NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 28 ANEH

 Aku terkejut mendengar suara kak Rahma dan hampir saja aku menjatuhkan hp kak Rahma.

“M-maaf kak, aku enggak sengaja. Tadi ada yang nelpon kakak, jadi aku mau anterin ke kakak hpnya.” Jelasku berbohong

“Iya enggak apa-apa Va, emangnya siapa yang telepon?” Tanya kak Rahma

“Nama kontaknya Roland Bagaskara.” Kataku

“Ohh iya, itu teman kakak. Boleh kakak minta hpnya?” Tanya kak Rahma saat aku masih memegangi hpnya

“Ohh iya ini kak.” Kataku sambil menyerahkan hpnya.

Setelah mengambil hp dariku kak Rahma menuju ke kamarnya sambil mengangkat telepon dari Roland.

“Kak Rahma kenapa bisa kenal dengan Roland? Apa hubungan mereka? Setauku Roland dulu kuliahnya di luar negeri, kok bisa dia kenal sama kak Rahma? Apa Roland temannya kak Rahma bukan Roland yang aku kenal?” Bingungku

Aku memutuskan menguping pembicaraan kak Rahma dengan Roland, tapi saat aku ingin menempelkan telingku di pintu kamar kak Rahma tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dan membuat tubuhku tidak seimbang.

“Astaga kak, ngapain kamu berdiri depan pintu kamar Kak Rahma?” Tanya Endro yang keluar dari kamar.

Aku menutup mulut adekku dan membawanya menjauh dari kamar kak Rahma.

“Apaan sih kak, bau tau tangan kakak.” Kesalnya sambil melepaskan tanganku dari mulutnya.

“Lagian kakak juga kenapa kayak maling gitu? Hayoo ngaku kakak pasti kepo sama kak Delon di kamar kan? Tapi sayangnya di kamar hanya ada kak Rahma, kak Delon enggak ada di sana.” Katanya

“Dihh, siapa juga yang kepo sama tu kutub." Kesalku

"Ngomong-ngomong dek, tadi kak Rahma ngobrol apaan sama temannya di telepon?” Tanyaku penasaran

“Mana aku tau kak, yang pasti sih mereka bahas tentang kerjaan gitu. Aku juga enggak terlalu paham, lagian juga itu bukan urusan aku. Emangnya kenapa? Kok kak kayak kepo gitu?” Tanyanya

“Enggak apa-apa, udah ya kakak mau ke dapur dulu.” Kataku lalu meninggalkannya yang kebingungan dengan sikapku.

“Kak Rahma bahas kerjaan sama dia? Tapi buat apa? Bahkan mereka bukan kerja di bidang yang sama.” Gumamku bingung

(HARI KE-16)

Semalaman aku tidak bisa tidur dengan baik, aku masih penasaran dengan hubungan kak Rahma dan Roland. Aku berusaha mengajak kak Rahma mengobrol kemarin tetapi kak Rahma seperti tidak ingin berbicara denganku. Dia sibuk mengerjakan sesuatu di kamarnya, bahkan saat makan malam Kak Rahma hanya bersama kami saat makan. Setelah selesai makan Kak Rahma kembali menyibukan dirinya di kamar.

“Aku harus tau ada hubungan apa kak Rahma dan juga Roland. Aku tidak ingin membuat hari liburku menjadi kacau karena harus memikirkan hubungan antara kak Rahma dan Roland.”

Jadi disinilah aku, berdiri di depan kamar kak Rahma sambil menunggunya keluar dari kamar, sebentar lagi kak Rahma akan pergi mengajar jadi aku hanya punya kesempatan saat ini.

“Loh Va kamu ngapain berdiri di depan kamar kakak?” Tanya kak Rahma saat keluar dari kamarnya

“Ini kak, aku mau ngobrol sama kakak sebentar aja.” Kataku

“Mau ngobrol apa? Kakak enggak punya banyak waktu, kakak hampir terlambat ke sekolah.” Katanya sambil melirik jam di tangannya

“Enggak bakal lama kak, aku hanya minta waktu kakak 3 menit aja.” Kataku membujuk kak Rahma

“Baiklah, jadi apa yang ingin kamu katakan?” Tanya kak Rahma

“Soal penelfon kemarin kak-“

“Permisi, selamat pagi.” Kata seseorang di luar memotong pembicaraanku.

“Sepertinya itu Neng Ayu, kakak harus pergi sekarang. Kita bicaranya nanti aja ya Va.” Kata kak Rahma sambil berjalan dengan terburu-buru ke luar rumah.

