NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Masalah

Alin berjalan ke pantry berencana membuat kopi untuk dia dan suaminya. Namun belum sampai masuk, beberapa karyawan terdengar sedang membicarakan Anjar juga dirinya.

"Bukankah aneh hubungan bos dengan istrinya. Dulu mereka memang dekat tapi dari kabar yang beredar Nyonya Alin sempat hilang tanpa kabar karena si bos ketahuan tidur dengan wanita lain."

"Benar itu, Misya. Tidak lama bos dijodohkan mamanya dengan wanita bernama Karin, dia seorang model terkenal. Aku akui wanita itu sangat cantik dan cocok dengan bos. Tapi entah kenapa bos menolak perjodohan itu. Bahkan saat Karin datang ke kantor, wanita itu kerap kali diusir. Setelah itu tidak pernah lagi datang kesini." kata Rita sambil menyeduh teh hangat.

"Kau tahu tidak, ternyata Karin meninggal dunia dalam kondisi hamil. Berita itu menyebar di mana-mana. Bahkan ada sebuah kabar yang memuat berita jika Karin ada hubungan dengan bos kita. Di duga Karin hamil anak Bos Anjar. Uhh sangat mengerikan." tanggapan Misya membuat beberapa orang semakin bersemangat mendengar gosip.

"Eh tapi menurutku itu berita hoax. Jika benar itu anak pak bos pasti keluarga Karin sudah meminta pertanggungjawaban. Secara mereka juga seorang pengusaha besar, tidak akan mudah tunduk pada sesama orang yang memiliki kuasa." kata seorang OB ikut nimbrung.

"Benar juga sih. Pak Bos kita juga tidak lama berita kematian Karin muncul langsung menikah. Kembali pada Alin, yang sekarang jadi Nyonya disini. Padahal jika dilihat, wanita itu hanya seorang pengawal istri sepupu Tuan Anjar. Tapi kenapa bos kita bisa tergila-gila padanya?" kata Misya yang sepertinya memang tidak menyukai Alin.

"Ditambah lagi dengan gampang langsung menempati posisi sekretaris. Padahal selama ini posisi sekretaris dirangkap oleh Tuan Reza yang merupakan asisten. Jadi istri orang besar memang enak ya, tanpa tahu apapun tinggal minta saja langsung dituruti." tambah Misya yang belum juga sadar jika sedari tadi Alin berdiri dekat pintu.

Alin sendiri hanya tersenyum mendengarnya. Dia memilih kembali ke meja kerjanya, meminta bantuan OB yang lewat untuk dibuatkan kopi.

"Wanita itu selama ini bersikap manis di depanku tapi ternyata suka menyebar gosip, menebar kebencian dihati karyawan lain. Sepertinya dia terlalu meremehkan aku." ucap Alin sambil memeriksa berkas. "Kita lihat saja, bagaimana cara kamu tetap bertahan di perusahaan ini."

Jam makan siang hampir tiba, Misya datang ke meja Alin dan dengan sopan meminta bantuan Alin supaya bisa bertemu dengan Anjar.

"Selamat siang bu, bisakah saya meminta bantuan untuk bisa bertemu langsung dengan pak bos di dalam?" tanya Misya dengan lemah lembut. Bagi siapapun yang tidak mengenalnya pasti menganggap Misya adalah karyawan terbaik, tahu sopan santun.

"Sebentar lagi jam makan siang, jika memang ingin bertemu dengan Tuan Anjar silahkan nanti setelah jam makan siang." Meskipun dia istri bos, Alin juga menjunjung tinggi sikap profesionalnya.

"Emm tapi ini urgent bu. Saya hanya meminta pak bos untuk cek sebentar. Setelah jam makan siang saya ada rapat dengan divisi jadi tidak ada waktu." ujar Misya mulai memaksa.

"Aku tahu laporan itu, harusnya sudah selesai kemarin kan? Tapi kenapa baru kamu selesaikan sekarang? Jika memang kamu tidak paham seharusnya bisa bertanya pada rekan satu divisi, bukan malah menunda pekerjaan lalu saat deadline hampir tiba malah terburu-buru seperti ini." ujar Alin dengan nada tegas.

