Anak Kembar Genius Milik Mafia

"Tentu saja kenal Alex adalah salah satu anggota mafia yang suka menculik dan membunuh orang tanpa mengenal apakah itu masih bayi, anak kecil, remaja dan dewasa serta tidak membedakan apakah itu wanita ataupun pria." Jawab Mike.

"Paman dan keluarga Paman berusaha menangkap Alex tapi Alex sangat licik di tambah pintar menyamar jadi Paman dan keluarga Paman kesulitan menangkapnya." Sambung Mike.

"Semoga saja Paman dan keluarga Paman bisa menangkap pria itu." Ucap Max.

"Semoga saja." Ucap Mike.

"Oh ya Paman, apakah Paman Alex Smith dan Paman Brandon Smith, apakah mereka bersaudara?" Tanya Maxi yang tiba - tiba ingat dengan nama mantan kekasih Gracella.

"Mereka Kakak beradik. Di mana Paman Alex Smith adalah Kakaknya sedangkan Paman Brandon Smith adalah Adiknya. Kok kamu tahu nama Paman Brandon Smith?" Tanya Mike penasaran.

"Dulunya kekasih Mommy tapi Paman Brandon mengkhianatinya di mana Paman Brandon selingkuh dengan Tante Veni sekaligus Adik angkatnya Mommy." Jawab Max.

"Jangan - jangan ini ada hubungannya dengan penculikan Kakak kembar kami." Ucap Maxi.

"Bisa jadi. Coba sekarang rekaman cctv di mana mereka keluar dari rumah sakit tapi di perjelas videonya." Ucap Mike.

"Baik Paman." Jawab Max dengan patuh.

Max kemudian mengotak atik laptopnya hingga dua belas menit kemudian Max berhasil meretas rekaman cctv di mana video tersebut sangat jelas.

Kemudian Mike, Max dan Maxi mulai menonton rekaman cctv di mana mereka keluar dari lobby rumah sakit dan salah satu dari mereka menggendong bayi.

"Selimutnya sama seperti selimut kami begitu pula dengan motifnya hanya saja Kakak kami berwarna pink sedangkan Aku dan Maxi warna biru. Begitu pula dengan pakaian, popok, celana panjang, sarung tangan dan sarung kaki." Ucap Max.

"Coba diperjelas gambar selimutnya." Pinta Mike untuk memastikan.

"Tidak perlu Paman. Mommy menyimpan satu set perlengkapan bayi ketika kami baru lahir. Jadi Paman bisa melihatnya dengan sangat jelas." Ucap Maxi sambil turun dari kursi.

"Akan Aku ambilkan selimutnya." Sambung Maxi sambil berjalan ke arah pintu.

"Oke. Paman tunggu." Ucap Mike.

"Apakah selimut dan pakaian, popok, celana panjang, sarung tangan dan sarung kaki warna pink juga di pakai sama Kak Grace waktu bayi?" Tanya Max.

"Ya. Karena itulah Paman penasaran dan memastikan apakah Grace adalah Kakak kalian." Jawab Mike.

Max hanya menganggukkan kepalanya kemudian Mike meminta rekaman itu berlanjut untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.

Max dan Mike kemudian menonton rekaman cctv 6 tahun yang lalu di mana mobil yang satunya lagi keluar dan totalnya ada enam orang. Sedangkan mobilnya satu lagi yang pergi meninggalkan rumah sakit sambil membawa bayi yang tidak berdosa.

Ke enam pria tersebut keluar dari mobil sambil membawa tembakan kemudian menembak dengan brutal ke arah orang - orang yang tidak bersalah.

Baik pasien, dokter, perawat, sekuriti, pengunjung dan beberapa orang yang lewat di mana orang - orang tersebut merekam aksi brutal mereka.

Orang - orang tersebut sebagian ada yang mati dan sebagian terluka karena terkena luka tembak. Mereka melarikan diri karena tidak ingin mati membuat mereka menyesali perbuatannya karena nyawanya nyaris mati. Akibat ulah kejam para penjahat yang menembak tanpa pandang bulu.

Setelah itu dua orang dari mereka berjalan ke arah mobil untuk mengambil diregen yang berisi bensin. Dua pria berseragam hitam - hitam itu masuk ke dalam hingga beberapa saat kemudian mereka keluar dari rumah sakit.

Tidak berapa lama terdengar suara ledakan dan api mulai berkobar bersamaan mobil tersebut pergi meninggalkan rumah sakit.

"Mereka benar - benar kejam. Paman tidak akan maafkan mereka." Ucap Mike sambil menahan amarahnya.

"Mereka harus mati dari pada menjadi sampah masyarakat dan membunuh orang - orang yang tidak berdosa." Ucap Max sambil menahan amarahnya.

"Paman setuju." Ucap Mike.

Ketika Mike ingin berbicara tiba - tiba datang Maxi sambil membawa kotak ukuran agak sedang di mana ada satu set pakaian dan selimut yang di kemas dengan rapi mirip pigura.

"Ini, pakaian yang dulu Aku kenakan sama seperti pakaian yang dikenakan Kakak pertama kami dan Kak Max." Ucap Maxi sambil memperlihatkan kotak tersebut ke Mike.

