NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2. BERTEMU MANTAN

Di dalam keterdiaman masing-masing, memory keduanya kembali jauh ke masa di mana momen yang paling tidak bisa mereka lupakan.

“Thasya, kamu boleh menolak jika kamu tidak mau.”

Thasya dan sang ayah berada di dalam mobil yang akan mengantarkan Thasya ke tempat di mana dia akan bertemu dengan seseorang yang akan dijodohkan kepadanya.

“Tapi, ayah harap kamu sebisa mungkin memikirkan ini dengan lebih positif” lanjut pria paruh baya itu.

Dia yang mengatakan Thasya boleh menolak, tetapi dia juga yang secara tidak langsung minta Thasya untuk memikirkan perjodohan itu tanpa bisa menolaknya.

Thasya juga bukan orang bodoh yang tidak bisa mengartikan arti dan tujuan perkataan ayahnya itu. Perjodohan yang dia hadapi saat ini bukan seburuk yang orang-orang katakan. Justru perjodohan yang mendatangkan kebaikan bagi keluarga mereka yang sedang membutuhkan dukungan finansial untuk keberlangsung perusahaan keluarga yang sedang diambang kebangkrutan.

Merasa tidak perlu mengatakan apa-apa. Apalagi menolak, itu tidak akan ada gunanya. Percuma saja. Pendapat apapun yang dia utarakan tidak akan pernah didengar oleh keluarga itu.

Thasya pun keluar dari dalam mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun. Kecuali saat dia akan pamit turun. “Saya pergi dulu.”

Thasya pun masuk ke salah satu restoran dan salah satu staf pelayan di sana mengantarkannya ke ruangan yang sudah direservasi sebelumnya.

Dia melihat ruangan itu masih kosong yang berarti dia harus menunggu. Yang membuat Thasya bingung menentukan pilihan bukanlah gosip yang sebelumnya dia dengar kalau laki-laki yang akan dia temui itu orang yang dingin, arogan dan sombong.

Dia secara pribadi berpikir itu mungkin lebih baik dari pada hidup terkurung layaknya burung seperti sekarang yang dia rasakan di dalam keluarganya. Dia hanya anak yang dipungut dan dibesarkan di dalam keluarganya dan itu tidak akan gratis.

“Thasya Wilona Adimerta.” Dia mendengar seseorang memanggilnya. Mungkin karena dia sibuk dengan pikirannya sendiri dari tadi sehingga dia tidak mendengar seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

“Senang bertemu dengan anda. Saya Damar Rai Dawson.”

Thasya melihat laki-laki di depannya itu tidak arogan atau kasar apalagi sombong seperti yang digosipkan. Dia malah terlihat lebih ke dingin dan cuek.

“Karena kita sama-sama tahu hungan kita ini adalah bisnis bagi kedua keluarga kita, kalau anda tidak keberatan mari kita secepatnya menikah.”

“Baik.”

Itulah pertemuan singkat yang Thasya ingat dengan Damar. Dan disaat itu juga mereka memutuskan untuk menikah. Karena keduanya juga sepertinya tidak mau membuang-buang waktu mereka.

Begitu juga Damar. Memorinya kembali terbuka seperti lembaran buku lama yang tidak pernah dia baca. Tetapi saat ini semuanya seolah terpampang jelas di hadapannya.

Damar mengingat kesan pertama saat dia melihat Thasya. Dia adalah wanita yang ekspresinya sangat datar. Seseorang yang menunjukkan kehidupannya tidak berwarna. Dan setelah menjalani pernikahan mereka, Thasya adalah wanita yang sesuai dengan harapannya.

Dia adalah istri yang tidak mengharapkan atau meminta sesuatu dari Damar. Tidak pernah menyusahkannya apalagi bertingkah aneh. Itu sangat sesuai dengan harapannya, kecuali saat di mana Thasya meminta bercerai darinya.

Damar masih sangat ingat betul di mana saat itu mereka sedang serapan.

“Lanjutkan apa yang ingin kamu katakan?” ujar Damar sambil menikmati serapannya.

“Nanti setelah selesai serapan saja.”

“Bukannya kamu bilang itu hal yang sangat penting? Lanjutkan saja.”

Saat itu Thasya terdiam. Dan dengan perasaan ragu-ragu dia meletakkan selembar kertas di depan Damar.

“Apa ini?” pertanyaan itu keluar dari mulutnya sambil melihat Thasya.

