NovelToon NovelToon
Suami Kakak Angkatku

Suami Kakak Angkatku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / berondong / nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: cageor

seorang gadis yatim piatu bernama Miranda yang di besarkan di sebuah panti asuhan setelah kedua orang tua nya meninggal dunia karena sakit.

besar di panti membuat Miranda menjadi sosok yang kuat dan mandiri,hingga dia berhasil membuka beberapa usaha yang mempunyai beberapa cabang.

suatu hari bertemu dengan seorang wanita bersama anak laki lakinya,kedekatan Miranda dengan Ratmi dan Rangga anak laki laki nya membuat Miranda mendapat figur seorang kakak.

tepat hari dimana Miranda meminta Ratmi menjadi kakak angkatnya,miranda juga bertemu dengan seorang pria yang sangat menarik perhatiannya.

seiring berjalannya waktu kedekatan Miranda dan pria itu semakin intens hingga akhirnya si pria meminta Miranda menjadi kekasihnya,bukan hanya Miranda tapi Ratmi sang kakak angkat pun ikut senang dengan kabar yang di berikan adiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cageor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TERKUAK KEBENARAN

Menjelang siang Jessy melancarkan aksi nya sesuai dengan permintaan Gia sehingga membuat salah satu karyawan lain menelpon Mira dan Mira pun menghubungi Gia tapi tak di angkat,Mira pun segera meyambar jaket dan kunci motor nya menyusul ke sana.

Gia memang sengaja meminta Jessy yang berulah karena itu adalah toko yang paling jauh,jadi akan butuh waktu lama untuk kesana dan kembali.

Sepanjang perjalanan menuju ke sana Mira merasa heran karena baru kali ini dia merasakan karyawannya bar bar seperti ini hingg bertengkar di toko. Mira sempat meminta salah satu untuk menutup toko hingga dirinya datang,jadi tidak ada pelanggan yang melihat keributan mereka.

"Gia juga tumben banget gak angkat telpon,biasa sibuk gimana juga gak akan angkat telpon,akhir akhir ini sikapnya ke Anto pun berubah... Ada apa sebenarnya..." Mira marah marah sendri di jalan.

Gia memantau semuanya dari laptop yang sudah dia sambung untuk melihat CCTV toko Jessy,dari sana dia melihat Mir masuk dengan tergesa gesa menghampiri Jessy dan Juan yang terlibat pertengkaran hari itu.

Mira datang mencoba mendamaikan mereka berdua dan berusaha bertanya masalah nya,setelah beberapa saat mereka hanya diam,Gia langsung membantu nya dengan menelpon Mira.

'halo ka...'

'de... Kamu udah berangkat ke mba Ratmi?'

'ini aku baru mau jalan'

'yaudah kamu duluan aja!'

'lho... Kakak dimana? Tadi kenapa telpon?'

'ini... Jessy sama Juan bertengkar di toko'

'hah? Kenapa?'

'gak tahu nih lagi kaka tanyain! Kalau kakak gak keburu datang ga apa apa ya... Kamu jangan sampai gak datang.'

'iya ka... Apa aku gak perlu ke sana?'

'gak usah! biar kakak aja! Kamu duluan ke tempat mba Ratmi,nanti aku nyusul'

'oke deh ka!'

Setelah tutup telpon Gia menatap ponsel nya dengan sedih, 'maaf ka...aku harus lakukan ini,aku belum bisa melihat kakak murung atau bersedih' ucapnya dalam hati.

Gia berjalan ke arah motor nya dan melaju kan motor itu dengan kecepatan yang lumayan untuk seorang perempuan,dia tidak pergi ke tempat mba Ratmi,lebih tepatnya belum pergi, dia masih bingun apa yang mau dia lakukan.

Gia sampai di tempat biasa dia ikut balapan bersama temannya,disana sangat sepi karena jalan tersebut masih baru dan tahap pengerjaan nya belum selesai jadi tidak ada yang melewati tempat tersebut. Gia melaju motor nya dengan sangat kencang mengelilingi arena balap,ini adalah salah satu cara dirinya melepaskan stress yang dia alami.

Tring... Tring... Tring...

Ponsel di dalam tas nya terus berdering namun si pemilik tidak menyadari nya karena kencangnya laju sepeda motor yang dia bawa,hingga putaran ke 12 akhirnya Gia berhenti,dia menepi d sebuah jembatan di jalan itu,dia duduk di atasnya.

Tring... Tring... Tring...

Ponselnya kembali berdering tertera nama 'JESSY' Gia langsung buru buru mengangkatnya,Jessy mengatakan kalau sudah tidak dapat menahan ka Mira lagi di sana dan ka Mira sudah berangkat dari 25 menit yang lalu,sebelum berangkat ka Mira mendapat telpon dari mba Ratmi dan dia beberapa kali berusaha menghubungi ku namun tak di angkat sama sekali,makanya Mira bermaksud menyusulku.

