NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membuang kesempatan emas

Pagi ini, Savinna sudah disuguhkan dengan adegan romantis yang terjadi di tengah lapangan. Sebenarnya itu hanya adegan biasa yang kebetulan terlihat romantis di mata Savinna.

Entah apa yang tengah dibicarakan oleh Kavi dan Amia di tengah lapangan saat itu, yang jelas posisi keduanya yang saling berhadapan membuat mereka terlihat romantis bak adegan drama korea dimana sang pria tengah menyatakan perasaannya pada sang lawan jenis.

Pagi-pagi gini gue udah disuguhin sama adegan kayak gini? Bikin gak mood aja, batinnya.

Puk ...

Savinna menoleh ke belakang saat merasakan pundaknya kembali ditepuk oleh seseorang. Dan saat ia menoleh ke belakang, ternyata orang yang menepuk pundaknya pagi itu masih sama seperti kemarin. Ya, dia adalah Nauval. Senior yang kemarin sempat memberikan nomor handphonenya pada Savinna.

“Kenapa lo belum ngechat gue?” tanya Nauval.

“Emangnya harus ya, Kak?”

“Ya harus lah, lo mau tau banyak tentang Fazriel kan?” desak Nauval.

“Saya gak pernah mau tau soal itu. Lagi pula, saya gak pernah suka sama Kak Fazriel,” bantah Savinna.

Nauval pun tersenyum remeh, pasalnya pria itu baru saja menangkap jika Savinna sedang cemburu pada Kavi dan Amia, “Lo gak bisa bohong sama gue, karena gue bisa baca pikiran dan isi hati lo.”

Gak mungkin banget!

“Gak ada yang gak mungkin di dunia ini,” sahut Nauval yang berhasil membuat kedua mata Savinna terbelalak.

“Gue tau lo suka sama Fazriel dari awal kita ketemu, waktu kita gak sengaja tabrakan di koridor lantai satu. Waktu itu lo juga lagi cemburu sama Fazriel, kan?” tebak Nauval yang tepat pada sasaran.

Savinna benar-benar speechless karena semua ucapan Nauval tidak ada yang meleset sama sekali. Antara percaya atau tidak, Savinna pun heran mengapa bisa ada orang dengan kemampuan yang unik seperti ini.

“Kalo lo mau, gue bisa loh bantu lo buat dekat sama Fazr─”

“Val?” ucapan Nauval terhenti saat seseorang memanggilnya.

Kak Fazriel, batin Savinna.

Kavi pun melirik Savinna hingga pandangan mereka kembali bertemu, Ini kan ceweknya Alby, kok bisa ada sama Nauval? batin Kavi.

“Sebentar lagi bel masuk, naik ke kelas sana, Sav,” titah Nauval.

Savinna pun mengangguk mengiyakan sebelum ia menaiki tangga, “Permisi, Kak,” pamit Savinna.

Saat Savinna sudah menghilang dari pandangan keduanya, Kavi pun kembali menatap Nauval, “Ada hubungan apa lo sama dia?”

“Kepo banget,” ucap Nauval sambil berlalu dari hadapan Kavi menuju kelasnya.

Kavi yang masih sangat penasaran pun mengejar Nauval daan berusaha untuk menyamakan langkah mereka, “Gue serius, Val. Setahu gue, dia itu ceweknya Alby, atau mungkin gebetannya Alby?”

“Makanya jangan sok tau.”

“Ya, kan gue cuma tanya,” gerutu Kavi.

Akhirnya gue bisa nemuin cewek selain Amia yang bisa bikin lo jadi sepenasaran ini, Kav. Tinggal tunggu tanggal mainnya aja, gue bakal bantu lo buat dekat sama Savinna.

***

“Si Amia ini kemana sih? Orang udah bel masuk kok belom masuk ke kelas juga?” Kavi menggerutu di sepanjang langkahnya menyusuri koridor sekolahnya hanya untuk mencari keberadaan Amia.

Kavi memang sudah ada niat untuk menghapus perasaannya pada Amia, namun Kavi masih belum bisa sepenuhnya melupakan Amia begitu saja. Buktinya, sekarang Kavi masih merasa khawatir saat mengetahui Amia tak kunjung memasuki kelasnya padahal bel masuk sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu.

Apa si Amia marah karena gue udah nolak permintaan dia buat jauhin Alby sama junior itu?

“Gila, gue gak nyangka banget si Alby bisa ngelakuin hal gak baik di UKS sekolah.”

“Iya loh, apa mereka berdua gak takut ketahuan guru?”

Langkah Kavi terhenti saat ia berpapasan dengan dua orang siswi yang tengah bergosip tentang Alby.

“Ceweknya anak kelas berapa sih?”

“Kayaknya sih yang cewek itu Amia deh, anak ekskul basket dari kelas 11 AP 2.”

Deg..

Setelah mendengar itu, Kavi pun langsung berlari menuju UKS untuk memastikan apakah berita itu benar atau tidak.

Setibanya di UKS Kavi hanya menemukan Amia dengan kedua lutut yang tengah terluka dan sepertinya sudah diobati.

