NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Dari Sini, Nona Besar!

Xinyu berlari dan melompat ke atap-atap paviliun untuk menghindari Anggota Wuye yang mulai mengejarnya. Seruan dari orang yang dicuri pelatnya tadi sudah mengundang begitu banyak Wuye Kelas Tiga untuk membantu mengejarnya juga.

"Sial." Xinyu mendengus, dia mendarat di halaman luas, lalu memasuki lorong kecil antara Paviliun Kelas Tiga dan Paviliun Pembuat Ranjau.

Lalu mendadak seseorang menariknya ke dalam lorong kecil yang gelap gulita. Xinyu memberontak, dia mencoba menyerang dan nyaris saja mengeluarkan pedang Linghuo-nya.

"Nona Besar."

Xinyu membeku seketika. Dia berkedip, lalu menurunkan tangannya dan mencoba mengatur napas dengan lebih baik.

"Nona Besar, aku Xianwei."

"Kita harus pergi dari sini terlebih dahulu, Xianwei. Aku memiliki banyak sekali pertanyaan yang harus kamu jawab." Xinyu hendak menyeret tangan Xianwei keluar dari lorong persembunyian itu, dia tidak terkejut bertemu Xianwei di sini.

"Tempat ini aman, Nona Besar. Jika ada yang perlu dibicarakan, bicarakan saja di sini."

Xinyu menghela napas pelan, "Kenapa kamu ada di sini, Xianwei?"

Xianwei terkekeh, "Tidak mungkin kamu menanyakan itu padaku, Nona Besar. Aku juga tidak perlu bertanya kenapa kamu bisa berada di sini, kita sama-sama sudah mengetahui jawabannya."

Xinyu memegang kedua tangan Xianwei, "Xianwei, kamu sangat setia kepada orang tuaku, kamu adalah orang kepercayaan mereka. Mereka menutupi keberadaanmu dan memalsukan kematian kalian bahkan setelah mereka mati.

"Aku tahu ada sesuatu yang sedang ditutupi oleh kalian. Sejak insiden itu, aku juga tahu kalau bukan hanya kau yang selamat. Ada tiga orang lain selain kau.

"Apa kamu mau berkata jujur padaku? Sesuatu apa yang dititipkan oleh Ayah padamu dan rekan-rekanmu?" Xinyu menatap matanya dengan sungguh-sungguh.

Xianwei tersenyum getir, "Aku berharap bisa berumur panjang karena mengemban amanat ini dari Jenderal Agung. Tapi hidupku mungkin hanya tersisa beberapa hari saja. Nona Besar sudah dewasa, aku tidak akan khawatir jika menyerahkannya padamu sekarang.

"Nona Besar, aku akan membawamu keluar dari tempat ini. Kau harus pergi sejauh mungkin dari Desa Hantu. Pergilah ke Perbatasan Beizhou untuk menjemput pasukanmu, karena kau sudah tahu keberadaan tempat ini, kau harus membuat keputusan untuk menghancurkannya, jika mereka tetap beroperasi, akan ada lebih banyak anak muda yang menjadi korban.

"Kuserahkan sebuah rahasia padamu, pulanglah ke Ibu Kota dan cari keberadaan Jiao Anyu, dia akan memberikan kotak kedua padamu. Berjanjilah kau akan menjaganya segenap hatimu. Rahasia ini, penting untuk mengetahui siapa pemberontak yang membunuh keluargamu."

Xianwei memberikan kotak sekepalan tangan pada Xinyu, lalu dia menarik tangan Xinyu untuk memasuki lorong gelap itu.

"Tunggu, Xianwei. Aku harus menyelamatkan temanku dulu, dia ditangkap oleh Pembuat Ranjau."

Xianwei terdiam dan menatap Xinyu dengan penuh kelembutan, "Nona, temanmu itu, sudah tidak selamat. Aku melihat Pembuat Ranjau memasukkan mayat laki-laki muda ke dalam Markas Utama. Aku menemukan Plakat Emas Jenderal Agung yang terjatuh dari tubuhnya." Xianwei mengeluarkan sebuah Plakat berbentuk lingkaran dari balik kerah bajunya, ini milikmu. Setelah itu baru aku berpikir kamu mungkin berada di sini."

Xinyu menghela napas kasar, tubuhnya bergetar dan matanya berembun. Dia menatap Plakat Emas miliknya yang sudah kembali dengan cara tak terduga, dia menangis, dia merasa tidak percaya Yi Xuan akan meninggalkannya seperti ini.

Dia semakin terisak saat menyadari Yi Xuan mati karena berusaha melindunginya. Dia merasa sangat kehilangan karena Yi Xuan adalah teman pertama yang begitu pengertian padanya.

