NovelToon NovelToon
Story Of A Princess : Air Palace

Story Of A Princess : Air Palace

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Riana Luzi

Wan Yiran berjuang melepaskan rantai emas yang mengikat tangan dan kakinya. Kondisi Wan Yiran yang sedang tidak berdaya membuat Putra Mahkota Kong Welan segera membaca mantra Penghancur Jiwa hingga panah emas muncul dari tangannya, hanya butuh beberapa detik hingga panah itu melesat cepat menancap di Jantung Wan Yiran.
Wan Yiran terjatuh di tanah dalam kondisi sekarat, matanya hanya menatap pria yang dicintainya Jendral Muda Lin Haoran, namun sorot mata pria itu sama sekali tidak menunjukkan raut iba padanya.
Yiran kehilangan kedua orang tua dan kakaknya yang dihukum mati oleh kaisar karena kasus pembunuhan yang dilakukan keluarganya. Kini Wan Yiran juga harus mati mengenaskan karena rasa dendam di hatinya yang membawa dirinya menjadi wanita iblis.

~Wan Yiran terbangun dan menyadari semua yang ia lalui hanyalah mimpi. Mimpi yang membawa tekad Yiran untuk memperbaiki dirinya, merubah nasibnya dan melepaskan cinta serta ambisinya. Wan Yiran harus melalui perjalanan yang tidak mudah~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riana Luzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Entah Kemana

Kong Welan berjalan sambil memegang tangan Wan Yiran membawa gadis itu ke dalam kamarnya.

“Duduk,” perintah Kong Welan.

Wan Yiran tidak memiliki tenaga sama sekali untuk berdebat dengan Kong Welan saat ini, ia memilih tetap diam dan duduk di salah satu kursi yang ada di kamarnya.

Kong Welan kemudian berpaling menatap Saji yang tadi berjalan mengikuti mereka, “tolong ambilkan kotak obat,” pinta Kong Welan.

“Baik Yang Mulia,” ujar Saji menjawab perintah Kong Welan.

Saji segera berjalan perlahan menuju meja di dekat jendela tempat kotak obat berada. Saat akan mengangkat kotak obat Saji menjerit kesakitan dan tidak mampu mengangkat kotak tersebut.

Melihat ada yang salah Kong Welan segera berjalan ke arah Saji dan memperhatikan bahwa tangan Saji juga terluka karena serangan segerombolan orang tadi, “pergilah, obati lukamu juga,” perintah kong welan.

Saji menatap ragu ke arah Yiran sekaan tidak rela meninggalkan majikannya itu.

“Ada aku, kamu bisa pergi,” ujar Kong welan mengerti kekhawatiran Saji.

“Baik Yang Mulia,” jawab Saji sedikit ragu namun ia segera berjalan perlahan keluar dari kamar Wan Yiran.

Kong Welan segera mengambil kotak obat kemudian membawanya ke arah Yiran yang sedang duduk.

“Turunkan sedikit kain bajumu di bahu agar aku bisa memeriksa lukanya,” perintah Kong Welan.

“Tidak perlu Yang Mulia, saya bisa melakukannya sendiri,” tolak Yiran.

“Jangan membantah Nona Wan, akan sulit bagimu untuk melihat lukamu yang berada di bagian belakang bahu. Aku hanya ingin membantu mengobati lukamu.”

Wan Yiran tahu semakin ia menolak pria di hadapannya ini pasti akan lebih bersikeras untuk mengobati lukanya. Ia memilih mengalah dan segera berbalik membelakangi Kong Welan kemudian menurunkan sedikit kain bajunya hingga luka di bahunya terekspos.

Kong Welan segera membuka kota obat kemudian mengeluarkan cairan alkohol yang ia basahi pada sebuah kain lalu mengusap perlahan kain tersebut di luka Wan Yiran. Gadis itu meringis kecil saat merasakan perih dari cairan alkohol yang menyentuh lukanya.

