NovelToon NovelToon
Obsesi Suami 500 Juta

Obsesi Suami 500 Juta

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / suami ideal
Popularitas:57.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: KOHAPU

Kontrak pernikahan dirobek oleh sang suami. Melangkah mendekati istrinya, melemparkan tas yang dipenuhi dengan uang.

"Ingin bercerai dariku? Jangan pernah bermimpi."

Tangannya gemetar, dirinya terpaksa menikahi pria paling cupu dan miskin. Untuk mengindari pernikahan dengan tunangannya yang berselingkuh.

Membuat kontrak kesepakatan, dengan pria yang cupu dan miskin (Neil).

500 juta akan diberikan Chesia, sebagai imbalan. Tapi kala kontrak akan berakhir. Dirinya dikurung dalam kamar yang dipenuhi dengan uang oleh Neil.

"Jangan pernah berfikir untuk bercerai..." Pinta Neil, terlihat putus asa, melucuti pakaiannya. Menarik sang istri ke atas ranjang yang dipenuhi uang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lembek

Sebuah taruhan aneh, benar-benar tidak adil, sang produser sama sekali tidak dirugikan.

Rito, itulah nama sang produser. Neil benar-benar bodoh baginya, memberikan uang 100 juta secara cuma-cuma. Sedangkan sang investor dan sutradara terlihat tertarik dengan hal ini. Bagaimana bisa pemuda miskin ini memiliki begitu banyak nyali? Apa pemeran figuran (Cheisia) ini benar-benar memiliki bakat akting?

Pemeran utama wanita, selebriti muda terkenal. Nora Elba, seseorang yang menguap beberapa kali."Aku tidak setuju, mengganggu waktu syuting saja." Keluhnya.

"50 jutanya untukmu. Jika berhasil mengalahkan figuran tidak tau diri sepertinya." Rito tersenyum mengejek ke arah Cheisia.

"Baik! Aku setuju untuk bermain sebentar. Tapi adegan biar aku yang pilih." Nora tersenyum, dirinya sudah menghafal skrip dan penokohan. Tidak akan ada yang kurang.

"Aku setuju, untuk membuktikan kalian seperti kotoran *njing, yang menghalangi jalan seseorang untuk sukses." Mulut berbisa Neil, kembali berucap."Tapi satu syarat lagi, lawan main sebagai pemeran utama pria boleh dipilih secara acak. Tidak harus menggunakan pemeran utama pria yang asli."

"Miskin! Kamu tidak tau apa itu sebuah bakat. Ingin terkenal, tapi begitu bodoh." Nora tertawa kencang, menatap pemeran figuran yang biasanya diperalat untuk membeli nasi padang, kini ingin muncul di layar kaca.

*

"Neil!" Tangan Cheisia gemetar ketika mereka memasuki ruang ganti. 100 juta merupakan uang yang tidak seberapa, jika dirinya masih tinggal di tempat kedua orang tuanya dulu. Namun, sejak lulus SMU dirinya sudah hidup mandiri, mengetahui nilai uang dan kerja keras.

"Tidak apa-apa...kamu percaya padaku kan?" Tanya Neil, dijawab dengan anggukan ragu oleh Cheisia.

"Tapi---" Kalimat Cheisia terhenti.

"Stt... waktu kita sempit. Tapi satu hal yang harus kamu pahami. Jangan berpacu pada skrip, atau perasaan pemeran utama asli, yang terpenting adalah kenyataan dan menjadi diri sendiri..." Penjelasan singkat dari Neil.

"Maksudnya?" Cheisia mengernyitkan keningnya.

"Penokohan adalah hal yang penting. Karena itu cukup mendapatkan kata potensial. Begini pemeran utama bernama Ririn, dia tinggal di desa, mengalami penipuan dan penyiksaan agar menjadi wanita penghibur. Menurutmu bagaimana perasaannya?" Tanya Neil, namun tidak mendapatkan jawaban.

