ILMU HITAM

Untuk beberapa hari kemudian, Neng Ana selalu diam-diam mengikuti Canaya . Dia ingin memastikan, seperti apa botol minuman yang dimaksud oleh Madam.

Rupanya benar, Canaya hanya membawa satu botol minuman yang tidak pernah berganti bentuk serta warna. Neng Ana membidikkan camera sebagai contoh untuk membeli botol yang sama.

Setelah ia mendapatkan botol minuman yang sama persis, Neng Ana mencari satu orang yang bisa disogok untuk melakukan pekerjaan ini.

Tidak mungkin jika dirinya yang melakukannya sendiri. Bisa-bisa ketahuan. Tak lupa pula, Neng Ana memberi tahu kepada Madam melalui telepon, jika dia sudah menyiapkan semuanya.

" Jangan lupa, tambahkan bawang putih ke dalam minuman pengganti. Tanpa campuran apapun, dan tidak dimasak. Hanya bawang putih saja, setelah kau yakin dia meminum nya. Maka kau bisa melenyapkan dia"

Neng Ana terpaku, kalimat terakhir membuat nya memiliki rencana lain.

>>>

Canaya dan Loli sangat serius mengikuti mata kuliah. Dosen pengajar pun begitu asyik dalam menjelaskan kurikulum. Sehingga para mahasiswa tidak bosen menyimak penjelasan.

Tanpa Canaya sadari, seorang siswi yang duduk di belakangnya telah menukar botol minuman nya. Kebetulan Canaya menggantung tasnya di kursi belakang punggung nya. Supaya tidak menggangu atau menyamankan ketika dia menulis.

Beberapa jam kemudian, jam pelajaran pun usai. Canaya dan Loli segera pulang, karena ini adalah mata kuliah terakhir.

Sembari mengemudi, Canaya mengambil botol minuman nya kemudian menenggak isinya.

CIIIIIT

Loli terkejut tiba-tiba Canaya menginjak rem secara mengejutkan. Dan membanting setir ke bahu jalan.

" Ada apa Nay?"

Canaya tidak menjawab, ia langsung membuang botol minuman nya. Wajahnya mendadak pucat.

Meskipun hanya sedikit air yang masuk, tapi jika mengandung bawang putih. Maka akan langsung bereaksi.

" Nay, kamu sakit ?"

Canaya menggeleng, nafasnya mulai terasa berat. Hanya darah yang bisa menyembuhkan nya. Tapi, dimana dia bisa mendapatkan darah?

" Lol... Tolong.. Bawa aku... KE Rumah Sakit. Aku butuh transfusi darah "

Loli mengangguk setuju, ia segera membuka pintu. Tak disangka ada seorang pria muncul, mendorong Loli kembali masuk ke dalam mobil.

" Kalian siapa?". Teriak Loli , belum sempat mendengar jawaban. Tiba-tiba laki-laki itu menyumpal mulut Loli dengan sapu tangan.

Loli berontak, namun sapu tangan itu ternyata mengandung obat bius. Sehingga Loli tidak sadarkan diri.

Canaya yang sangat lemah berusaha keluar. Rupanya ada laki-laki lain muncul menghalangi Canaya .

Meskipun tidak berdaya, Canaya masih bisa melawan. Dia menendang alat vital pria itu, lalu kabur.

Pria itu meringis kesakitan sambil memegang senjata nya.

" Cepat kejar perempuan itu " Ucapnya sambil menahan sakit.

Laki-laki yang sudah selesai mengurus Loli segera mengejar Canaya . Temannya pun menyusul meskipun masih kesakitan.

Canaya melihat satu Musholla, dia langsung masuk ke dalam. Canaya berpikir di Mushola pasti ada orang yang bisa ia mintai tolong.

Tapi rupanya Musholla itu kosong, maklum ini sudah habis dhuhur. Jadi memang sepi.

Tidak mungkin Canaya bersembunyi di mushola yang luas ini. Sehingga Canaya berusaha masuk ke dalam toilet pria. Menurut nya jika dia bersembunyi di toilet wanita, pasti sangat mudah ditebak. Jadi dia masuk ke dalam toilet pria.

Diluar dugaan, ada Gus Syaif yang sedang buang air kecil. Sontak laki-laki itu kaget melihat Canaya di sana.

" Ngapain kamu disini ?" Teriak nya.