Selama Kong Welan mengobati luka Wan Yiran, hanya kesucian yang menemani keduanya dalam ruangan ini. Wan Yiran tidak memiliki tenaga untuk berbicara, sedangkan Kong Welan tidak tahu harus mengatakan apa pada gadis yang sedang ia obati lukanya saat ini.

“Tuan Wan menitipkan sebuah surat untukmu padaku. Apa kamu ingin membacanya?” tanya Kong welan memecahkan keheningan diantara keduanya.

Wan Yiran meremas kedua tangannya yang berada di pangkuannya saat ini, “apa menurut anda saya akan menjawab tidak terhadap surat terakhir yang diberikan ayah saya?” tanya Wan Yiran dengan suara bergetar.

Kong Welan terdiam. Ia mulai mengolesi obat di luka Wan Yiran kemudian mulai membalut luka gadis itu. Setelah selesai ia segera berjalan ke hadapan Wan yiran dan berjongkok sehingga wajahnya sejajar dengan wajah Wan Yiran saat ini.

“Keluargamu hanya ingin menyelamatkanmu, selain itu keinginan mereka adalah biarkan mereka yang menanggung hukuman atas kejahatan mereka bukan dirimu.”

“Tapi mereka tidak menyadari bahwa kehilangan mereka juga merupakan hukuman bagi saya Yang Mulia,” ujar Wan Yiran lirih, ia kembali menunduk saat merasakan bahwa matanya sudah tidak bisa menampung air mata yang ingin keluar.

Wan Yiran menunduk menyembunyikan wajahnya dari Kong welan, tubuhnya bergetar hebat karena tangisannya. Kong Welan hanya bisa mengusap lembut lengan Wan Yiran, berusaha menenangkan gadis di hadapannya ini.

Li Nao yang berdiri di depan pintu kamar Wan Yiran dengan tatapan datar menyaksikan Putra Mahkota Kong Welan yang saat ini sedang menenangkan Wan Yiran yang sedang menangis. Ia meremas sebuah botol obat di tangannya.

Melihat Putra Mahkota Kong Welan yang sudah berada bersama Wan yiran dan menenangkan gadis itu, Li Nao memilih berbalik dan pergi meninggalkan kamar Wan Yiran.

Li Nao berjalan cepat dengan wajah putus asa menuju ke ruang kamarnya, dalam perjalanan ia bertemu dengan Li Ara saudarinya yang memandangnya dengan tatapan kesal.

“Tabib baru saja mengobati lukamu, kenapa kamu sudah berjalan keluar dari kamarmu?” tanya Li Ara dengan kesal karena merasa khawatir.

Li Nao terdiam tidak menjawab pertanyaan saudara kembarnya itu, ia memilih kembali berjalan menuju kamarnya.

“Ada apa dengannya? Kenapa ia terlihat begitu kesal?” gumam Li Ara bertanya-tanya.

*****

Wan Yiran menatap ragu ke arah kertas yang berada di atas meja di hadapannya saat ini. Setelah mengobati lukanya dan menunggu dirinya menangis, Putra Mahkota Kong Welan meletakkan kertas tersebut lalu pergi meninggalkan Wan Yiran di dalam kamarnya sendirian. Kertas tersebut adalah surat terakhir dari ayahnya yang ia titip pada Putra mahkota Kong Welan untuk diberikan padanya.

Wan Yiran mengambil kertas tersebut kemudian dengan ragu membuka perlahan lipatan kertas itu hingga semua tulisan yang ada dalam kertas itu mulai terlihat. Ia mulai membaca dengan seksama isi surat yang ditulis ayahnya.

Untuk Putri tercinta kami Wan Yiran.

Putriku Wan Yiran, 21 tahun yang lalu kami mendapatkan anugerah dari Dewa seorang bayi yang sangat cantik. Saat pertama kali memandang wajah mungilmu saat bayi, kami terpukau oleh binar matamu yang indah.

