NovelToon NovelToon
Suami Absurd

Suami Absurd

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Teti Kurniawati

"Entahlah...aku harus berbuat apa dengan pernikahanku? Katanya cinta setengah mati, tapi kenyataannya cinta kita seolah akan mati. Aku tidak merasakan kehangatan yang semestinya. Aku lelah mengemis suamiku. Aku lelah..."

"Bantu aku untuk meraih jawaban untuk masa depan yang mesti kita lakukan. Aku tidak meminta banyak. Hanya ingin dibelai sayang sebagaimana sewajarnya seorang suami pada istri. Aku hanya butuh kamu sebagai teman berbicara ketika aku berkeluh kesah. Dan satu hal lagi yang membuatku jatuh sebagai martabat seorang istri, aku jarang disentuh." Seorang perempuan dengan kulit bersih kini memerah karena sejak sujud dia tergugu menangis. Dia hanya mampu berkeluh kesah pada sang Khalik di setiap sujudnya atas kondisi pernikahan yang sedang dijalaninya sekarang. Ya... sebagai manusia biasa dia pun kini merasa di titik terlemahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teti Kurniawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yess

"Pagi adikku yang tertampan... " Michel mengecup pucuk kepala adiknya. Michel lalu duduk di samping Arsel.

"Pagi." Jawaban yang sangat irit yang biasa keluar dari mulut Arsel.

"Dek.. bisa gak kamu pergi ke kantor gantiin kakak? Kakak gak enak nih.. suami kakak mau pulang ke indo. Jadi kakak harus menyambut dia datang." Pinta Michel dengan wajah penuh harap.

"Mmm." Arsel hanya berdehem. Tandanya dia setuju.

"Muah.. adik kakak memang ganteng dan baik hati." Michel mencium pipi Arsel lalu berdiri dan bersenandung pergi ke kamarnya lagi. Michel sangat senang sekali adiknya mau pengertian menggantikan posisinya di kantor selama suaminya pulang ke Indonesia. Selama ini suami Michel memang bekerja di Singapura. Terpaksa keduanya berhubungan LDR an karena Michel tak bisa mengikuti suaminya pergi kesana karena harus membantu mengurus perusahaan milik keluarganya.

"Kamu kapan sih mau gantiin kakak kamu? Kasihan dia bela-belain kamu berpisah dengan suaminya." Ucap Jacky melihat ke arah Arsel.

"Aku ke kampus dulu. Nanti ke kantor." Arsel langsung berdiri dari meja makan karena seperti biasa Arsel tidak mau mendengarkan penjelasan Jacky yang dirasa sudah banyak mengatur hidupnya. Itulah kenapa dia harus berpisah sejak kecil dari ibunya, Raisya.

"Gak ayah gak anak, sama saja keras kepala." Ucap Jacky mengumpat Arsel.

Pagi ini Arsel pergi ke kampus karena ada jadwal mengajar. Seperti biasa Arsel selalu datang tepat waktu dan begitupun dengan pergi.

Sementara itu Zahira hari ini tidak memakai motornya, dia memilih naik ojeg online biar pulangnya kalau hujan bisa memakai taxi.

"Hai.. Zahira." Ucap Rahma begitu keduanya bertemu di lorong kampus menuju kelasnya. Rahma langsung bergelayut merangkul di bahu Zahira.

"Duh.. ada yang gembira sepertinya?" Reymon yang berjalan di belakang kedua gadis di depannya langsung berkomentar.

Spontan keduanya memutar lehernya menoleh ke belakang.

"Sirik aja lu!" Rahma yang berpenampilan modis, tapi galak itu langsung berkata sinis pada Reymon.

"Sudah.. masih pagi. Mending kalian simpan energi buat menghadapi pelajaran. Bukan buat bertengkar. Gak baik pagi-pagi bertengkar." Ucap Zahira menasehati Rahma dan Reymon.

"Iya bu ustadzah." Ucap Reymon sudah berbeda lagi panggilannya.

Sedangkan Rahma hanya komat-kamit menggerakkan bibirnya mendengar Reymon bicara. Lucu juga sih sebenernya melihat tingkah laku Reymon dan Rahma. Seperti dua saudara yang selalu bertengkar meributkan masalah sepele.

"Kita duduk di belakang yuk!" Ajak Rahma yang masih melihat beberapa bangku yang kosong di area belakang.

"Ayuk." Jawab Zahira menyetujui ajakan Rahma. Keduanya pun duduk berdampingan menempati kursi yang ada di belakang.

"Geser dong!" Ucap Reymon menyuruh seseorang yang sudah duduk dekat Zahira agar pindah ke kursi sebelahnya lagi.

"Apaan sih?" Orang yang disuruh pindah oleh Reymon berdiri dan pindah meski dia mendumel.

"Kamu Rey? Kamu gak boleh mengusir orang yang sudah duduk lebih dulu disitu." Protes Zahira pada Reymon yang kini duduk di sampingnya.

"Masa iya aku nyuruh geser kesana. Kan aku ingin deket kalian." Ucap Reymon entah kenapa bukan gabung dengan mahasiswa lain malah ikut nempel ke Zahira dan Rahma.

"Iya. Tuh cowok sama cowok, bukannya nempel sama cewek." Rahma menyuruh Reymon bergabung dengan para mahasiswa lainnya yang duduk di jajaran depan.

"Iya. Ntar. Sekarang aku lagi pengen deket sama kalian. Nanti kalian gak ada yang jagain gimana?" Reymon mencari alasan yang diada-ada.

"Ih.. Lebay." Ucap Rahma sengit.