"oke... Makasih ya Jes!"

"sama sama Gi!"

Gia langsung buru buru kembali melajukan motornya membelah jalanan,di jalan dia sambil berfikir apa dia akan sampai tepat pada waktu nya,apa dia bisa membawa Mira pulang tanpa menimbulkan kecurigaan.

POV Mira

'ya bun... ' sapa ku. Aku dan Gia memang memutuskan memanggilnya Bunda setelah mba Ratmi hamil anak kedua nya.

'kalian kemana sih? Kok gak ada yang dateng?'

'gak ada? Bukan Gia di sana bun?'

'ouh... Mungkin belum sampe kali Mir! Kamu gak jadi ke sini?'

'jadi ini aku udah mau jalan,tadi ada masalah dikit di toko nya Jessy bun!'

'yaudah hati hati ya...'

'siap boss'

Setelah menutup telpon aku langsung menghubungi Gia namun tak ada jawaban,aku terus mencoba nya beberapa kali namun masih belum juga di angkat. 'ini anak kemana sih! Pas lagi gini malah susah banget di hubungi!'omel ku kesal.

Aku sempat meminta Jessy untuk menghubungi Gia sebelum aku berangkat,karena aku tak akan memegang ponsel lagi hingga sampai di sana.

Di pertigaan jalan menuju tiba tiba saja motor ku di himpit oleh sebuah motor besar lainnya,motor besar yang sangat aku kenal,bukan hanya dengan motornya saja namun dengan pemiliknya juga.

"kemana aja kamu?" ucap ku jutek.

"aku udah telpon... Coba liat hp nya"

"gak usah ke sana!" ucap Gia sambil membuka botol minumnya,ada air yang tumpah saat Gia minum dan jatuh ke knalpot yang langsung mengeluarkan asap.

"kamu balapan?"

"dikit... "Jawab nya santai.

"keras kepala! Nanti mas mu tahu pasti marah" jawab ku lagi,namun aku melihat Gia tersenyum,namu senyum itu terlihat kecewa. Ya,ada kekecewaan di balik senyum itu,seperti tidak tulus!

"ga usah ke sana ka!" ucap Gia lagi tapi aku tidak memperdulikannya,aku naik kembali ke atas motor ku,namun Gia langsung melompat ke depannya membuat ku kembali membuka helm nya.

"apa sih..."

"gak usah ke sana ka! Aku mohon!" ucap nya lirih,wajah nya sangat terlihat sedih saat mengucapkan itu.

"kenapa sih de? Kan kita janji sama bunda mau datang!"

Gia menghela napasnya dengan panjang dan berat sebelum akhirnya mengatakan kalimat yang membuat ku kembali bingung. "aku cuma gak mau kakak sedih karena aku juga baru tahu 3 hari yang lalu."

"maksudnya gimana sih de?"

"apa yang ada di dalam rumah itu nanti akan membuat ka Mira sakit,jadi ada sebaiknya ka Mira tidak kesana."

"de... Kakak mau yang sejujur jujurnya"

"janji sama aku disaat kita sampai sana kakak jangan menangis,jangan marah dan jangan yang lainnya"

"oke"

"ayo..." ucap Gia.

Mereka mengendarainya memasuki jalan itu hingga berhenti di depan rumah milik Ratmi dan sang suami,Ratmi dan Rangga menyambut ku,karena acara sudah selesai dua wanita itu jadi bahan tontonan saat sampai di sana.

Ratmi langsung memeluk ku lalu memeluk Gia,begitu pula yang di lakukan oleh Rangga,Gia mengandeng tangan ku saat masuk ke dalam Rumah itu,bahkan sampai di dalam pun dia tidak melepaskan genggaman nya membuat perasaan ku semakin tak enak.

Aku melihat seluruh orang yang di dalam,hingga mata ku bertemu dengan sosok yang sangat aku kenal,bahkan kami sudah saling berbagi liur hingga peluh walaupun hanya satu kali.

Aku melihat Ratmi memanggil nya,genggaman di tanganku semakin kencang 'apa ini artinya Gia tahu? Apa ini yang membuatnya meminta ku tidak datang?"

Mira mencoba mengingat lagi apa saja yang telah Anto ceritakan padanya,namun dia tidak mengingat apapun,karena Anto tidak menceritakan apapun,Mira pun baru menyadari hal itu,betapa bodoh dirinya ini.

"Mir... Ini ayahnya Rangga" ucap Ratmi yang.

Bagaikan di sambar petir Mira langsung pingsan,Anto hendak menangkap,namun Gia lebih dulu menariknya,Gia tidak sudi jika kakak nya harus di sentuh dengan tangan kotor pria itu.

@@@@@

Temen temen... Jangan lupa komen dan like nya yah...

Terima kasih

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!