Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Cover by @putri_graphic
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DGGM 11. Surat Perjanjian
Sore hari di keesokan harinya, Azura datang kembali ke cafe dimana ia bertemu dengan Kencana. Azura sudah menghubungi Kencana perihal ia menyetujui penawarannya. Karena itu, sepulangnya dari bekerja di minimarket, Azura langsung mengendarai motornya menuju cafe. Di sana sudah ada Leon yang ia minta sebagai saksi sekaligus menemani dirinya. Mau bagaimana pun, ia tidak memiliki teman akrab selain Leon. Padahal mereka teman ketemu gede, tapi Leon telah menjelma bak sahabat terbaik yang akan selalu menemaninya kapan pun dan dimana pun juga dalam keadaan suka dan duka. Kalau kayak lagu zaman dulu itu, persahabatan bagai kepompong.
"Cie ... yang sebentar lagi cair!" goda Leon sambil memainkan matanya.
"Cair, cair, emang es batu." ketus Azura sambil mengibaskan rambutnya dan duduk di samping Leon.
"Hari ini gue ditraktir, kan! Kan udah temenin. Ingat, loe itu dapat tawaran pas lagi sama gue jadi ada rejeki gue juga di sana." ujar Leon yang sebenarnya hanya sekedar menggoda. Mana tega ia meminta bagian dari Azura sebab ia sangat tau kebutuhan dan kesulitan sahabatnya itu.
Azura berkacak pinggang dengan mata memicing tajam, lalu ia tersenyum lebar.
"Hanya traktir, kan! Oke, lagian cuma kopi doang." sahutnya sambil mengulum senyum saat melihat Leon hanya memesan secangkir kopi.
"Yah, kalau kopi mah gue bisa bayar sendiri, kutil! Makanan dong! Lapar nih!" ujar Leon sedikit menggeram.
Azura terkekeh melihatnya, "Iya iya, Leon yang guanteng. Silahkan pesan aja, entar Eneng Azura yang cantik jelita dan manja yang akan bayarannya." ujarnya seraya terkekeh.
"Nah, gitu dong! Itu baru Eneng kutilnya Leon yang cantik."
"Nggak usah paket kutil kenapa sih? " cebik Azura. "Eh, eh, itu si mbak konglomerat datang." ujar Azura bersemangat.
"Weis, nggak sabar banget kayaknya nih! Nggak sabar mau duitnya atau ketemu babang dokternya?" bisik Leon sambil berbisik.
"Dua-duanya. Siapa tau ganteng." balasnya antusias.
"Hei, udah lama? Maaf ya, tadi masih meeting soalnya jadi agak telat ke sininya." ujar Kencana seraya menyapa Azura dan Leon.
"Ah, nggak terlalu lama, kok mbak! Nyantai aja! Eh, by the way, aku boleh kan panggil mbak ke mbaknya?" tanya Azura ragu-ragu membuat Kencana terkekeh.
"Iya, boleh! Santai aja dengan saya mah. Saya juga manusia biasa, nggak makan orang. Nggak perlu terlalu kaku. Apalagi kalau kamu berhasil jadi kekasih adik saya, otomatis kita akan lebih sering bertemu." tukas Kencana santai tapi masih sedikit formal sebab ia belum biasa mengucap kata aku saat berbicara dengan Azura.
"Mbak nyuruh Zura santai, tapi mbak masih saya-saya. Lebih santai itu kayak loe-gue atau kamu-aku gitu, tapi terserah mbak aja deh mana enaknya. Zura mah enjoy aja." tukasnya ramah. "Tapi ngomong-ngomong, emang mbak yakin Zura bisa naklukkin adik mbak itu?" tanya Azura.
"Heh kutil, kemarin loe PD banget bilang loe pasti bisa naklukkin tuh cowok lah kok sekarang loe mendadak ragu gitu?" sembur Leon merasa aneh tidak biasanya seorang Azura ragu akan sesuatu.
"Gue bukan ragu dodol, emang nanya aja nggak boleh!" ketus Azura sambil melirik tajam pada Leon.
Kencana terkekeh melihat interaksi dua sahabat itu. Entah mengapa Kencana yakin rencananya kali ini akan berhasil. Bila sebelum-sebelumnya ada sedikit keraguan dengan gadis-gadis yang akan diperkenalkan kepada Arkandra, namun kali ini tidak ada sama sekali. Keyakinannya begitu kuat.
'Let's see, Arkandra Satya Nugraha, apakah kali ini kau tetap bisa menolak pesona dari gadis unik tapi cantik ini!' seringai Kencana dalam hati.
"Mbak, mbak Kencana!" panggil Azura saat melihat Kencana tersenyum sendiri.
"Eh, sorry! Kenapa tadi?"
"Ck ... kayaknya mbak belum minum Aqua deh! Nggak bisa fokus." ejek Azura tapi sambil terkekeh membuat Kencana tersenyum.
"Oh, yang tadi kamu tanyain, aku yakin 100% . So, gimana? Kamu setuju dengan penawaranku kemarin?" tanya Kencana harap-harap cemas.
"Oke, saya setuju. Zura mau menerima misi dari mbak Kencana." ucapnya mantap penuh keyakinan.
