NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

aku tertegun menatap wanita yang berdiri tepat di hadapanku saat ini. sesekali aku menelan ludah kuno menghalau rasa ketegangan yang kurasakan saat ini.

"siapa sayang?"tiba-tiba Kevin muncul dari arah dalam rumah.

"hujan mbak, ayo masuk!"

wanita ini menarik lenganku aku yang masih kebingungan, tak bisa menolak ajakannya. udara di luar memang begitu dingin, sampai membuat tubuhku menggigil.

"ambilin handuk dong sayang, kasihan mbaknya kehujanan"

Kevin menurut, iya beranjak ke arah belakang dan kembali seraya membawa handuk di bahunya, kemudian hantu itu ya berikan kepada wanita itu.

"kayaknya Kita pernah ketemu deh,"ujar wanita itu kemudian. iya, masih segar di ingatanku wanita ini yang pernah kutemui di warung Bu Nilam tempo hari. tak lama wanita itu menyerahkan handuk itu kepadaku.

"sebentar ya, aku buat minum dulu"

"nggak usah sayang biar aku aja"minta Kevin yang ditanggapi anggukan wanita itu. dadaku semakin sesak melihat interaksi keduanya. pantas saja kita selalu meminta kau keluar dari rumahnya saat dari 3 sore. mungkin ini alasannya.

"jadi Mbak ini yang kemarin aku ceritain ujar Kevin. sontak kevin berkerut menanggapi ucapannya.

"Oalah makasih ya Mbak, sudah membantu suami saya beres-beres rumah. Mbak ke sini mau ambil lupa ya. sebentar ya saya ambil dulu dompetnya di kamar"wanita yang perutnya sudah membuncit itu bangkit dari sofa, kemudian ia beranjak ke arah kamar. kesempatan ini saya siapkan namun Kevin yang mendekatiku lebih.

"ini jam berapa ha? kenapa kau kemari?"Santa Kevin dengan suara setengah berbisik.

"siapa dia mas?"

"itu bukan urusanmu"

"jelas menjadi urusanku sekarang. siapa?"

"cepat pulang akan aku jelaskan besok!"

sorot mata tajam yang diberikan Kevin bak pisau tajam yang mengurus jantungku. sakit dan nyeri, sudah bisa aku simpulkan dari cara mereka berinteraksi dan sapaan sayang dari keduanya. aku tak terlalu bodoh untuk memahami keadaan ini.

"Dina aku mohon. segera pulang, dan jangan kemari lagi jika aku tak memintanya"kali ini Kevin menatapku dengan sendu. tatapan sayu yang mengubah, namun hatiku sudah terlanjur nyeri akan keadaan ini.

"siapa Yulia? kenapa dia bisa mengetahui tentang hubungan kita mas?"

"besok, aku janji akan menjelaskan semuanya. tapi, untuk saat ini aku mohon pulanglah. kau tak mau kan kita berdua sama-sama hancur?

Kevin meraih telapak tanganku sayang mengusapnya pelan. berlakunya yang seperti ini mampu meredam semua emosiku.

"aku mohon, bisiknya lagi. ubahlah ucapannya kemudian menggangguk. tak lama wanita itu pun muncul sembari menentang tas tangan. beruntung Kevin sudah berpindah ke tempat duduknya yang semula. sedetik kemudian aku bisa menahan diri dan melanjutkan skenario yang dibuat Kevin. entahlah, yang jelas aku hanya menuruti alur yang ciptakan.

"sebenarnya, Mbak ini memang buruk lepas atau memang tak sengaja bertemu dengan suami saya?"

"buru lepas, ucapku.

"nggak sengaja bertemu!"ucap Kevin.

aku dan Kevin menjawab bersamaan, namun sayang jawaban kamu perlu berbeda. dan hal itu membawakan wanita itu bertaut.