Misya agak terkejut melihat Alin yang biasanya ramah serta mudah dimintai bantuan kini berani menegurnya.

"Saya selama ini baik dengan kamu karena ingin melihat sejauh mana kamu menyepelekan tugas. Ini sudah keempat kalinya, Misya. Dan itu tidak ada toleransi lagi. Silahkan kembali lagi nanti setelah jam makan siang." kata Alin dengan tegas lalu masuk ke ruang kerja suaminya.

Melihat Alin sudah masuk meninggalkan dirinya, Misya langsung menunjukkan wajah aslinya. "Kurang ajar, berani sekali dia berbicara seperti itu denganku. Lihat saja nanti, akan aku buat dia menyesal."

Misya lalu pergi ke ruangannya, sampai di dalam gadis itu memang wajah sedih seolah-olah baru saja ditindas orang lain.

"Loh, ada apa Mis? Kenapa mata mu memerah?" tanya Iwan teman samping nya.

Misya menggelengkan kepala, berpura-pura merapikan dokumen di meja lalu pergi ke kamar mandi. Hal itu membuat teman-temannya penasaran dengan apa yang telah terjadi padanya.

Seorang OB masuk mengantarkan makanan dan diletakkan di meja Misya. "Ini Mbak Misya kemana ya? Tadi pesan makan sama air jahe." kata OB mencari keberadaan si pemesan.

"Oh lagi ke kamar mandi Mas Ujang. Sepertinya lagi sedih jadi untuk menutupi kesedihan ke kamar mandi buat cuci muka." jawab Iwan diangguki teman lainnya.

"Apa karna Bu Alin, ya?" tanya Ujang dengan hati-hati, dan itu juga membuat orang-orang yang ada di ruangan itu menatap Ujang meminta penjelasan.

"Tadi Mbak Misya pesan makan siang ke saya, katanya mau makan di ruangan karena kerjaan dia masih banyak sedangkan Bu Alin meminta Misya segera menyelesaikan tugasnya dan nanti setelah jam makan siang harus segera menemui pak bos untuk laporan." jelas Pak Ujang sesuatu dengan apa yang Misya ceritakan tadi.

"Loh bagaimana sih, Bu Alin. Kan nanti devisi kita ada rapat setelah jam makan siang. Kalo Misya harus bertemu pak. bos, sama juga kita nunda rapat karna orang nya presentasi laporan tidak ada." kata Lea yang merupakan leader.

"Apa karna mentang-mentang istri bos bisa seenaknya?" ujar teman lain ikut merasa kesal. "Perasaan dulu kita enak-enak aja waktu Tuan Rezan yang menjadi sekretaris sekaligus asisten. Tidak dibuat rumit sehingga jam makan siang santai."

"Benar itu, apa gosip yang mengatakan Bu Alin tidak paham dengan pekerjaan sebagai sekretaris itu benar?" tambah rekan lain yang mulia terbawa emosi.

"Kalian jangan asal menuduh seperti itu. Bisa jadi ini hanya kesalahpahaman." kata Iwan mencoba menenangkan temannya. "Lebih baik konfirmasi langsung aja. Lea bisa menemui Bu Alin setelah jam makan siang." usul pria itu diangguki oleh yang lain.

Sedangkan Misya yang masih di kamar mandi tersenyum senang. Pasti saat ini teman-temannya sedang mengkhawatirkan dirinya. Ditambah tadi dia sengaja bercerita dengan Ujang tentang dirinya yang diminta menyelesaikan pekerjaan dijam makan siang. Susah pasti nama Bu Alin terbawa-bawa dan image nya menjadi jelek.

"Salah siapa berani menolak permintaan ku. Meskipun aku karyawan baru tapi aku tidak akan mudah direndahkan oleh orang lain. Apalagi istri bos yang tidak tahu apa-apa tentang pekerjaannya." ujar gadis itu merasa puas.

Dia tidak menyadari jika sikapnya ini malah membuat dirinya akan mendapatkan masalah.

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!