Kedatanganmu di keluarga menjadi pelengkap kebahagiaan Ayah dan Ibumu. Putri kecil kami menjadi harta yang paling berharga yang kami miliki.

Saat kamu mulai tumbuh semakin besar, wajahmu semakin cantik dan berbinar membuat rasa sayang Ayah dan Ibumu bertambah berkali lipat.

Kamu adalah putri yang sempurna, namun sayangnya kamu memiliki orangtua yang tidak sempurna dalam mendidikmu.

Rasa cinta kami yang besar membuat kami terlalu memanjakanmu dan selalu memenuhi segala keinginanmu. Bukan salahmu nak tumbuh menjadi keras kepala dan manja, karena semua itu adalah akibat dari perbuatan Ayah dan Ibu yang salah mendidikmu.

Jangan menyalahkan dirimu sendiri atas apa yang terjadi pada kami nak.

Jika Ayahmu ini tidak memiliki keserakahan dan ambisi yang besar, bagaimana pun kamu menginginkan seorang Ayah yang kaya dengan menangis dan mengamuk setiap saat, Ayah tentu tetap tidak akan melakukan kejahatan itu.

Semua yang kami alami hari ini adalah kesalahan kami bukan kesalahanmu.

Setelah hari ini Ayah menyadari satu hal.

Sebanyak apapun Ayah berusaha mengumpulkan harta duniawi, itu tidak lebih berharga darimu.

Kamu adalah harta yang paling berharga yang dimiliki oleh Ayah dan Ibumu nak.

Putri Kecil kami yang paling kami cintai di dunia ini.

Wan Yiran meremas kuat dadanya, berusaha menghilangkan rasa sesak yang ia rasakan saat ini. Ia kembali menangis entah untuk keberapa kalinya hari ini. Matanya terasa sudah begitu perih karena terus menangis hari ini.

“Kenapa harus aku yang mengalami ini?” isak Wan Yiran.

Ia benar-benar merasa begitu hancur. Sekarang ia menyadari seperti inilah rasa sakit yang dirasakan Su Yimin saat kehilangan seluruh keluarganya. Dirinya sangat tidak sanggup menghadapi semua ini, ia tidak bisa berusaha tegar bagaimana pun caranya.

****

Li Ara berjalan menuju ke arah kamar Wan Yiran sambil membawa nampan berisi makanan.

“Salam Yang Mulia,” ucap Li Ara memberi hormat pada Kong Welan yang saat ini sedang berdiri bersama Liyang di depan teras yang terhubung dengan pintu kamar Wan Yiran.

“Apa kamu mengantar makanan untuknya,” tanya Kong Welan.

“Benar Yang Mulia. Nona Wan Yiran belum makan apapun hari ini, saya datang untuk membujuknya makan setidaknya beberapa senduk,” ujar Li Ara.

Kong Welan mengangguk, “masuklah”.

Li Ara mengangguk hormat, kemudian berjalan memasuki kamar Wan Yiran.

Saat sudah masuk ke dalam kamar Wan Yiran, Li Ara menatap bingung saat tidak menemukan presensi Wan Yiran di dalam kamarnya ini.

“Nona, dimana anda?” panggil Li Ara sambil mengelilingi kamar Wan Yiran, berusaha mencari keberadaan gadis itu, “Nona,” panggil Li Ara sedikit lebih keras, ia mulai merasa panik karena tidak menemukan Wan Yiran.

Mendengar suara Li Ara yang memanggil Wan Yiran membuat Kong Welan serta Liyang berjalan masuk ke dalam kamar Wan Yiran untuk melihat apa yang terjadi.

“Ada apa,” tanya Kong Welan.

“Ampun Yang Mulia, Nona Wan Yiran tidak ada di dalam kamarnya,” jawab Li Ara.

Kong Welan segera menatap sekitar area kamar Wan Yiran, Liyang juga terlihat memeriksa semua sudut kamar Wan Yiran. Ia menggeleng ke arah Putra Mahkota saat tidak menemukan Wan Yiran.