"Good girl. Kalau begitu, ini surat perjanjian kita. Silahkan dibaca, kalau semua sudah oke, tinggal tanda tangan aja." tukas Kencana seraya menyodorkan sebuah map biru ke depan Azura.
Azura pun gegas membuka map itu dan membaca poin demi poin persyaratan yang tertuang di dalam selembar kertas di dalam sana.
"Poin pertama, masa perjanjian berlaku selama 1 tahun." baca Azura.
"Ya, jadi kamu hanya memiliki waktu selama 1 tahun untuk menaklukkan adikku. Setelah 1 tahun, berhasil atau tidak, kau harus meninggalkan adikku." tegas Kencana membuat Azura tersenyum santai.
Dalam hati, ia yakin bisa menaklukkan adik Kencana dalam beberapa bulan saja jadi 750 juta akan aman masuk ke tabungannya dan setelah 1 tahun kemudian ia akan mendapatkan sisanya. Uang itu lebih dari sisa cicilan hutangnya. Ia berpikir, sisa yang itu bisa ia jadikan modal usaha kecil-kecilan untuk kehidupannya kelak.
Ia tidak berpikir, bagaimana kalau justru dirinya lah yang jatuh cinta. Sanggupkah ia meninggalkan pria itu di kemudian hari bila ia benar-benar telah jatuh cinta? Bukankah terkadang, apa yang kita rencanakan tidak selalu berjalan sesuai rencana.
"Nggak masalah." sahutnya pasti. "Poin kedua yang muka 250 juta akan diberikan saat perjanjian dimulai, 750 juta setelah berhasil mendekati, dan 1 Milyar saat misi sukses. Bila dalam 1 tahun misi gagal, uang yang sudah ditransfer, tidak dapat diminta kembali." Azura melanjutkan membacanya hingga akhir sambil menganggukkan kepalanya. Tidak ada masalah, isi perjanjiannya tidak ada yang memberatkan dirinya. "Fine, aku setuju." tukas Azura lalu ia segera membubuhkan tanda tangannya. Rasanya tangannya sudah gatal ingin mendapatkan uang ratusan juta itu. Ia juga ingin segera membungkam mulut si bandot tua itu supaya tidak mengganggu dirinya lagi.
Kencana tersenyum senang. Lalu ia segera mengeluarkan ponselnya dan meminta nomor rekening Azura. Dalam hitungan detik, uang sebesar 250 juta telah masuk ke dalam rekening Azura membuatnya berteriak girang.
"Oh ya, ini identitas adik saya. Saya harap kamu segera memulai misi ini secepatnya. Makin cepat misi kamu sukses, maka saya akan memberikan bonus untukmu." ucap Kencana membuat Azura dan Leon membelalakkan matanya.
'Jadi penasaran, sebanyak apa duit di dalam rekening mbak Kencana ini ya! Kayak enteng banget ngeluarin duit segede itu. Kalo jadi adik iparnya kali enak ya!! Lumayan, bisa ikutan jadi orang kaya juga.' batin Azura bermonolog.
'Kira-kira dia masih single nggak ya! Enak banget kalau bisa jadi suaminya. Udah cantik, kaya lagi.' gumam Leon dalam hati.
Azura pun segera membuka sebuah map berwarna coklat. Di dalamnya terdapat CV yang menjelaskan detil mengenai identitas sosok yang akan menjadi targetnya. Seketika Azura membelalakkan matanya kembali saat melihat sosok yang ada di dalam pas foto berukuran 3R itu. Dadanya naik turun, kepalanya pening seketika. Azura bahkan sampai mengucek matanya berkali-kali untuk meyakinkan apa yang dilihatnya itu tidaklah salah. Tapi hingga beberapa kali mengucek mata, sosok yang ada di dalam foto itu tetap sama, tidak berubah sama sekali. Azura mengangkat wajahnya menatap Leon yang juga bingung melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Loe kenapa?" tanya Leon penasaran.
"Kenapa? Adik saya ganteng banget ya?" tanya Kencana seraya terkekeh. "Semua orang yang pernah liat Arkan emang bilang begitu kok, jadi nggak heran lagi."
"Mbak, perjanjiannya masih bisa dibatalin nggak?" tanya Azura dengan mata mengerjap.
Kencana dan Leon menatap bingung. Aneh pikir mereka. Apalagi Kencana, baru kali ini ia bertemu perempuan yang menolak pesona sang adik yang ketampanannya di atas rata-rata.
"Nggak. Surat perjanjian sudah ditandatangani. Uang muka juga sudah saya transfer. Jadi tidak ada jalan lagi untuk membatalkan kesepakatan ini. Kecuali kamu siapa saya pidanakan." tegas Kencana yang membuat Azura menelan ludahnya bulat-bulat.
'Astaga, kenapa harus dia! Ganteng sih, tapi ... Ah, sudahlah. Jalanin aja. Semoga gue berhasil. Semangat Azura.' batin Azura sambil mengepalkan tangannya
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Cerita yang lucu dan menggemaskan karakter tokoh utamanya Azura Arkan 😊😊😊