Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.
Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.
Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!
Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu, Aku Menyesal
Tiga hari sudah berlalu sejak terakhir kali Mr. X murka karena Su Wanwan menolak pergi makan malam bersamanya sehingga dia kehilangan kendali dan menyetubuhi Su Wanwan sampai wanita itu kehilangan kesadarannya.
Su Wanwan jatuh pingsan bukan hanya karena kekerasan pria misterius itu, tetapi juga karena kelelahan dan dehidrasi. Pasalnya, sejak hari pertama Su Wanwan dibawa ke Skyline Palace, Mr. X tidak berhenti menggerayangi tubuhnya.
Terlebih, ketika Su Wanwan masih dalam pengaruh ramuan khayal dan ketika efeknya sudah habis, Su Wanwan tidak lagi menjadi wanita penurut sehingga dia tidak hanya menolak barang-barang pemberian Mr. X, tetapi juga menolak makan dan minum yang disediakan oleh pelayan.
Sejak hari itu, Mr. X tidak lagi mengunjungi Su Wanwan dan dia pikir, pria misterius itu sudah mendapatkan mainan baru hingga dia terabaikan.
Selama tiga hari itu, Su Wanwan dibiarkan saja mengelilingi Skyline Palace yang begitu luas dan banyak ruangan sehingga dia sendiri lelah mencari jalan keluar yang tidak mudah ditemukan.
Meskipun berhasil menemukan jalan keluar, Su Wanwan tidak akan bisa melarikan diri karena Mr. X meletakkan begitu banyak penjaga di sisinya.
Lagipula, Skyline Palace bukanlah tempat untuk orang bisa masuk dan sesuka hati!
Memasuki hari keempat, Su Wanwan tidak pergi ke mana pun. Dia sudah terlalu lelah dan menyerah mencari jalan keluar dari Skyline Palace. Jadi, dia lebih memilih menyendiri dan meratapi nasibnya yang begitu malang.
Harta paling berharga yang selama ini dia jaga, direnggut paksa oleh Gu Linchao. Kemudian dia dikhianati, bahkan dijual oleh calon suaminya sendiri. Kini, dia malah terjebak di tempat antah-barantah hanya untuk menjadi budak nafsu.
Setelah itu semua, apakah masih ada kemalangan lainnya yang akan menimpa dirinya? Apakah Tuhan tidak mencintainya sehingga tidak memberikan porsi kebahagiaan untuknya walau secuil saja?
Entah apa dosa Su Wanwan di kehidupan lalu sehingga dia harus membayarnya sekarang.
"Ayah … ibu … tolong aku." Su Wanwan menangis dan kesakitan sendirian, mencoba meredam isakannya dengan mengingat masa-masa bahagia yang dilaluinya bersama kedua orang tuanya.
Sayangnya, tidak banyak kenangan indah yang bisa Su Wanwan ingat untuk menutupi kesedihannya karena dirinya hidup terpisah dari kedua orang tuanya semenjak berselisih pendapat dengan Gu Linchao.
"Ibu, aku menyesal …." Pada saat seperti ini barulah penyesalan akan datang.
Jika Su Wanwan tahu pergi dari rumah akan membawanya pada Li Yunhan hingga dia harus berakhir di tempat terkutuk itu, maka Su Wanwan lebih memilih tetap tinggal bersama kedua orangtuanya meski besar kemungkinan akan sering bertemu dengan keponakannya yang gila.
Su Wanwan menangis dalam diam sembari menatap riaknya ombak pantai melalui jendela besar yang ada di dalam kamarnya dan pada saat bersamaan, dia mendengar pintu kamar terbuka.
Tanpa menoleh, Su Wanwan sudah bisa menebak siapa yang masuk hanya dengan mencium aroma maskulin yang menyeruak menembus lubang kehidupannya. Lagipula, tidak ada orang lain yang akan memasuki kamarnya pada tengah malam seperti ini, selain Mr. X.
Seketika, tubuh Su Wanwan mengigil ketakutan dan dalam kepanikannya, dia segera menghapus air matanya.
Pada saat bersamaan, Su Wanwan sangat berharap bisa melarikan diri dan bersembunyi sejauh mungkin dari Mr. X, tetapi jauh di lubuk hatinya jelas tahu, dia tidak mempunyai kesempatan itu.
Saat Mr. X mendekat dan memutar tubuhnya yang kaku, Su Wanwan mati-matian bertahan agar tetap menurut dan tidak bergerak mundur atau pun mengelak dari jangkauan tangan pria misterius itu.
Mr. X menyibak rambut panjang Su Wanwan yang sedikit berantakan dan terurai menutupi wajahnya seperti tirai karena wanita itu menolak pelayan mendandaninya.
Pelan dan lembut Mr. X menyingkirkan, lalu menyelipkan rambut Su Wanwan ke belakang telinga. Dia mengangkat dagu Su Wanwan dengan jari telunjuknya dan mengamati wajah cantik yang terlihat pucat seperti mayat hidup itu.
"Su Wanwan," bisik Mr. X dengan suara pelan dan serak. Bahkan, hembusan napas Mr. X menerpa wajah Su Wanwan karena mereka hanya terpisah jarak selembar kertas.
Tidak ada jawaban dari Su Wanwan, dia hanya menundukkan kepalanya, menolak menatap pria misterius yang membuatnya ketakutan setengah mati.
Mr. X kemudian mengusap bibir Su Wanwan dengan jempolnya, kembali memaksa wanita itu menatapnya. "Apa kau merindukanku?" tanya Mr. X dengan suara pelan, lebih seperti berbisik.
Su Wanwan menolak menjawab, tetapi di dalam hatinya jelas tidak merindukan Mr. X.
'Siapa kau hingga harus aku rindukan?' Kata-kata itu tentu saja hanya bisa Su Wanwan simpan sendiri di dalam hatinya.