"Tiba-tiba seorang bos mafia menolong dan mendukungnya. Membuatnya jatuh cinta. Lalu bos mafia itu tertembak karena melindungi nyawanya. Menurutmu bagaimana perasaan Ririn? Fikirkan itu, baru baca skrip..." Kalimat hangat dari Neil.

"Tapi---" Cheisia masih ragu.

"Ada sebab kenapa aku memberikan syarat untuk menggunakan pemeran utama pria di pihak kita. Karena aku yang akan menjadi Fermone (nama tokoh utama pria). Bayangkan jika kamu hanya memilikiku di dunia ini, kemudian aku dibunuh oleh anggota mafia lainnya di hadapanmu..." Kalimat demi kalimat yang membuat Cheisia mengepalkan tangannya, merenungi segalanya.

Wanita yang terdiam tanpa kata. Membaca potongan adegan dalam skrip.

*

Pada akhirnya perbandingan adegan dalam taruhan dimulai. Investor dan sutradara duduk berdua melihat kesiapan kedua belah pihak.

"Ini akan menjadi taruhan sia-sia. Entah sudah berapa judul film yang dibintangi Nora. Sedangkan Cheisia, selama ini dia hanya figuran. Aku yakin dia hanya akan berakhir gemetar di hadapan kamera." Sang sutradara menghela napas kasar.

"Aku tidak yakin. Nora, dia dangkal, hanya berpandu pada adegan sekilas di skrip. Mungkin hanya faktor keberuntungan dan popularitas saja dapat sampai sejauh ini. Tapi Cheisia...aku ingin tahu..." Gumam sang investor tersenyum membenahi letak kacamata.

Sedangkan Nora tiba-tiba mendekati Cheisia."Dasar kampungan..." sindirnya, meludahi sepatu Cheisia. Namun, anehnya Cheisia terdiam tidak bergeming. Seakan terhanyut dalam fikirannya. Matanya sedikit melirik ke arah Neil yang membaca skrip. Tersirat raut wajah takut kehilangan disana.

*

Pada akhirnya adegan dimulai dengan Nora dan Lian (pemeran utama pria). Potongan adegan saat Fermone tertembak kala menyelamatkan Ririn.

"Action!" Kalimat dari sang sutradara terdengar lantang. Sebuah potongan adegan dengan pemeran utama pria Lian dan pemeran utama wanita Nora.

Dor!

Suara tembakan, disertai dengan darah yang mengalir dari dada. Fermone roboh di hadapan Ririn, benar-benar sesuai adegan dalam skrip.

Ririn membulatkan matanya mendekap erat tubuh kekasihnya yang berlumuran darah. Air matanya mengalir, menggenggam jemari tangan Fermone.

"A...aku mencintaimu. Hanya aku yang boleh memilikimu." Ucap Fermone dengan nada lirih.

"Fermone! Fermone! Aku juga mencintaimu! Bangunlah! Jangan mati!" Teriak Ririn dengan air mata mengalir.

"Kamu indah..." Fermone menitikkan air matanya, perlahan menutup matanya. Pertanda kematian telah menjemputnya.

Ririn bangkit, menatap penuh dendam ke arah mafia dari kelompok lain yang mengepung mereka."Aku akan membunuh kalian semua! Kemudian mati bersama Fermone!"

Dor!

Dor!

Dor!

Sesuai adegan Ririn menembak ke sembarang arah. Hingga di bagian akhir Ririn yang roboh terkena tembakan.

"Aku akan bertemu denganmu di surga..." Ucap Ririn sebelum menutup matanya, menatap ke arah langit.

"Cut!" Teriak Sutradara memberi tepuk tangan atas akting Nora. Namun raut wajah investor bagaikan terlihat tidak puas. Nora, seorang artis papan atas, dengan bayaran tinggi. Tadi memang memuaskan tapi....hanya itu bagi sang investor.