"maksudnya, Saya memang buruh lepas. setiap hari sengaja keliling buat nyari kerjaan. kebetulan, kemarin bertemu dengan suami Mbak.

"oh ya mas karena lanjutin masaknya. aku udah laper, biar mbaknya ikut makan sama kita"

"iya, tapi---"

"sana!"

Kevin menuruti perintah istrinya, namun belum sebelum benar-benar pergi, ia memberi kode agar aku segera keluar.

"Saya langsung pulang aja ya mbak!"

"loh nggak usah buru-buru, Kita aja belum kenalan. saya Sarah istrinya Kevin"

"saya Dina, aku meraih uluran tangan dari Sarah. entah kenapa rasanya semakin tak enak berada di rumah ini.

"bagaimana Kevin?"

"hah hah?"

"maksud saya, kamu masih mau bekerja di sini kan? kebetulan, Saya memang mencari asisten rumah tangga kalau nanti saya resign kerja. itupun kalau suami saya mau mencari kerja.eh, maaf saya jadi curhat. maklumlah...."

cara mencadangkan tubuhnya ke dekatku, suami saya pengangguran bisiknya"

Deg

kenapa Saras akan mengucapkan seperti itu. padahal, meskipun pengangguran yang aku tahu Kevin orang yang berada. bahkan isi saldo atm-nya yang ia berikan kepadaku, jumlahnya sangat banyak.

tapi kalau memang demikian, kenapa Sarah masih bekerja. dan perbincangannya dengan Bu Nilam tempo hari, menandakan kalau ia yang menjadi tulang punggung keluarga.

"atau jangan-jangan Kevin memang tak mau menjalankan kewajibannya kepada wanita ini, bisa saja. bukan hanya nafkah lahir namun nafkah batin juga. selama ini yang kurasakan, Kevin benar-benar layaknya laki-laki yang haus akan belaian"

"Mbak Dina? kok senyum-senyum sendiri?"

"eh maaf Mbak, saya jadi ingat sama anak di rumah, janji mau beliin sesuatu kalau dapat upah"kataku berbohong. jelas saja aku tersenyum. karena selama ini aku yang diistimewakan oleh Kevin. kalau memang tak terjadi sesuatu dengan pernikahan mereka berdua, mana mungkin Kevin minta aku menjadi teman penguasa hasratnya.

aku masih ingat awal perjumpaan kita berdua, bahwa Kevin mampu membeli wanita yang dia mau dengan uangnya, bukan mencari wanita sepertiku. kalau bukan cinta lantas apa alasannya.

"ya udah ini upahnya, nanti kalau saya jadi butuh tenaga kerja, mbak aja yang ke sini. itupun kalau Kevin yang meminta, soalnya biasanya pekerjaan rumah deh handle"

"iya Mbak Sarah saya siap"

"kalau begitu, bisa saya minta nomor teleponnya. biar gampang hubungannya"

"em,anu...boleh"

berhubung aku lupa dengan nomor ponselku, kuambil ponsel yang ada dalam saku daster, kemudian menyebutkan beberapa digit angka. saran nampak menyimak, sesekali tersenyum kepadaku. perbincangan itu pun selesai. karena aku berpamitan pulang, meskipun aku belum dapat penjelasan dari Kevin, kamu setidaknya aku sudah menemukan titik terang dari masalah ini.

...****************...

POV Budi

kejadian tadi malam menyisakan kebisuan di rumah ini. Dina memutuskan mengurung duri di kamar sejak Yulia pulang. semua rasa berbaur menjadi satu. saat hubunganku dengan Dina merenggang, tadinya aku sudah pasrah dengan kenyataan, sejauh mana pun aku berusaha menghindari Yulia namun tetap saja keadaan selalu memposisikan ku dekat dengan dirinya.

tapi, melihat sikap bina yang marah waktu itu, semangatku bertambah dua kali lipat. itu artinya, iya masih mencintaiku sebagai suaminya, hanya keadaan saja membuat sumbangan kami renggang. meski tak dipungkiri ada sesuatu yang belum aku ketahui nantinya. apapun itu, aku akan tetap mempertahankan keluargaku.

pagi ini aku berpamitan kepada Dina 😭, tujuanku kali ini adalah mencari Rudi, teman yang waktu itu menawarkan pekerjaan. aku sengaja bertandang ke rumahnya si pagi ini, supaya bisa bertemu denganmu.