Mike menerima kotak tersebut kemudian melihatnya dan sesuai dugaan kalau selimut yang dikenakan Grace sama yang dikenakan Max dan Maxi hanya beda di warnanya.

"Sesuai dugaan Paman, kalau selimut dan pakaiannya sama yang dikenakan Grace waktu orang tua Paman menemukannya di tempat pembuangan sampah hanya beda warna yaitu warna merah muda seperti yang kalian katakan." Ucap Mike sambil menahan amarahnya terhadap para penculik.

Mike ingin sekali memukul meja dan menendang kursi untuk melampiaskan amarahnya namun Mike berusaha menahannya karena ada ke dua anak kembarnya dan ke dua ponakannya.

Selain itu dirinya merasa bersalah karena ternyata Gracella tidak bersalah yaitu Grace tidak membuang bayi malang tersebut yang bernama Grace.

"Kami sudah menduga kalau Kak Grace adalah Kakak kami yang di culik oleh mereka." Ucap Max dan Maxi dengan serempak.

"Mereka harus mendapatkan hukuman yang tidak pernah mereka lupakan." Sambung Maxi sambil menahan amarahnya begitu pula dengan Max.

"Sekarang coba retas rekaman cctv 6 tahun yang lalu dari rumah sakit menuju ke tempat pembuangan sampah." Pinta Mike.

"Baik, Paman." Jawab Max dengan patuh.

Max kemudian mengotak atik laptopnya hingga beberapa saat mobil hitam tersebut masuk ke kawasan yang mulai sepi hingga beberapa saat mobil itu tidak terlihat karena tidak ada rekaman cctv.

"Mobil hitam tersebut mulai terlihat kembali ketika sudah melewati tempat pembuangan sampah. Coba kamu cek berapa menit mobil sebelum melewati tempat pembuangan sampah hingga mobil hitam tersebut terlihat kembali." Pinta Mike.

"Baik, Paman." Jawab Max dengan patuh.

Max kemudian kembali mengotak atik laptopnya hingga beberapa saat kemudian Max berhasil memfoto dua gambar mobil. Foto pertama di mana mobil tersebut sebelum menghilang dari rekaman cctv dan foto ke dua di mana mobil tersebut kembali terlihat.

"Selisih waktunya tiga puluh menit jadi kemungkinan besar mobil tersebut berhenti di tempat pembuangan sampah untuk membuang ponakanku." Ucap Mike sambil berusaha menahan amarahnya.

"Apa yang dikatakan Paman Mike memang benar. Tapi anehnya kenapa mobil hitam itu bisa masuk ke dalam jurang? Apa mungkin remnya blong?" Tanya Max sambil berpikir.

"Atau bisa juga itu rencana cadangan mereka untuk mengelabui orang yang ingin meretas rekaman cctv 6 tahun yang lalu." Celetuk Maxi.

"Untuk memastikan lebih baik Max kembali meretas agar bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Mike.

"Oke." Jawab Max dengan patuh.

Max kembali mengotak atik laptopnya hingga akhirnya mereka menonton rekaman cctv. Di mana mobil hitam tersebut melaju dengan kecepatan sedang.

"Max, tekan off." Pinta Mike ketika mobil hitam tersebut mengarah ke jurang.

"Baik." Jawab Max sambil menekan tombol off.

"Apakah kalian melihat ada mobil hitam lainnya yang memarkirkan mobilnya tidak jauh dari jurang?" Tanya Mike sambil menunjuk ke arah layar proyektor.

Max dan Maxi menatap ke arah layar proyektor yang di tunjuk oleh Mike.

"Lihat Paman." Jawab mereka berdua dengan serempak.

"Max, tekan tombol play tapi buat gerakan mobil secara lambat agar kita tahu apakah mobil itu langsung menuju ke arah jurang atau mereka yang berada di dalam mobil keluar dari mobil hitam itu." Pinta Mike.

"Baik, Paman." Jawab Max.

Max melakukan apa yang dikatakan Mike setelah beberapa saat mereka kembali menonton rekaman cctv dalam gerakan lambat.

Mereka melihat pintu mobil terbuka dan satu persatu keluar dari mobil tersebut dengan membawa kasur mungil untuk menahan tubuh mereka agar tidak terluka parah.

Hingga akhirnya mobil hitam tersebut masuk ke dalam jurang di mana sudah tidak ada orang yang berada di dalam mobil.

"Sekarang kita sudah tahu kalau Grace sengaja di culik oleh mereka dan di buang di tempat pembuangan sampah." Ucap Max.

"Kini kita mencari tahu siapa orang yang sengaja tega menggantikan obat penguat kandungan dan vitamin yang di konsumsi Mommy yang di tukar dengan obat penggugur kandungan." Sambung Maxi.

"Betul kata kalian. Steven dan Stevanus, apakah kalian tahu siapa pelakunya?" Tanya Mike.

"Sudah, Dad." Jawab ke dua anak kembarnya dengan serempak.

"Siapa pelakunya?" Tanya Mike penasaran begitu pula dengan Max, Maxi dan para pembaca noveltoon.

"Tunggu besok ya, Dad. Karena Authornya ngantuk." Jawab ke dua anak kembarnya dengan serempak.

"Baiklah." Jawab Mike, Max dan Maxi dengan serempak.