NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

merubah orang-orang di sekitarnya

Dengan tertatih-tatih Alfin mengambil langkah cepat, tidak sabar memperlihatkan roti itu kepada kakaknya Doni. ia terus membilas Darah yang terus keluar dari bibirnya, Entah apa yang ada di fikirnya Alfin. Dirinya sangat bahagia setelah mendapatkan sebungkus roti curian dari usahanya sendiri. raut bahagia, terukir jelas dari wajahnya. saat membayangkan rasa lapar kakaknya, hilang dengan roti ini. berbeda dengan semesta, bagaikan runtuh menangis pilu menyaksikan perjuangan mereka untuk mengisi kekosongan perut yang kian terasa perih. sampai-sampai langit yang cerah sore itu bagaikan menangis tersedu-sedu dengan deraiaan air hujan deras, sebagai saksi bisu atas pengakuan itu.

Dengan sedikit mendongak Alfin menutupi matanya sekali lagi, merasakan deraiaan air hujan yang membasahi wajahnya. Ia tetap tersenyum indah mengabaikan rasa perih akibat goresan aspal dan luka lebam di sekujur tubuhnya, hingga tak digubris lagi. di dalam pikirannya hanya ada bayangan kakaknya Doni saat ini.

"Tunggu Alfin pulang, ya kak," gumam Alfin lirih seraya memeluk roti didalam bajunya.

"Kemana sih Alfin?" ucap Doni kawatir sembari menyelimuti tubuhnya dengan plastik hitam pembuangan sampah.

Matanya terus tertuju pada ujung lorong sempit itu, mengharapkan kepulangan saudaranya Alfin yang entah kemana pergi meninggalkannya. kak Doni meringkuk kedinginan, dengan sehelai plastik hitam sebagai atap tempatnya berteduh. terus menunggu Disana, menunggu kepulangan saudaranya Alfin. rasa cemas terus menyelimuti dadanya terukir jelas dari raut wajahnya.

Di balik derasnya, hujan itu. tampak bayangan Alfin di penghujung lorong sempit, wajahnya tak terlihat jelas saking derasnya hujan sore itu. kak Doni merasa sangat lega setelah sekian lama menunggu kepulangan saudaranya Alfin. rasa cemas di dalam dadanya, kian terurai bersamaan dengan derasnya hujan yang menyejukkan kalbu. Hingga sesekali kakaknya, mengambil nafas lega saking sesak nya dada saat membayangkan saudaranya tak kunjung pulang.

Dengan tertatih-tatih Alfin mendekati kakaknya Doni yang terlihat meringkuk kedinginan dengan sehelai plastik sebagai atapnya berteduh. wajah serakah terukir jelas dari raut wajah saudaranya Alfin saat memperlihatkan roti itu di dalam pelukannya.

"Aku pulang kak," ucap Alfin tersenyum lepas di hadapan kakaknya. wajahnya terlihat pucat kian memperlihatkan pipinya tergores hebat menimbun luka lebam yang sebelumnya masih belum hilang Disana. bibirnya yang pecah disembunyikan dengan menggigit bibirnya.

Kak Doni yang dikagetkan dengan kondisi saudaranya Alfin yang kian memperlihatkan tak sanggup lagi membendung air matanya dengan Isak tangis yang menjadi-jadi. kak Doni sekuat tenaga berlari memeluk saudaranya Alfin dengan belaian lembut menambah perasaan syahdu yang tak terbayangkan lagi oleh kata-kata.

"Kemana saja kamu Fin?" tangis Doni sembari memukul-mukul lembut punggung saudaranya Alfin.

" Ssth...agh.. Sakit kak!," rintih Alfin merasa kesakitan.

"Kamu ngak apa-apa kan Fin? kenapa wajah kamu seperti ini?" kesal kak Doni seraya memeriksa wajah dan tubuh saudaranya. " Ini kenapa bisa seperti ini Fin? apa yang telah Kamu lakukan sampai luka-luka seperti ini Fin?" cemas Doni setelah memeriksa tubuh saudaranya.