"Rud kamu masih kerja?"pergi kau saat tiba di rumahnya. Rudi nampak salah tingkah, ternak yang memakai kembali seragam kerja yang dipikir katanya sudah gulung tikar.

I-ikbal?"

Rudi menggusa rambut di kepalanya kemudian ia mengajakku masuk ke dalam rumah. sejenak aku tertegun dengan keadaan ini. Dika Rudi masih bekerja, kenapa aku diberhentikan padahal statusku sudah karyawan tetap.

"Budi, sebelumnya saya minta maaf. apapun yang terjadi, saya mohon kamu jangan membenci saya"tutur Rudi pelan.

"sebenarnya apa yang terjadi rud?

kenapa saya diberhentikan sedangkan kamu masih bekerja di sana? terus uang untuk melamar kerja saat itu ke mana hah? kamu tahu gara-gara kejadian ini, rumah tangga saya hampir saja hancur!"

"sabar bud. sebenarnya sejak dulu saya ingin memberitahu semua ini, hanya waktunya saja kurang tepat. uang kamu masih aman Saya masih simpan. kamu mau ambil sekarang?"

"cerita!"

akhirnya Rudi pun menceritakan duduk perkara yang sebenarnya. aku hanya mengalah nafas berkali-kali. kejadian yang sebenarnya bukan aku yang mendapat PHK melainkan aku yang mengundurkan diri. aku jadi ingat, sebelum kena PHK, 3 hari berturut-turut aku mengalami kejadian naas. bisa jadi, memang sudah direncanakan dan Rudi terlibat.

"saya aku ini semua adalah kesalahan saya Budi, soalnya saya nggak ada pilihan lain. kalau nggak buat kamu keluar dari perusahaan. saya yang harus keluar mana istriku lagi hamil besar"

darahku seketika mendidih mendengar tuturan Rudi, ini rasanya aku melayangkan bogem mentah kepadanya. apa iya tak memikirkan kadar rumah tanggaku. sudah menjadi pengangguran, sisa uang pesangon pun harus hilang begitu beberapa bulan aku hidup terlunta-lunta sampai membuat Dina mempunyai banyak hutang.

"Budi saya mohon maafkan saya"

"puas kamu? sampai hati membuat surat pengunduran diri palsu hanya agar kamu bisa tetap menjadi karyawan di sana ha?"

"nggak Budi saya hanya menuruti perintah"

"perintah?'

"lebih jelasnya, mending kamu temui pak Ridwan. soalnya dia yang menyuruhku"

tanpa basa-basi akhirnya aku bergegas untuk menemui pak Ridwan. ini sudah keterlaluan namanya. Dia seorang personalia, apa urusannya sampai hati berbuat tindakan sekeji ini. meskipun uangku dikembalikan oleh Rudi, namun masalah ini belum selesai. aku harus membereskannya sampai tuntas. apalagi pak Ridwan aku harus membuat perhitungan dengan laki-laki tua itu.

dari kediaman Rudi, aku langsung bertolak langsung menemui pak Ridwan, biasanya ayah berangkat siang hari.sekarang baru jam 08.00 pagi, kemungkinan lelaki itu masih di rumahnya. saat hendak memasuki komplek perumahannya, aku berpapasan dengan mobil pak Ridwan, iya pun terlihat memberi salam kepada security yang berjaga. pernah mobilnya sudah berlalu aku minta tukang ojek untuk mengikuti mobil pak Ridwan yang ternyata bukan ke arah pabrik melainkan sebuah hotel.