Xinyu menggeleng erat, "Tidak bisa. Aku tetap harus mencarinya. Setidaknya aku harus menemukan jasadnya dan membawanya ke tempat yang indah. Xianwei, bantu aku. Bantu aku menemukan Yi Xuan. Meski dia mati, aku tetap tidak bisa meninggalkannya. Apa yang akan kukatakan pada Yi Yusha saat bertemu dengannya? Tidak mungkin kukatakan padanya kalau Yi Xuan mati karena aku."

Dia berbalik dan hendak keluar lagi dari lorong itu, Xianwei bergegas menahannya, "Tidak semudah itu mencari mayat yang sudah dimasukkan ke dalam kotak, Nona. Jangankan mencari mayat di dalam kotak, kita akan kesulitan memasuki Markas Utama karena kamu sudah ketahuan menyusup."

"Lalu Yi Xuan bagaimana? Dia tidak boleh tetap berada di sana. Dia harus—"

"Nona, tidak ada yang bisa kita lakukan. Bahkan jika temanmu tahu kamu menyelinap ke sini, dia tidak akan menyukainya, dia akan menyuruhmu segera keluar dari pada mengambil jasadnya terlebih dahulu. Nona, pikirkan hal yang masuk akal saja. Temanmu tidak mati sia-sia jika kamu memutuskan untuk segera melarikan diri." Xianwei menarik tangan Xinyu untuk mengikutinya melewati lorong gelap.

Xinyu menyeka ujung matanya, dia melepaskan pegangan tangan Xianwei, lalu bersikeras ingin mencari mayat Yi Xuan.

Dap, dap!

Xianwei menotok beberapa titik di tubuh Xinyu, dia langsung tak bisa bergerak. Xianwei mengeluarkan sebuah botol obat, lalu mengeluarkan pil dan memasukkannya ke dalam mulut Xinyu.

"Apa yang kau lakukan, Xianwei?" Xinyu melotot kesal.

"Kamu masih saja keras kepala seperti waktu kecil. Saat emosimu tidak stabil, kamu selalu melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Nona, pikirkan bagaimana keadaan kamu besok jika kamu masuk ke tempat itu lagi.

"Pikirkan bagaimana perasaan temanmu jika orang yang dia lindungi juga mati karena tidak mendengarkan ucapannya. Pikirkan hal itu, Nona.

"Sekarang aku sudah membuat tenaga dalammu terkunci. Bahkan jika kamu masih keras kepala dan memaksa masuk, tidak akan berguna. Kamu hanya akan menjadi bulan-bulanan mereka.

"Nona, pikirkan bagaimana nasib Keluarga Liang jika kamu mati. Hanya tersisa kamu seorang keturunan Keluarga Liang. Jangan mengecewakan leluhurmu."

Xinyu mengangkat tangannya, "Kembalikan tenaga dalamku. Aku akan ikut bersamamu."

Xianwei mengedipkan mata, dia menggaruk tengkuknya, "Aku tidak punya. Kamu harus pulang ke rumahmu untuk mengembalikannya."

Xinyu mendengus, "Kamu tahu cara melemahkanku."

Tiba di ujung lorong, Xianwei mengeluarkan senjata rahasia miliknya, pisau sepanjang jari kelingking yang lebih tajam dari mata Pedang Linghuo itu siap membuat keributan di dalam Markas Wuye.

"Ini adalah Markas Kedua. Lihat ke arah utara, Nona. Kau bisa mengendap-endap hingga bebatuan kasar di utara markas. Ada lubang sebesar tubuh beruang di balik bebatuan itu. Kau akan muncul di dalam Penginapan Huo Shi. Kamu bisa keluar dari Pasar Wuye melalui pintu yang sama saat kamu datang."

"Bagaimana denganmu?" Xinyu menatap Xianwei yang sudah siap dalam posisi bertarung.

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Membuat keributan kecil. Baru kamu bisa keluar dengan lancar." Xianwei keluar dari lorong lebih dulu.

Dia melepaskan dia senjata rahasianya, dua-duanya tepat sasaran dan mengenai dua pekerja yang masing-masing membawa kendi besar.

Kendi-kendi itu pecah saat dua pekerja terjatuh dan mati. Darah mengalir dari dua kendi besar yang pecah. Bau bangkai menyengat di mana-mana.

Orang-orang yang perhatiannya teralihkan karena dua pekerja yang tiba-tiba mati mulai merasakan ada musuh di sekitar mereka.

Penjaga-penjaga yang berdiri di sekitar Markas Kedua berlarian saat Xianwei terbang dan mendarat di atap runcing Markas Kedua.

Pertarungan besar meletus di sekitar Markas Kedua. Lalu muncul lagi berbondong-bondong sekitar dua puluh orang yang menjebol pintu dari Markas Utama.

Xinyu menelan ludah, dia akan berlari secepat mungkin hingga tiba di utara markas. Dia tidak boleh mengecewakan Xianwei yang mengorbankan nyawa untuknya.

Dia mengakui kehebatan ilmu bela diri Xianwei. Pukulan Yiqian Yingzi miliknya bahkan mampu membunuh lima orang dalam satu pukulan.