Wanita itu pun dengan bersusah payah membalas tatapan Damar yang masih berstatus suaminya itu. Berusaha memantapkan hatinya dan jangan sampai gagal. Walaupun dia tahu betul jika Damar sudah banyak membantu keluarganya.

“Mari kita bercerai.”

Perasaan Damar saat itu sangat syok. Dan tidak kepikiran jika Thasya akan meminta cerai darinya. Itu hal yang tidak pernah Damar sangka. Karena walaupun pernikahan mereka atas dasar bisnis dan setelah menjalani kehidupan pernikahan mereka selama dua tahun ini tidak pernah terbersit sedikit pun di pikiran Damar menceraikan Thasya.

Tapi pagi itu malah dia mendengar hal yang dia pikir tidak akan pernah terjadi di dalam hidupnya.

Waktu untuk mengingat kembali memori kenangan mereka masing-masing akhirnya berakhir ketika Damar mempersilahkan Thasya duduk.

“Tidak kusangka ternyata benar kamu yang datang.”

Dengan perasaan sedikit gugup tapi Thasya berusaha menyembunyikannya. Dia menjawab Damar setenang mungkin. “Terima kasih sudah meluangkan waktu anda.”

“Kalau sudah tahu saya sibuk, langsung saja ke intinya” kata Damar yang sepertinya tidak mau berlama-lama.

Thasya berusaha terlihat biasa saja. Dan berusaha menghilangkan ingatan jika dia pernah hidup bersama dengan laki-laki di depannya saat ini. Dia tidak mau masa lalunya akan berdampak buruk untuk menyelesaikan masalah pekerjaannya.

Dia sudah jauh-jauh datang dari Amerika dan kebetulan juga ini tugas individu pertamanya. Dia tidak boleh mengecewakan atasannya karena dia sudah dipercayakan untuk menyelesaikan masala ini.

“Saya mendapat laporan dari tim penjualan kami tentang situasi saat ini. Jika kontrak dibatalkan setelah pihak kami selesai memproduksi barang tepat waktu, perusahaan kami akan mengalami kerugian yang cukup besar” kata Thasya memulai pembahasan mereka.

“Lalu…?” ujar Damar dengan santai sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.

“Tidak bisakah Pak Damar menarik kembali surat pembatalan tersebut?”

“Kalau tidak bisa?” Segampang itu Damar merespon pertanyaan yang dilayangkan Thasya. Dia tidak melihat bagaimana usaha mantan istrinya itu mencona memintanya dengan baik-baik.

“Apa…?” ujar Thasya tidak percaya dengan ucapan Damar.

“Thasya, apakah kamu meremehkan aku?” ujar Damar yang tidak suka ada orang menganggapnya gampangan dan tidak bisa konsisten dengan keputusan yang sudah dia ambil.

“Apa maksud anda?”

“Atau mungkin karena kamu sudah lama tinggal di luar negeri, kamu anggap ini panggung drama? Padahal kita sudah lama bercerai, tapi kamu mau kita saling membantu?”

Thasya masih mencoba menenangkan perasaannya. Dia tidak mau tersulut emosi karena dia datang ke sana atas nama perusahaan di mana tempatnya bekerja saat ini. Tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi.

“Saya datang bukan untuk mengungkit masalah pribadi kita berdua. Saya datang sebagai perwakilan dari Perusahaan Beauty Fasion. Saya meminta anda untuk memikirkan lagi tentang pembatalan…”

“Jadi kamu mau berhubungan bisnis lagi denganku?” potong Damar.

“Tapi bagaimana, ya? Tidak ada keuntungan yang bisa aku dapatkan dari berbisnis denganmu. Sepertinya situasi di sana sangat buruk sampai kamu rela datang kepada mantan suamimu, ya?”

Kata-kata Damar barusan seperti menyindir apa yang sebelumnya telah dilakukan Thasya.

Dia mengepalkan kedua tangannya berusaha untuk menahan emosinya.

“Tentu saja tidak ada orang yang senang bertemu kembali dengan mantannya” batin Thasya merasa sesak menyelimuti dadanya. Dia tertunduk karena sepertinya usahanya datang kali ini tidak akan berhasil.

1
Rose 19
mantan suami woy bukan suami,ngaku2 kamu Damar
Rose 19
aku penasaran apa yang membuat Thasya minta cerai dari Damar
Rose 19
pedes banget itu mulut
Rose 19
sepertinya seru
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!