini sudah melaju dengan kecepatan tinggi.
Akh.. "Lututku dan kakiku berdarah!" saat atensi matanya menatap ke arah kaki mulusnya, di mana terdapat luka goresan yang di akibatkan terjatuh ke aspal dan pergelangan kaki yang mengalami terkilir.
Awww. "Sebaiknya aku menghubungi ka Glen!" dengan cepat tangan nya pun langsung meraih ponsel miliknya yang ada di dalam tas jinjing yang di kenakan nya, pencuri itu hanya mengambil semua barang-barang yang di beli oleh Alexsa.
Selang beberapa menit kini mobil sport milik seorang pemuda tampan sudah berhenti di depan wanita yang masih meringis kesakitan, dengan tatapan aneh beberapa para pejalan kaki.
Di gendongnya gadis itu, untuk masuk ke dalam mobil. Karena bagian pergelangan kakinya yang sudah sedikit membengkak, akibat heals yang di gunakan tidak seimbang dan mengakibatkan pergelangan kakinya terkilir saat terjatuh tadi.
"Kenapa bisa terjadi?" tanya Glen. Dengan raut wajah sedikit panik.
"Tadi aku belanja barang-barang terbaru ka! Tetapi saat aku ingin menunggu taxi yang lewat, ada pengendara motor yang mengenakan pakaian yang sangat tertutup, dengan cepat dia langsung menyerempet ku dan mengambil semua barang-barang yang aku beli!. Jelasnya. Sembari mengingat kejadian beberapa menit lalu.
"Syukurlah!" ucap asal Glen.
"Apa! Kaka bilang syukur, saat aku terkena bencana dan barang-barang ku di curi?. Kesalnya. Sembari menatap tidak percaya pada pria yang ada di samping nya itu.
"Syukur kau tidak di bunuh oleh pria itu, jika tidak bagaimana aku harus menjelaskan tentangmu pada adik ku Ronal!" jelas Glen. Dan kini mobil pria itu sudah sampai di depan sebuah bangunan apart yang sangat mewah. Di parkirkan nya mobil itu di parkiran yang di buat khusus untuk para penghuni apart.
"Apa kau bisa berjalan?" tanya Glen.
Awww. "Kakiku sakit ka! Apa kaka tega membiarkan aku berjalan ke apart dengan keadaan seperti ini?" ucap Alexsa dengan suara yang di buat semanja mungkin. Agar pria itu mau menggendong dirinya untuk masuk ke dalam apart.
"Baiklah!" ucap Glen. Dan ingin menggendong tubuh mungil adik iparnya itu.
"Tuan, apa saya bisa membantu anda?" tanya salah seorang pria misterius yang menggunakan topi dan masker.
"Maksud anda apa?" tanya heran Glen.
"Di ujung sana, rekan kerja tuan sedang menunggu anda! Sebaiknya tuan temui dia, urusan nona ini serahkan saja pada saya tuan." pinta pria itu.
Glen yang mengikuti arah tunjuk pria itu, yang di mana tuan Narendra William sedang menunggu dirinya di depan mobil mewah milik nya.
"Baiklah, aku akan menemui tuan besar! Dan kau tolong antarkan wanita itu ke dalam apart miliknya!". Pinta Glen. Dan langsung berjalan cepat untuk menemui bos besar nya itu.
"Ayo!" ucap pria misterius itu. Lalu menggendong tubuh mungil Alexsa yang sudah menatap nya kesal di kursi penumpang. Di bawanya wanita itu masuk ke dalam apart yang sudah di sewa Glen untuk wanita itu.
"Selamat bertemu kembali nona Alexsa! Sebaiknya aku harus berhati-hati dengan wanita licik seperti dirimu." setelah mengatakan itu, pria misterius itupun langsung pergi meninggalkan apar milik Alexsa, dengan berjalan cepat.
"Alexsa, yang sempat terkejut dengan penuturan pria itu hanya bisa diam saja! Karena takut akan pria bertubuh kekar itu.
"Tuan, sejak kapan anda ada di sini?" tanya Glen. Sembari menjabat tangan tuan Narendra William.
"Barusan nak! Oya, di mana Jakson?" tanya tuan Narendra. Yang tidak melihat keberadaan pria itu di sana.
"Oh, itu, dia sudah pindah dari apar ini tuan! Karena ingin memilih apar yang bisa membuatnya nyaman." bohong Glen.
"Apa hubungan kalian baik-baik saja nak?" tanya selidik Narendra. Yang sangat mengenal ke dua pemuda itu.
"Sebenar nya, Jakson sedang mengurus adik angkatnya! Karena beberapa hari ini dia baru saja mengadopsi tiga anak kecil yang sangat membutuhkan sosok ayah, jadi Jakson meminta agar dirinya menjadi kaka bagi ke tiga anak itu tuan." jelas Glen.
"Ke mana orang tua anak itu?" tanya Narendra.
"Sebaiknya kita masuk dulu tuan, di sini cuacanya sangat panas! Bagai mana kalau kita ke kantin saja tuan!". Ajak Glen. Sembari mengikuti langkah pria parubaya itu, yang membawanya menuju sebuah lobi apart, dan masuk ke dalam sebuah restauran mewah yang ada di situ.
Semua para pelayan yang sangat mengenal tuan Narendra William, langsung memberikan hormat.
"Selamat siang tuan besar dan tuan muda!" sapa seorang pelayan. Yang sedang memegang sebuah buku menu yang ada di restauran itu.
"Silahkan di lihat dulu tuan!" sembari menyerahkan buku menu kepada kedua pria tampan itu.
"Kami hanya ingin memesan Coffee saja!" jelas tuan Narendra.
"Baik tuan, silahkan di tunggu sebentar!" jelas pelayan itu. Dan berlalu pergi menuju meja bartender, di mana barista yang siap menyajikan coffe pesanan para pengunjung.
"Silahkan di nikmati tuan!" ucap pelayan itu. Sembari meletakkan dua gelas coffe di meja yang di tempati ke dua pria itu. Setelah itu pelayan itupun meminta izin untuk kembali melayani pengunjung lain nya.
Setelah memesan beberapa coffe, Glen pun melanjutkan pertanyaan yang di berikan pria parubaya itu.
"Ayah, dari Harlen sudah meninggal sejak lama! Dan kini hanya nyonya Great lah yang menemani mereka, tetapi nyonya Great mengalami penyakit yang sangat bahaya tuan! Sehingga membuat Jakson ingin mengadopsi ke tiga anak itu, dan melanjutkan pendidikan mereka di sekolah yang ada dekat dengan apart milik mereka." jelas Glen.
Tuan William yang mendengar penuturan pria muda, tampan, kaya, pintar dan jenius itu hanya menjawab ber'oh'ria saja.
"Bagaimana dengan perkembangan proyek baru mu, 'Nak?" tanya penasaran tuan Narendra.
"Baik tua--
"Panggil aku om!" jelas Narendra. Yang sangat tidak menyukai jika dirinya di panggil tuan, oleh pemuda yang sudah di anggap seperti anak dan keponakan nya itu.
"Baiklah om! Semua proyek yang kami tangani saat ini sudah terbangun setengah, dan masih ada beberapa lagi yang harus kami tangani secara langsung! Apa lagi waktunya yang di butuhkan sangatlah cepat." jelas Glen. Sembari menyeruput Coffee pesanan nya dan tuan Narendra William.