Papa, Mama Jadi Hantu 2
Kehidupan yang ku alami semenjak kecelakaan itu sungguh berat. Aku mesti sendirian menghadapi hidup. Hingga harta kekayaanku habis. Semua kulakukan untuk penyembuhan, pengobatan, dan lain sebagainya demi keseharian ku yang sudah enggan di lakukan. Bahkan orang mengira kalau aku kena depresi. Sehingga tak bahagia. Dan yang kulakukan hanya merenung.
Tersisa hanya bagian tengah pekarangan yang dulunya sangat luas. Kini tinggal tengah saja yang paling bernilai 38 juta saja. Harta segitu sebentar paling juga habis. Semuanya ludes. Baik tanah di luar kota yang setidaknya ada di satu lokasi. Dengan dua rumah di perumahan, semua menjadi tinggal kenangan. Gegara peristiwa itu. Peristiwa yang bagiku sangat berat. Tapi bagaimana lagi.
Semua mesti ku tanggung sendiri. Supaya masih bias bertahan. Sampai suatu ketika bakalan kembali ke alam lain. Dimana aku di ciptakan. Tentu saja mesti banyak proses yang di alami. Dan apa gunanya kalau terus begini. Yang kesemuanya hanya menambah banyak kekurangan. Dimana tak bias aku putar secara cepat. Sehingga demikianlah apa yang kini kejadian. Tak bias aku ulang lagi. Tak bias di kembalikan.
Yang masih teringat hanya istri dan anakku. Entah dia bahagia atau tidak. Atau malah memikirkan ku di sini. Yang kenyataannya anakku masih di sini. Dalam pikiranku. Yang masih bersedia memberi makan padaku. Entah bagaimana dia mengadakannya. Atau mencuri, atau cukup main sulap seperti kucing lar negeri itu yang Cuma merogoh kantong. Yang jelas aku merasakannya. Sehingga untuk itu aku tak kekurangan. Tapi kalau ingin mencari nuansa lain, tentu bakalan aku temukan di luar.
Dimana pada sebuah lokasi per-jual belian makanan rakyat, disitu aku bias memperolehnya. Yang tentu saja mesti pakai uang beneran. Bukan pemberian anakku yang kadang Nampak, kadang hilang. Itu yang jadi permasalahannya. Makanya segalanya menjadi demikian rumit. Hingga membuat segalanya ludes. Sedikit demi sedikit, uang tabungan mesti habis. Kalaupun hutan, para tetangga tak bias memberinya. Ada yang alas an mesti mencari tanda tangan istri, tentu saja kesulitan dengan tak adanya di samping. Yang kalau tanda tangan tak Nampak. Dan memegang pulpen juga kebingungan.
Makanya hutang tak cair. Atau saat mengambil di lain tempat, akan kesulitan, meskipun tanda tangan siapa sudah ada. Tapi baru cair setahun berikutnya. Dimana hutang pada lain tempat sudah menumpuk. Makanya saat cair, langsung habis guna menutup hutang yang sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit itu. Juga secara online yang tanda tangannya maya itu, lumayan cepat prosesnya. Tapi lama kelamaan juga habis. Mana bunganya saja yang tinggal di bayar. Dan sudah di telepon berkali-kali untuk melunasi sebelum Sembilan hari itu. Makanya semakin rumit kehidupan ini. Mu hutang juga di mana lagi.
Akhirnya terjual lah satu-satunya harta kekayaan kami yang banyak itu. Baik tanah di luar kota dnegan pemandangan alami yang mirip-mirip dengan kejadian dulu dimana kami hilang, dimana nuansa pedesaan sangat kerasa sekali, dengan aliran sungai yang keruh oleh hanyutan lumpur dan bukan karena kotoran manusia, jadi kalau di pakai buat basuh kaki dan basuh muka masih nyaman.
Juga tanah di perumahan yang sudah di beli untuk masa depan anakku besok, kalau ada, makanya dibelikan rumah dengan cicilan yang murah saja dalam jangka waktu beberapa tahun. Tapi bias terlunasi sembari menutup kekurangan yang ada, sebelum bencana itu. Dan kini bencana dating lagi. Habis semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
cahaya3112
mari 👍👍
2024-04-03
0
Andrias CPC
yuk 👍👍
2024-04-03
1