Dengan senyuman bodohnya Alfin berusaha berkilah demi mengelabui kakaknya Doni supaya tidak menghawatirkan nya. " Hehehe, itu Fin tadi berkeliling mencari makan sampai terjatuh sendiri kak, tapi Alhamdulillah Fin dapat sebungkus roti yang layak makan terbuang di tong sampah," Balas Alfin berbohong kepada kakaknya Doni.

Kakaknya Doni yang mengetahui saudaranya Alfin, selalu saja menyembunyikan setiap masalah yang dihadapinya, demi melindungi kakaknya dari masalah. tertawa kecil mengingat kejadian seperti itu pernah terjadi juga di rumah, saat sang ibu memukuli saudaranya Alfin. di saat itu juga, saudaranya Alfin tetap saja memberikan kesaksian yang tidak benar.

"Kakak ngak apa-apa kan?" cemas Alfin melihat tawa kakaknya.

Dengan raut wajah yang kembali serius kak Doni menatap mata saudaranya Alfin, " kamu barusan mencuri kan," gertak Doni kepada Alfin.

Alfin yang merasa tersudutkan dengan pertanyaan kakaknya merasa sangat cemas berusaha berkilah sekali lagi, eeeh! Mana ada kak Alfin tadi..,"

"i-ya Fin, kakak paham kok. suatu hari nanti kamu harus bayarkan roti itu atas nama kakak ya. kakak tidak mau berdosa, karena kamu sudah berani mencuri roti ini untuk kakak," balas Doni memperingati saudaranya.

Alfin yang tidak bisa lagi mengelabuhi kakaknya, hanya tertunduk pilu menatap sebungkus roti di tangannya. ia termenung sejenak menyesali segala perbuatannya yang sudah berani mencuri barang milik orang lain.

Sesaat, dirinya tertunduk pilu. sepasang tangan mungil memegangi pipinya yang tak lain adalah tangan Doni. Kakaknya menarik kepala saudaranya Alfin untuk menyatukan kedua kening mereka satu sama lain. di tengah derasnya hujan sore itu, "semuanya akan baik-baik saja Fin, pokoknya kamu dengarkan perkataan kakak, jangan pernah diulangi perlakuan buruk seperti itu lagi ya," ucap Doni memperingati saudaranya Alfin.

Alfin yang mendapatkan teguran dari kakaknya menangis sejadi-jadinya air matanya kian mengalir bagaikan menyatu dengan derasnya hujan sore itu.

"Sudah tidak apa-apa kok Fin jangan nangis lagi Masa adek kakak suka nangis malu dong," senyum Doni memeluk saudaranya Alfin.

Alfin yang tidak henti-hentinya menangis pilu dengan sesenggukan berkata. Dasar kak masih aja sok kuat sakit tau punggung Alfin,"

"Sudahlah Fin, kita simpan air mata ini untuk sampai di puncak kesuksesan mendatang. jangan dihabiskan sekarang Fin," bujuk Doni membilas air mata saudaranya.

"I-ya kak," Balas Alfin yang sudah memeluk kedinginan.

"Yok kita beristirahat di bawah kolong jembatan itu saja Fin," ucap Doni mengajak saudara.

Mereka berdua terlihat tertatih-tatih seperti waktu itu dimana Doni sebelumnya juga pernah memangku saudaranya Alfin saat di rumah. dengan melingkari tangan di leher kakaknya Doni. Alfin menyangga dengan baik tubuh kakaknya sebagai topangan karena tubuhnya yang lemah tak berdaya lagi berdiri di tengah derasnya hujan sore itu.

...****************...

"Yaa Allah, berikan kesalahan kepada Alfin dan kakaknya. jauh kanlah mereka dari segala musibah dan marabahaya," doa Rin kepada yang mahakuasa.

Rin terlihat berjemaah bersama orang tuanya mendoakan kesehatan, keselamatan dan kemudahan untuk mereka berdua. Sampai-sampai Abi yang sebelumnya, menghadiri pertemuan dengan sosok ibunya Alfin. tak kuasa lagi, membendung air matanya saat ibunya berdusta mengenai alasan kaburnya mereka berdua. di dalam ingatannya, pak Anton terus dibayang-bayangi dengan senyuman indahnya remaja itu yang sangat antusias bekerja paruh waktu dengan dirinya saat itu.