"Bagaimana? Mengaku kalah?" Tanya sang produser menertawakan Neil.

"Stt.... kotoran terlalu banyak bicara." Neil tersenyum pada sang produser, menggantikan adegan.

Kali ini dirinya yang menjadi Fermone dan Cheisia menjadi Ririn.

"Hanya buang-buang waktu..." Gumam sang sutradara.

"Lakukan saja..." Sang investor tersenyum.

*

"Action!" Teriakan sang sutradara, menandakan adegan dimulai. Dimana kali ini dengan adegan sama, tapi pemeran berbeda.

Dor!

Suara tembakan, disertai dengan darah yang mengalir dari dada. Fermone roboh di hadapan Ririn, benar-benar sesuai adegan dalam skrip, sejauh ini sama seperti sebelumnya.

Tapi.

Kaki Ririn gemetar, membulatkan matanya, melangkah sedikit lambat. Terlihat gugup dan ketakutan melihat ke arah darah yang berlumuran di sekitar tubuh Fermone.

"Hah...hah..." Napas Ririn tersengal-sengal, bagaikan kehilangan pijakan. Satu-satunya orang yang peduli padanya, terluka? Atau mungkin akan tiada. Bahkan bernapas pun sulit rasanya.

Berlutut, membiarkan kepala sang kekasih berada di pangkuannya. Air matanya mengalir, napasnya tidak teratur meraba wajah Fermone.

"A...aku mencintaimu. Hanya aku yang boleh memilikimu." Ucap Fermone, dengan suara kecil.

Tapi berbeda dengan ekspresi wajah Fermone yang diperankan Lian, yang hanya melihat dengan kesedihan.

Fermone yang diperankan Neil tersenyum obsessive, tangannya terangkat, meraba pipi hingga dagu kekasihnya.

"Fer...Fermone...Fer...mone." Ririn ketakutan memanggil dengan suara kecil, memegang tangan kekasihnya yang lemas. Berharap Fermone akan hidup. Membimbing tangan sang pemuda untuk kembali meraba wajahnya."A...ku juga mencintaimu. Bangunlah...Jangan mati..." Pinta Ririn berusaha tersenyum seperti Fermone, dalam tangisannya.

"Luar biasa! Skripnya sama kan?" Sang sutradara kembali membaca skrip. Memastikan adegan yang sama dimainkan.

"Aura duka dan kesedihan yang membuat gila..." Sang Investor gemetar, bagaikan ingin membawa Fermone ke rumah sakit agar tokoh Ririn tidak menangis lagi. Agar dua orang gila ini tidak berpisah. Inilah yang dicari olehnya. Bukan adegan dangkal seperti yang sebelumnya.

"Kamu indah..." Fermone tersenyum, membelai pipi Ririn. Matanya masih terbuka, namun tangan terkulai lemas pertanda nyawa sudah tidak ada lagi.

"Gila! Fermone mencintai Ririn hingga tidak rela mati dengan menutup matanya." Hati sang investor hancur melihat adegan ini. Namun, ingin rasanya tersenyum penuh tawa. Bagaimana dua orang ini dapat mempermainkan hati penonton nantinya.

Hingga tawa aneh yang ganjil terdengar dari Ririn yang tertunduk, memeluk tubuh Fermone.

"Dia menjadi gila karena kematian kekasihnya?" Sang Sutradara membulatkan matanya kagum. Semuanya sesuai skrip, tapi penokohan bagaikan berbeda, dengan Ririn dan Fermone yang dimainkan Nora dan Lian.

Ririn membelai wajah Fermone, mencium keningnya. Wanita yang bangkit, menatap ke arah mafia dari kelompok lain yang mengepung mereka. Tatapan matanya kosong, bagaikan tidak peduli akan apapun yang ada di dunia ini. Dunianya sudah hancur, senyuman dan canda Fermone (Neil) antara adegan film dan kenyataan tumpang tindih di ingatannya.