Xianwei hanya sendirian melawan kurang dari delapan puluh orang. Bahkan dia masih baik-baik saja hingga lima menit kemudian.

Xinyu bersembunyi di balik bebatuan kasar itu, dia menemukan lubang sebesar tubuh beruang yang dimaksud Xianwei. Namun tertutup separuh oleh bebatuan besar lainnya, dia tidak bisa lewat jika tidak menyingkirkan batu ini.

"Penyusup melarikan diri!"

Sayangnya, keberadaannya diketahui oleh salah-satu lawan Xianwei. Seorang penjaga sudah bersiap menembakkan anak panah beracun ke arahnya.

Xinyu menggertakkan gigi, dia tidak bisa menggeser batu besar itu tanpa tenaga dalam. Xianwei mungkin tidak tahu kalau lubang beruang sudah tertutup batu.

Xinyu berbalik, matanya membulat saat sebuah anak panah sedang melesat ke arahnya.

JLAB!

Xinyu menahan napas, air matanya mengalir tanpa disadari. Lihatlah, Xianwei benar-benar mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Xinyu.

Dia mengambang di udara dan berhasil menahan anak panah itu dengan tubuhnya sendiri. Xianwei memuntahkan darah, dia mengarahkan pukulan Yiqian Yingzi ke arah batu yang menutupi lubang.

"Cepat pergi, Nona Besar!" Xianwei berseru parau, Xinyu menggeleng dan berjalan hendak menyelamatkan Xianwei.

"Cepat pergi! Kamu mengemban tanggung jawab besar, jangan pernah kamu mendekatiku dan memilih mati di sini, Nona Besar. Pergilah. Aku akan menghancurkan tempat ini bersamaku!"

Xinyu merangkak melewati lubang beruang. Setelah berhasil melewatinya, dia sekali lagi menatap Xianwei yang masih mengambang di udara dengan anak panah menembus perutnya.

Xinyu terisak, dia juga melihat tatapan mata Xianwei masih mengarah padanya. Xianwei mengeluarkan seluruh sisa tenaganya untuk memukul langit-langit ruangan.

Dia terjatuh karena kehabisan tenaga, lalu gempa besar mengguncang seluruh Markas Wuye. Xinyu berlari di dalam lorong gelap lagi, lalu membuka pintu dan keluar di salah satu kamar di Penginapan Huo Shi.

Dia mengatur napasnya yang menderu. Dia melihat sekeliling kamar tempatnya keluar, ada sebuah topi dengan tudung kerudung panjang berwana hitam. Xinyu memakainya dan keluar dari kamar dengan percaya diri.

Dia berjalan melewati jalan yang sebelumnya dia lewati bersama Yi Xuan. Dia juga melihat Tuan Peramal yang sebelumnya meramal mereka berdua.

Xinyu tersenyum tipis, mengikuti arahan takdir. Kenapa takdir mengarahkanmu pada kematian, Yi Xuan?

Xinyu mendongak di tempat pertama dia masuk. Lubang itu ternyata masih ada. Dia bisa menggunakan Qinggong untuk melompat ke atas.

"Yi Xuan, aku akan memastikan jiwamu berada di tempat yang indah."

1
NurAzizah504
Aduh, patah hati lagi /Facepalm/
NurAzizah504
Lanjut, Kak /Grin/
NurAzizah504
Pastilah keturunan terakhir itu Xinyu
NurAzizah504
Pepet terus, jgn lepas /Facepalm/
NurAzizah504
Cemburu, ya, Bang, ya /Joyful/
Floricia Li
eeh lucu bangett
Floricia Li
seleranya yi xuan saaangat tinggi
Floricia Li
banyaknya selirnya 😅
NurAzizah504
Oh, wow sekali, Yi Xuan /Chuckle/
Floricia Li
hmmm dua duanya sama sama licik 😌
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Buat Yi Xuan makin merasa bersalah /Joyful/
NurAzizah504: /Joyful//Joyful/
Xiao Lianhua: nanti aku yang merasa bersalah beneran/Sob/
total 2 replies
mama Al
nah bisa jadi
mama Al
nona jika dia pendekar tampan apa kamu akan jatuh cinta
mama Al
betul betul betul
NurAzizah504
Aku berharap Yu Shan bisa sembuh
Xiao Lianhua: doain ya kak:)
total 1 replies
NurAzizah504
Makin bikin penasaran sama alurnya /Sob/
NurAzizah504: Eh, jgn, dong /Sob/
Xiao Lianhua: bersabarlah menantikan bab berikutnya😭😭 sepertinya besok bolos up lagi🤣
total 2 replies
Floricia Li
ngakak, kasihan banget 😂
NurAzizah504
Aih, kok, malah jadi gini? /Sob/
NurAzizah504
Ampun, deh, Ziqian /Sob/
Ryo Manawa
rajin bener upload nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!