“Perintah semua pengawal untuk mencari di sekitar kediaman,” perintah Kong Welan pada Liyang.

“Baik Yang Mulia,” jawab Liyang kemudian berjalan keluar dari kamar Wan Yiran untuk melaksanakan perintah Kong Welan.

“Kamu juga segera cari dia. Pikirkan segala tempat yang bisa menjadi kemungkinan dirinya berada saat ini,” ujar Kong Welan pada Li Ara.

“Baik Yang Mulia,” jawab Li Ara.

Kong Welan segera berjalan keluar dari kamar Wan Yiran untuk mencari gadis itu.

“Apa lagi yang akan kamu lakukan Wan Yiran,” gumam Kong Welan dengan nada khawatir.

Li Nao terlihat berlari ke arah Putra mahkota Kong welan dengan wajah khawatir, “Apa benar Nona Wan Yiran menghilang Yang Mulia?” tanya Li Nao dengan panik.

Kong Welan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Li Nao, “Pikirkan tempat-tempat yang mungkin ia datangi. Cari dirinya di sana,” perintah Kong Welan.

Li Nao mengangguk kemudian segera pergi dari hadapan Kong Welan untuk mencari Wan Yiran.

Kong Welan kembali mengelilingi kediaman keluarga Wan berharap bisa menemukan Wan Yiran. Setelah sudah berkeliling cukup lama dan merasa gadis itu sudah tidak berada di sini, ia segera berlari keluar kediaman dan mengambil salah satu kuda milik pengawalnya.

Saat baru akan memacu kudanya, Kong Welan menghentikan gerakannya saat merasakan energi sihir komunikasi batin yang masuk ke dalam tubuhnya. Sepertinya gurunya master Wu ingin memberikan sebuah informasi padanya. Apa gurunya ini mengetahui keberadaan Wan Yiran? Ia mengingat saat terakhir kali ia menjemput Wan Yiran di sebuah tebing itu karena informasi dari gurunya tentang keberadaan Wan Yiran.

1
Suci Muji Asih
ak ikt nangis trs thor....ya Allah, bgs bgt crita ny
Suci Muji Asih
ayooo up lg thor....sangat...sangat bgs jln cerita ny....please...up lg donk.....
Suci Muji Asih
ikt nangis/Cry/
Nur Hayati
ceritanya mirip dengan film yang pernah aku tonton... mudah2an hanya mirip...
Vivi❄️❄️
mana up date nya kt nya tgl 18 Maret tapi udah lewattt jadi gantung alur ceritanya
Fransiska Husun
woiii thor
Fransiska Husun
😭😭😭😭 kok sepi thor
@Intan.PS_Army🐨💜
semangat kak
@Intan.PS_Army🐨💜
hai kak aku mampir semangat kak
Fransiska Husun
up up lagiiiii semangat thor
Cahaya yani
lm amat thooorrr
Murni Dewita
mampir
IndraAsya
👣👣👣
Fransiska Husun
up up lagiiiii semangat thor
Riana Luzi (Mikoya): makasih Ya 🤗😘
total 1 replies
Cahaya yani
kaya,ny si wan reinkarnasi si dewi ziyan
Fransiska Husun
up up lagiiiii donk thor 😭😭😭😭
VhatmaR
lanjut
VhatmaR
gud job, luv bgt ma kisahnya
Riana Luzi (Mikoya): makasih ya 🤗☺️
total 1 replies
Ayam Aja
awalnya kukira Avatar dari Dinasti cina wwkwkwk 😭

tapi bagus si ceritanya 👍
Riana Luzi (Mikoya): sedikit terinspirasi dari itu. btw aku emang penggemar Avatar 🤭
total 1 replies
Catarin ATI
seger up dong...
Riana Luzi (Mikoya): Hallo. ditunggu updateannya ya.
jadwal update setiap jam lima sore 🤗☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!