Tak lama kemudian kelas langsung senyap begitu Arsel masuk ke dalam kelas. Mereka langsung serius tak ada lagi yang berbicara. Siap mendengarkan materi dari dosen yang mulai digosipkan killer dan cooler itu.

Mata Arsel langsung mengabsen sebelum memulai materi. Dia melihat sekilas pada kursi-kursi yang berada di belakang. Yang dimana disana ada Reymon, Rahma juga Zahira.

"Kenapa mereka selalu kompakan bersama? Kaya perangko saja"

Umpat Arsel sambil mencuri pandang.

Arsel mulai memerhatikan gerak-gerik ketiga mahasiswanya itu. Selain disana ada adiknya yang pura-pura tidak kenal, juga ada gadis bercadar yang kemarin kena hukumannya.

"Waduh.. gawat! Sepertinya pak Arsel sedang melihatku?

Ucap Zahira yang merasa sedang ditatap. Zahira merasa bersalah karena kemarin tidak sempat mengucapkan terimakasih dan pamit, karena panik melihat Baim dan Dani kehujanan berada di luar pagar.

"Pak Arsel kaya lagi natap kita ya?" Bisik Rahma sambil pura-pura menulis.

"Mmm... kayanya kita kena sasaran lagi deh." Ucap Zahira yang feeling nya merasakan aura dingin dari dosennya.

"Pagi ini saya akan menerangkan sekilas materi. Dan sisanya kalian bikin kelompok untuk membuat makalah yang sudah saya buatkan judulnya.

"Zahira.. kamu.. atur pembagian kelompok! Dan tugasnya nanti kamu kumpulkan di meja kerja saya!" Arsel yang berencana menggantikan Michel hanya mengulas materi sedikit. Sisanya biar mahasiswanya belajar mandiri lewat pembuatan makalah berkelompok.

"Tuh kan apa kataku juga! Pasti lagi nyari sasaran." Ucap Zahira berbisik pula mengajak Rahma bicara.

"Mmm baik pak." Ucap Zahira mengiyakan perintah dosennya tanpa penolakan.

Arsel sengaja menyuruh Zahira, karena menurutnya Zahira bisa bertanggungjawab memimpin kelas dan mengatur mahasiswanya. Karena menurutnya Zahira mempunyai kemampuan di atas rata-rata para mahasiswa biasanya.

Zahira pun maju ke depan mengambil catatan yang sudah dibuat Arsel sebelum masuk ke kelas.

"Kamu buat kelompok sesuai abjad saja! Dan ini materi yang harus kalian cari untuk makalahnya. Nanti setelah selesai kumpulkan di meja kerjaku. Di pertemuan berikutnya kalian harus mempresentasikan di depan." Ucap Arsel memberikan kertas-kertas tugas yang harus dilakukan para mahasiswa dan intruksinya pada Zahira.

"Baik pak." Zahira mengiyakan patuh.

"Dan satu lagi, Kalian bertiga tidak boleh satu kelompok!" Arsel tidak mau Reymon, Rahma dan Zahira menjadi satu kelompok.

"Maksudnya pak?" Zahira ingin lebih detail. Karena kalau berdasarkan abjad, Rahma dan Reymon dipastikan satu kelompok karena huruf awalan mereka sama-sama dari huruf R.

"Bukannya temen kamu Rahma dan Reymon? Bikin keduanya terpisah agar berbaur dengan yang lain." Ucap Arsel.

"Oh... Baik." Zahira mengangguk paham. Meski tidak tahu pasti apa tujuan dosennya itu memisahkan mereka.

"Ada yang mau kamu tanyakan sebelum saya pergi dari kelas?" Tanya Arsel.

"Mmm.. untuk sementara tidak." Jawab Zahira belum kepikiran ada yang ingin ditanyakannya.

"Kalau ada yang mau ditanyakan, kamu bisa japri saya. Nomber saya sudah disave kan?" Tanya Arsel penasaran juga pada Zahira karena pesannya tidak dibalas kemarin. Begitupun dengan panggilannya.

"Disave?" Zahira agak bingung.

"Pastinya belum. Pantesan tak dibalas. Mmm..dasar!"

Umpat Arsel sambil melihat Zahira sinis.

"Yang berakhir 98, Itu nomor saya. Makanya kalau ditelpon atau dijapri itu ya dibalas." Ucap Arsel sambil membereskan tasnya.

"Mmm.. maaf Pak. Saya tidak tahu.. Sekalian saya mau mengucapkan terimakasih kasih atas tumpangannya kemarin pak. Dan saya mohon maaf kemarin tidak sempat berpamitan." Ucap Zahira menyampaikan permintaan maafnya pada Arsel tentang kejadian kemarin.

"Mmm.. Saya pergi dulu. Selamat pagi." Arsel berlalu keluar kelas tidak banyak lagi bicara.

"Yess.. " Kompak beberapa orang mengatakan kegembiraan setelah Arsel keluar kelas. Ternyata mereka senang pelajaran dosen kilernya itu tidak lama. Mereka bisa rehat dari ketegangan sementara.

1
Lady Orlin
kan ka arsel mulai2 ke zahira/Tongue/
Lady Orlin
mau juga donk aku sati mobil Ma😆😆
Lady Orlin
kerenn, semangat kak😁
Dody Arif
sdh mampir ya kakak..salam kenal kakak🙏
teti kurniawati: Terima kasih👍🙏
total 1 replies
budi artwork
semangat thor
budi artwork
lanjut thor...
budi artwork
jadi inget zaman kuli
budi artwork
seru
budi artwork
awal yang mengesankan
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
teti kurniawati: oke...
total 1 replies
teti kurniawati
topp markotop
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!