Canaya langsung menutup mulut Gus Syaif , dia tidak sadar jika Gus Syaif belum menarik resleting celana nya.

Suara Gus Syaif menggema dan di dengar oleh dua penjahat itu. Mereka langsung pergi ke toilet pria.

Sadar dicurigai, Canaya menarik Gus Syaif masuk ke dalam ruang buang air besar. Kemudian menutup pintu.

Dua penjahat terus memeriksa satu persatu ruang buang air besar. Hingga sampai di tempat keberadaan Gus Syaif dan Canaya .

Cepat Canaya naik ke atas WC, supaya kakinya tidak terlihat.

Para penjahat sudah bisa menebak jika Canaya berada di dalam kamar yang tidak bisa dibuka itu. Mereka berusaha mengetuk pintu dan mendorong nya.

Canaya memberi kode supaya Gus Syaif bersuara, tapi Gus Syaif menolak. Dia tidak ingin ikut campur, karena perkiraan nya Canaya pasti membuat masalah.

Lagian dia juga kesal dengan kelancangan Canaya .

Terpaksa Canaya meremas burung yang masih diluar sangkar, sontak Gus Syaif melotot. Canaya sekali lagi memberi kode supaya bersuara. Akhirnya Gus Syaif setuju.

" Apa Oy!!!" Teriak Gus Syaif , untuk mendukung keadaan supaya tidak dicurigai. Canaya terpaksa melepaskan gas dalam perut nya dengan keras. Reflek Gus Syaif menutup hidung.

Para penjahat yang mendengar jadi jijik juga, mereka terpaksa keluar dari dalam toilet. Dan kembali mencari Canaya .

Canaya menghela nafas lega, tangan nya masih mengepal burung yang mulai mengeras. Gus Syaif sendiri tidak bisa berbuat banyak, tubuhnya panas dingin dibuat oleh Canaya .

" Tolong... Tolong.. Bawa aku.. Ke rumah sakit... Aku butuh.. Transfusi darah "

Gus Syaif terpaku, dia baru sadar jika Canaya pucat sekali.

Tiba-tiba Canaya ambruk, Gus Syaif reflek memeluk nya. Tubuh Canaya sangat dingin sekali, seperti mayat hidup.

Dengan susah payah Gus Syaif menarik resleting celana nya dalam keadaan memeluk Canaya . Setelah itu ia menggendong Canaya dengan gaya bridal style keluar dari toilet.

***

" Gimana sih? Mencari perempuan lemah seperti itu saja tidak becus !!" Neng Ana marah sekali mendengar laporan dari orang suruhannya melalui telepon.

" Kami kehilangan jejak, dia menghilang seperti ditelan bumi "

" Aku tidak mau tahu, cepat cari sampai dapat !! Kalau tidak, aku nggak mau membayar upah yang sudah dijanjikan "

" Oh begitu rupanya, baiklah !! Kami akan langsung ke kantor polisi untuk melaporkan mu"

Neng Ana membeliak lebar, tentu dia tidak mau jika harus mendekam di penjara.

" Masuk penjara sudah biasa bagi kami, tapi kalau kamu? Tentu ini pengalaman pertama bukan ?" Lanjut mereka mengancam Neng Ana .

" Ba-baik lah, aku akan segera transfer uang nya"

" Nah gitu dong "

Talian terputus, Neng Ana berteriak melampiaskan amarahnya. Padahal sedikit lagi dia akan berhasil menyingkirkan Canaya .

Neng Ana menyuruh para penjahat untuk menculik Canaya , terserah mau diapain. Yang jelas Canaya harus mati.

Tapi semua gagal, meskipun dalam keadaan lemah. Canaya bisa kabur dari kejaran para penjahat.

Gus Syaif sedikit shock mendengar hasil pemeriksaan Dokter. Canaya kehabisan darah, padahal Gus Syaif tidak melihat ada luka di tubuh Canaya .

Anehnya lagi, meskipun sudah banyak darah yang disuntikkan. Kondisi Canaya tetap sama, dia masih hidup tapi seperti mayat.

Karena tidak memiliki pilihan, akhirnya Gus Syaif menghubungi Arjuna. Dia mengabarkan keadaan Canaya saat itu.

Arjuna langsung menghentikan rapat yang tengah berlangsung, dia segera berlari keluar dan mengemudikan mobilnya sendiri menuju ke rumah sakit.