"untuk apa dia se pagi ini ke hotel?"tanyaku dalam hati.

setelah melihat mobil miliknya masuk ke parkiran, aku pun langsung memberhentikan tukang ojek yang ku tumpangi, namun saat hendak menghampirinya aku melihat pak Ridwan datang seorang wanita cantik yang usianya mungkin masih sangat belia. iya masih belum menyadari keberadaanku, sehingga aku memilih menuntutnya lagi.

kami pun memasuki lobby hotel, sepertinya ia sudah memesan kamar terlebih dahulu. aku mengikutinya dari arah belakang tapi sebisa mungkin tetap menjaga jarak.

"habis ini aku mau langsung ke mall ya sayang"ucap gadis muda itu seraya bergelar manja kepada pak Ridwan.

"tapi sendirian aja, Saya mau langsung ke kantor. kamu kalau saya di rumah jangan suka telepon-telepon dong, nanti bisa dicurigai sama ibunya anak-anak"

"habisnya lama banget tahu, janji ketemuan jam 08.00 pagi. ini lihat jam 09.00, aku kan takut ketahuan bolos"

rasanya sangat pas sekali, aku langsung mendapatkan kartu as-nya. kami berjalan beriringan kemudian masuk ke dalam lift.

"ekhemmm..."

pak Ridwan nampak terkejut saat melihatku ada di sampingnya, tangan gadis cantik yang semula melingkar di pinggangnya langsung ia tepis.

"kantornya sekarang pindah ya pak?"

"i iya, Saya mau ada janji ketemu, Kamu ngapain di sini?"

"janji temu? dengan gadis ini?"

"Bu -bukanlah ini urusan kerjaan"

pintu lift terbuka, pak Ridwan sudah melangkahkan kakinya ke arah luar lift.

"sepertinya kalau Bu Ridwan tahu percakapan sebelum masuk klip bakalan seru"

"Budi?"

"Saya tunggu di restoran bawah. kalau tidak ingin rekaman percakapan kalian, serta foto kalian saat bermesraan di lobi sampai ke tangan Bu Ridwan"

belum pintu lift tertutup, aku bisa melihat jelas kedua pola mata pak Ridwan membulat sempurna.

...****************...

aku memilih tempat duduk di sebelah pojok, kebetulan restoran dekatku.

"Saya hanya meneruskan permainan bapak, silakan duduk, tak enak dilihatnya ngobrol sambil berdiri"

"apa maumu?"tanya pak Ridwan tanpa basa-basi.

"siapa yang membuat skandal pemberhentian saya?"

"masalah itu, Saya hanya mendapat penawaran bisnis"

"dari?"

"namanya Yulia,pemilik tempat supaya menjadi langganan saya. Saya tidak tahu menawa alasan kenapa Bu Yulia menginginkan kamu di depan dari perusahaan. Budi, tolong jaga rahasia ini. kamu tinggal bilang berapa yang kamu agar kejadian ini tak ada yang mengetahui"

sudah kuduga dari awal, dalang dari semua ini ada Yulia. dia memang wanita keras kepala dan licik. sampai hati tindakannya sejauh ini, jika pemberhentianku dari pabrik adalah ulahnya. bisa jadi semua kejadian akhir-akhir ini juga ada perbuatan Yulia.

" Budi?"

lamunanku seketika buyar saat mendengar suara pak Ridwan.

"cepat berapa? kalau kamu hanya ingin tahu soal itu, sudah saya jelaskan. kalau mau mencari tahu siapa Bu Julia, datang saja ke tempat spa"

"ya sudah Saya rasa cukup"

"rahasia ini?"

"Saya yakin bapak paham dengan harga rahasia yang harus saya jaga'

"Oke saya transfer ke rekening saat ini juga. 5 juta cukup kan?"sangat cukup bahkan untuk rekaman dan foto yang tak pernah kuambil.

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!