"Neil sudah mati..." Batin Cheisia, tidak dapat membedakan akting dan kenyataan lagi.

"Aku akan membunuh kalian semua..." Kalimat penuh senyuman dalam tangisan. Layaknya seseorang yang sudah tidak waras."Kemudian mati bersama Fermone..."

Aura mengerikan, penuh dendam. Tidak ada teriakan seperti tokoh Ririn yang diperankan Nora. Ririn yang diperankan Cheisia tidak berteriak, namun aura dendam, luka dan kejahatan lebih terasa.

Dor!

Dor!

Dor!

Sesuai adegan Ririn menembak ke sembarang arah, memuntahkan darah dari mulutnya, mengingat dirinya sudah terkena belasan luka tembak. Tidak peduli, tetap tersenyum kokoh berdiri, menembak ke arah mereka.

Hingga.

Pada akhirnya tubuhnya roboh juga. Berusaha bergerak mendekati mayat Fermone yang masih terbaring dengan mata terbuka.

"A..ku akan bertemu denganmu di neraka..." Ucap Ririn dengan mata terbuka, tetesan air mata terakhirnya mengalir, menggapai jemari tangan kekasihnya. Tatapan mata yang kosong pertanda Ririn ikut tewas.

Tatapan kedua mayat yang bertemu. Mengakhiri adegan.

"Gila!" Teriak Investor bertepuk tangan.

Sementara Sutradara ikut menangis mengeluarkan ingus menggunakan tissue."C....cut...cut." Ucap sang sutradara dengan nada lemah.

🥀🥀🥀

...Bunga layu, masih ku simpan hingga kini....

...Foto berdebu menghiasi mejaku....

...Sepasang cangkir tembikar pasangan. ...

...Taukah kamu betapa berharga hidupku karena kehadiranmu? Meninggalkan dunia......

...Melangkah meninggalkan kepahitan bersamamu......

Fermone & Ririn

1
Yani Setyani
Pacar halu Hanz...
Semoga kamu baik baik saja
Dengan adanya orang baik yg menyelamatkanmu
Nur Wahyuni
gercep hanz ayo selidiki.. hazel dan willy ayo bantu.. jangan biarkan Bianca dan ibunya hidup bebas..
Ufi Yani
chei dlm bahaya, klo bia tau chei drumh sela
riiina
good Hanz...
yesi yuniar
ternyata hanz memang tetap pintar 👍👍👍
imel
hebat Hanz.. saat masih berduka pun masih bisa analisis kemungkinan tersangka..
🌸Ar_Vi🌸
lanjuuy
Indar
ayo hanz, selidiki, cari dan beri hukuman yg berat pada org yg sdh berani2nya membunuh pacar halumu
Яцяу
apa kabar niel 😢
Яцяу
pacar hanz org penting yaa
Abimanyu Rara Mpuzz
psikopet
Nur Wahyuni
gila.. kapan dua orang iblis itu mati.. semua orang gak bersalah dibunuhnya
Nur Wahyuni
yah si ibu sama bapaknya masa jadi begitu.. kasian cheisia
yesi yuniar
sadar cheisia... kembalilah pada niel, jangan terus menunggu utk dijemput...
Indar
benar2 kejam dan sadis kelakuan bianca gadungan dan ibunya 😡😡 dan semoga karma akan segera datang
🌠Naπa Kiarra🍁
Hanz kena azab karena memisahkan Cheisia dan Neil
Яцяу
sadissss.. hanz drpd sibuk mikirin cara agar cheisia kembali ke hazel mendingan urusin tuh si vony pikirin caranya balas kematian pacar halumu
Senjaa💞
sebenarnya disini iblis sesungguhnya si vony n ibunya....berharap karma yg mereka terima sangat memyakitkan....😈
Ufi Yani
niel... ayolh cb brfkir dg bnr, jmpt chei.... hduplh bahgia dg chei
@Biru791
semngatt upp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!