"Tenang saja Bi insyaallah doa kita akan sampai dengan baik, untuk mereka berdua," ucap istrinya seraya memeluk suaminya yang tertunduk pilu menengadahkan tangan memohon pertolongan.

Rin yang tenggelam dalam kesedihan tak bisa lagi bisa membendung air matanya yang hendak berjatuhan. dengan sedikit mendongak ia berlari ke dalam kamarnya seraya masih menggunakan mukenah nya.

"Rin," panggil umi.

"Sudahlah umi tidak apa-apa! wajarlah Rin menghawatirkan kondisi temannya yang seperti ini," ucap Abi kepada istrinya.

Rin terlihat menangis terisak-isak di dalam kamarnya setelah mengetahui alasan kaburnya mereka berdua, dari penjelasan Abi dan umi yang sekian lama di tutup-tutupi terhadap dirinya.

...****************...

Pemilik toko roti yang sebelumnya menganiaya remaja itu mulai tertunduk pilu di bawah payungnya, hatinya kian tenggelam dalam kesedihan setelah mengikuti remaja itu yang sebelumnya terhuyung-huyung memeluk sebuah roti di dalam pakainya, ternyata terpaksa mencari demi mengatasi rasa lapar di dalam perutnya dan untuk dibagikan kepada saudaranya.

"Yaa Tuhanku, aku sangat menyesal telah menganiayaya remaja ini. yang harusnya dengan kelebihan rezeki ku ini, ku harusnya bantu dia. akan tetapi hamba mu ini malah tenggelam dalam keserakahan di dunia ini hingga terlena dalam amarah. maafkan hamba mu ini ya Tuhanku," tangis tersedu-sedu pemilik toko roti menyesali segala perbuatannya.

...****************...

Tuut!..

Satu panggilan tak terjawab

Tuut!..

Dua panggilan tak terjawab

Dengan nafas yang terburu-buru ayah mengangkat telfon di ruangan kerja kantornya.

"Akhirnya Diangkat juga, Ke kebiasaan jamu ini," gertak Oma di dalam telfonnya.

"Haah? I-ya Oma! Maafkan azkara," Balas azkara kepada mantan mertuanya.

"Maaf-maaf selalu saja maaf, hebat kamu ya, kamu kira Oma tidak tahu apa yang telah terjadi," gertak Oma dalam telfonnya.

"Aaah! Masalah itu ya Oma, maksudnya begini Oma sebenarnya?.."

"Sudah jangan di teruskan lagi, busukmu itu sudah tercium sampai disini, kamu kira bisa gitu ya, dengan melepaskan tanggung jawab sama anak kamu itu. hebat kamu ya, sampai-sampai dia bersama saudaranya kabur dari rumah itu. apa yang sudah Kamu lakukan azkara, sampai anakmu sekarang berada di kota Medan. jauh dari rumahnya kedinginan, kelaparan dan dengan sekujur luka lebam di tubuhnya," celotehan Oma tak henti-hentinya.

"Sebenarnya itu semua karena pilihan mereka Oma, azkara sebagai seorang ayah. sudah sekuat tenaga mendidik mereka berdua dengan baik, tapi Alfin ini," ucap sang ayah yang masih mempertahankan pendapat istrinya.

"Sudahlah azkara jangan berbohong lagi dengan menyalakan Alfin. kamu ini, semenjak nikah siri dengan wanita busuk itu sikapmu kini sudah berubah sepenuhnya tak seperti dulu lagi," Balas Oma kecewa terdengar diri suaranya yang lirih.

"Oma dengarin dulu Oma! semua yang telah terjadi bukan ini, tidak seperti apa yang Oma fikirrkan." ucap azkara tertunduk pilu dengan segala masalah yang ada.

"Pokoknya, Oma tidak mau tau Azkara. dengan video viral itu! hak asuh anak kamu itu akan beralih pada Oma. dan juga, semua aset yang sedang kamu perjuangkan ini tidak akan pernah kamu dapatkan," Balas Oma lirih seraya mematikan telfonnya.

1
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
Ita Xiaomi
Lah si emak sibuk mengutuk. Gmn hidup anak jd berkah klo disumpahi melulu.
Ryohei Sasagawa
Gak kuat nahan tawa
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
Kaede Fuyou
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!