“Loh ... Kavi?”

“Lo habis ngapain sama Alby?!” tanya Kavi dengan nada membentak.

“Hah?” Amia tampak bingung dengan pertanyaan Kavi barusan. “Gue gak ngapa-ngapain kok, Kak Alby cuma bantuin gue buat ngobatin luka.”

“Serius lo?” tanya Kavi memastikan.

“Iya, emangnya lo pikir gue sama dia habis ngapain?”

Kavi pun terdiam lalu menggelengkan kepalanya. Setelah dipikir-pikir lagi, seharusnya ia tidak perlu tersulut emosi seperti ini. Karena apapun yang Amia lakukan dengan Alby bukanlah bagian dari urusannya.

“Masuk kelas sana, dicariin sama Bu Rima tuh. Masih bisa jalan, kan?”

“Bisa kok,” Amia beranjak dari kursi UKS lalu bengambil ranselnya. “Gue duluan ya, Kav.”

Setelah Amia pergi, Kavi menghela napas berat sambil memejamkan matanya.

Gue harus segera hilangin perasaan ini sebelum semuanya semakin menjadi-jadi. Tapi gimana caranya?

Ceklek ...

Kavi membuka matanya lalu menoleh ke arah pintu yang terbuka. Dan betapa terkejutnya Kavi saat mendapati Savinna lah yang tengah berdiri disana.

“M-maaf, Kak ...” Savinna yang panik memutuskan untuk kembali menutup pintu UKSnya.

Kavi pun bergegas menghampiri Savinna saat itu juga, “Kenapa ditutup lagi?” tanya Kavi setelah ia berhasil menahan pintu UKS yang sudah hampir ditutup kembali oleh Savinna.

Savinna pun hanya menggeleng dengan wajah polosnya.

Ya ampun, nih cewek kenapa gemes banget ya? batin Kavi dengan wajah yang memerah.

Kavi kemudian melirik badge nama Savinna untuk mengetahui namanya, ‘Savinna Hananta P’ nama itulah yang tertulis disana.

“Savinna butuh sesuatu? Mau Kak Fazriel bantu?” tanya Kavi dengan lembutnya.

Wajah Savinna pun seketika berubah merah seperti kepiting rebus. Tubuhnya terasa panas dingin setelah mendengar Kavi baru saja menyebutkan namanya. Untuk menahan gejolak yang ada di dalam dirinya saat itu, Savinna berusaha untuk menggenggam knop pintu kuat-kuat sambil mengeratkan giginya.

“Aw ...” tiba-tiba Savinna meringis kesakitan membuat Kavi kebingungan.

“Savinna kenapa?” tanya Kavi khawatir.

Savinna melepaskan knop pintu yang sejak tadi ia genggam begitu eratnya saat ia tersadar akan luka goresan yang ada di telapak tangannya. Dan saat Savinna melepaskan tangannya dari knop pintu itu, Kavi baru menyadari jika tangan Savinna terluka lewat bercak darah yang tertinggal di knop pintu UKSnya.

“Boleh Kak Fazriel lihat tangannya sebentar?” tanya Kavi meminta izin.

Bukannya memberikan, Savinna malah menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya sambil menggeleng.

“Gapapa, Savinna ... sebentar aja.”

Setelah dirayu berulang kali akhirnya Savinna memberanikan dirinya untuk menunjukkan luka di telapak tangannya pada Kavi.

“Ya Allah, tangan kamu luka ... tunggu sebentar ya, Kak Fazriel cariin plester luka dulu di dalam,” ucap Kavi sebelum ia sibuk mencarikan plester luka untuk Savinna.

Sementara itu, Savinna masih terdiam di ambang pintu menatap Kavi yang tengah sibuk mencari plester luka untuknya.

Jadi dia selembut ini sama cewek? Dia juga perhatian banget sama gue yang bahkan bukan siapa-siapanya dia. Kalo gini caranya sih, gue gak akan bisa ngelupain dia dengan mudah, batin Savinna.

“Mau Kak Fazriel bantu pasang─”

“Gak usah, Kak, makasih banyak ya plester lukanya,” potong Savinna saat Kavi memberikan beberapa lembar plester luka padanya. Setelah itu, Savinna segera pergi meninggalkan Kavi sebelum ia semakin larut dalam perasaan kagumnya pada Kavi.

Sementara itu, Kavi masih terdiam mematung disana menatap kepergian Savinna dengan senyuman tipis yang terukir jelas di bibirnya.

Jadi namanya Savinna ya ... nama yang cantik sama kayak paras wajahnya. Tapi, kenapa dia gak pernah mau natap gue lama-lama ya? Apa tampang gue sejelek itu sampai-sampai dia ogah natap gue terus-terusan?

Kavi mulai overthingking karena itu, sudah beberapa kali dirinya bertemu dengan Savinna, namun Savinna tak pernah mau menatapnya lebih dari lima detik.

“Eh ... tunggu sebentar, nama Savinna itu kayak pernah gue lihat sebelumnya deh, tapi dimana ya?”

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!