Jodoh Abdi Negara

Mayor Raka dengan langkah terhenti menatap Kayra yang sedang kebingunganan, Raka dengan langkah lebar menghampiri Kayra. Dengan rasa bersalahnya Raka menghampiri Kayra.

"Kenapa ? " Tanya Raka memperhatikan keadaan motor Syifa.

Seketika Syifa yang tadinya bersikap biasa saja, kini Syifa menatap Raka dengan tatapan malas tidak seperti biasanya.

"Ban motornya bocor, Ayo ikut saya saja ! " Ucap Raka.

"Tidak usah terima kasih, saya masih banyak waktu untuk berjalan ke depan komplek. " Jawab Kayra yang benar-benar enggan beradu bicara dengan Raka lebih lama lagi.

Raka menatap Kayra, " Ini perintah ! " Ketegasan Raka di perlihatkan, biasanya dengan begitu Kayra langsung nurut atau bahkan Kayra malah menggoda Raka dengan candaannya, namun kali itu Kayra benar-benar malas.

"Saya bukan anak buah anda Pak, Permisi ! " Jawab Kayra menatap kesal ke arah Raka.

Kayra berjalan melewati tubuh kekar Raka yang masih mematung di tempatnya, Raka menundukkan kepalanya karna ia merasa Kayra benar-benar kecewa.

Tanpa Rak sadar Kayra sudah keluar gerbang rumahnya, Kayra benar-benar pergi dengan berjalan kaki tanpa mau menumpang pada Raka.

"Emang gila tuh cowok, kalau gue mau ikut bersama dia. Terus tuh Ibu besar melihatnya mau di cap wanita apalagi gue ! Dasar orang kaya isi kepalanya di penuhi dengan materi sementar otaknya mereka simpan di dengkul. " Dengus Kayra terus berjalan melewati jejeran rumah mewah di lingkungan kompleks itu.

"Tid ... Tid ... Tid ..." Suara klakson mobil Raka terus berbunyi. Kayra terus berjalan tanpa mau memperdulikannya.

Raka benar-benar menepikan mobilnya, ia keluar dari dalam mobil dan berjalan lebar menyusul langkah Kayra.

Raka menarik tangan Kayra, " Apah sih Tuan, saya bilang saya tidak mau ! saya itu hanya pembantu, jadi tolong jangan posisikan saya menjadi wanita paling kotor di antara keluarga anda. " Teriak Kayra.

"Dengar kan saya, Kay ... " Ucap Raka yang berusaha terus mempertahankan genggaman tangannya, namun karna emosi Kayra yang besar Kayra mampu melepaskan tangan Raka dari lengannya.

"Kay ...... " Teriak Raka yang tidak di gubris oleh Kayra, Kayra berlari dan memberhentikan kendaraan umum di depan kompleks itu.

Raka menjadi tak tenang dengan sikap Kayra kepadanya, Raka sudah nyaman dengan sikap pecicilan Kayra kepadanya. Lalu sekarang Kayra malah membencinya dan tidak mau perduli terhadapnya.

Setibanya di kampus, Kayra meneguk minuman milik sahabatnya. " Ya Ampun Kay Lo habis di kejar hantu ? "

"Yang ngejar gue lebih seramnya dari hantu asal Lo tahu itu. " Jelas Kayra pada sahabatnya.

Beberapa mata kuliah pun di ikuti oleh Kayra dengan baik, dan kini ia harus rela kerepotan naik turun kendaraan umum demi tujuannya.

Kayra seperti biasa bekerja sebagai fotografer di masa kampanye orang penting itu, Cuaca di hari itu cukup panas. Namun Kayra tidak boleh lari dari pekerjaannya.

Kamera Kayra tertuju ke arah Mayor Raka, yang belum sadar jika Kayra ada di sana. Mayor Raka terlihat sibuk dengan keamanan yang dia lakukan, tak jarang dia pun bersikap acuh pada para fansnya. Saat berada di tengah acara Mayor Raka sadar keberadaan Kayra yang sedang fokus mengambil gambar.

Mayor Raka menatap Kayra, Kayra menoleh dengan tidak sengaja. Kayra bersikap datar seperti tidak mengenali Mayor Raka sama sekali, meskipun Mayor Raka mencoba untuk menyunggingkan senyuman kecilnya tapi Kayra tetap tidak perduli.

"Ya ampun pasti pengeras suara di semua mesjid selalu di sewa oleh para wanita yang ada di sini, teriakannya tidak main-main. " Umpat Kayra.

Tapi sayang teriakan itu menyebutkan nama seseorang yang sedang Kayra benci. Kayra benar-benar tidak perduli sekali walaupun seringkali tatapan tajam Raka terus memperhatikannya.

Di sela-sela istirahat, Kayra menghampiri salah satu rekan kerjanya. Obrolan mereka bergitu asyik tak jarang Kayra tertawa lepas saat berbicara dengan rekannya itu, membuat Raka tak nyaman saat memperhatikannya.

Raka mengambil ponselnya, Raka mengirimkan pesan singkat pada Kayra. " Setelah selesai bekerja kamu langsung pulang. " isi pesan singkat itu.

Kayra membaca pesan singkat di ponselnya, tapi Kayra tidak membalas isi pesan singkat itu membuat Mayor Raka benar-benar tersiksa dengan sikap Kayra.