Aku ingin marah dengan perempuan yang bernama Ayu itu, tapi disini aku juga yang salah. Kak Rahma pasti buru-buru tidak mungkin aku memaksakan egokku

“Loh Va, Nak Rahmanya udah jalan?” Tanya Bunda

“Iya Bun, barusan kak Rahma jalannya. Kayaknya kak Rahma lagi buru-buru deh, tadi juga ada yang datang mungkin kawan kerja kak Rahma.” Jelasku

“Yahhh, padahal tadi Bu Sumi udah siapin bekel buat Nak Rahma. Nak Rani juga udah ke sekolahnya, jadi enggak bisa nitipin ke dia bekalnya.” Kata Ibu

“Gimana kalau aku aja yang bawa bekelnya ke sekolah kak Rahma Bun?” Tanyaku menawarkan diri.

“Emangnya boleh? Tapi kamu emangnya tau dimana lokasi sekolahnya?” Tanya Bunda

Astaga aku lupa, aku memang belum mengenal tempat ini jadi wajar saja kalau aku tidak tau dimana sekolahnya berada.

“Saya tau dimana sekolahnya Tan.” Kata Delon tiba-tiba berdiri di sampingku.

“Baiklah, kalau begitu kalian berdua tolonga antarkan bekel Nak Rahma ya.” Kata Bunda

Bunda kembali ke dapur membantu Bu Sumi menyiapkan makanan untuk kami yang belum sarapan.

Aku menatap bingung ke arah Delon, tumben sekali dia punya inisiatif sendiri menawarkan bantuan.

“Kamu tau sekolah tempat ngajar kak Rahma?” tanyaku memastikan

“Iya saya tau.” Jawabnya singkat

“Gimana kamu bisa tau? Bukannya kamu juga baru disini 2 hari yang lalu? Kok bisa kamu udah tau?” tanyaku berentet

“Intinya saya tau lokasi sekolahnya.” Dia hanya menjawab pertanyaanku dengan jawaban yang membuatku semakin  kesal dengannya.

“Kenapa sih ni orang, suka banget bikin aku kesal.” Kataku dalam hati

Walaupun aku merutuki sikapnya dalam hati tapi aku tetap mengikuti langkahnya. Kami menggunakan sepeda agar lebih cepat sampai di sekolah tempat mengajar kak Rahma.

Aku turun dari sepeda saat kami sudah sampai di depan gerbang sekolah. Aku menitipkan makanan kak Rahma di salah satu pekerja disana.

Aku mengamati sekolah yang sudah kak Rahma curahkan tenaganya. Walaupun tidak sebagus dan layak seperti di kota tapi sekolah ini masih bisa digunakan oleh siswa-siswi untuk belajar.

Aku keluar dari sekolah dan menghampiri Delon.

“Ayo, tadi saya sudah menitipkan makanan kak Rahma di salah satu pekerja disini.” Kataku

Tapi sebelum aku menaiki sepeda, tiba-tiba aku melihat mobil yang sepertinya aku kenal.

“Itu kan mobil orang yang pernah jemput Abriela? Kenapa mobil itu ada di sini?” Tanyaku kebingungan

Belum sempat aku mencerna semuanya tiba-tiba tanganku ditarik oleh Delon dan kami bersembunyi di balik tembok.

“Terimakasih banyak Pak Mahendra, Bapak dan juga Roland sudah banyak membantu kami disini.” Kata Kak Rahma yang keluar dengan seseorang yang tidak aku kenal dari sekolah.

“Iya sama-sama Pak Rahma. Saya akan membahas ini lagi dengan tim saya, kami akan secepatnya memulai renovasi kembali sekolah ini.” Kata laki-laki yang bernama Pak Mahendra itu.

Setelah berjabat tangan, Pak Mahendra lalu masuk ke dalam mobil yang aku lihat tadi.

“Siapa laki-laki ini? Kenapa bisa dia ada disini? Apa hubungan kak Rahma dengan mereka?” Banyak sekali pertanyaan dalam kepalaku.

Sepertinya semakin aku mencoba mencari tau tentang Roland dan Abriela, aku semakin dikejutkan dengan fakta-fakta yang kuterima.

Setelah Kak Rahma masuk kembali ke dalam sekolah, aku dan Delon keluar dari tempat persembunyian.

Aku tersadar ada sesuatu yang aneh dengan Delon.

“Saya mau tanya, kenapa kamu menarik saya untuk bersembunyi tadi? Apa yang kamu ketahui?”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!