NovelToon NovelToon
Menembus Puncak Bela Diri

Menembus Puncak Bela Diri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Murid Genius / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:23.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ichwan Fzn

Hang Jihan, seorang anak jenius dari keluarga sederhana, lebih memilih fokus pada pekerjaannya dan membantu sang ibu yang terserang penyakit. Dunianya yang tenang berubah ketika ia mendengar tentang pil ajaib yang konon dapat menyembuhkan penyakit sang ibu.

Tekadnya untuk menyelamatkan sang ibu menyeretnya ke dalam dunia bela diri yang penuh bahaya. Di sana, bakat terpendamnya bangkit, menunjukkan bahwa dia dilahirkan untuk kebesaran.

Namun, perjalanannya tak mudah. Rintangan tak terduga menghadangnya. Diperkuat oleh harapan sang ibu, Hang Jihan bertekad untuk menjadi kuat, mendaki puncak, dan kembali sebagai orang yang bisa dibanggakan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichwan Fzn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan Hai Feng

“Seni Bela Diri Tingkat Rendah: Tebasan Angin!”

Seruan menggema, diiringi gemuruh angin kencang. Pisau angin melesat bagai badai, merobek udara dengan lengkingan nyaring. Tebasan itu menghantam tanah tepat di depan Hang Jihan, menghentikannya sebelum melancarkan aksinya.

Hang Jihan tersentak, merasakan hembusan angin dingin dan tajam menyapu wajahnya. Seketika, ia melepaskan cengkeramannya pada Hai Feng. Refleksnya bergerak sigap untuk menghindari tebasan angin yang diarahkan padanya. Rasa terkejut melanda dirinya.

“Siapa?!” teriaknya dengan keraguan.

Di balik asap dan debu yang beterbangan, Hang Jihan samar-samar melihat sesosok bayangan berdiri tegak di kejauhan. Aura ketegasan terpancar dari sosok itu. Suaranya yang tak asing lagi menggema di tengah kekacauan.

“Junior, kendalikan dirimu!”

Hang Jihan menoleh ke arah sumber suara itu, bagaikan tersadar dari mimpi buruk yang mencekamnya.

“Senior Lin Yan?”

“Ya, ini aku, Junior. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?”

Kebingungan menyelimuti Lin Yan. Dia meminta Hang Jihan menjelaskan situasi yang sebenarnya. Keributan di asrama benar-benar gaduh, menarik perhatian beberapa murid yang mulai berdatangan untuk melihat apa yang terjadi.

“Senior Lin Yan, aku minta maaf atas keributan ini. Tapi, senior ini telah melewati batas kesabaranku,” jelas Hang Jihan sambil menunduk.

Mendengar itu, Lin Yan mengerutkan kening. Dia mengamati dengan saksama korban keganasan Hang Jihan. Kondisinya mengenaskan; wajahnya penuh luka dan memar, nyaris tak dikenali.

“Hmm? Hai Feng?” tanya Lin Yan ragu.

“Se..nior benar, ini aku,” jawab Hai Feng terbata-bata.

Mendengar kepastiannya, Lin Yan sedikit terkejut saat melihat Hai Feng. Dia tak percaya bahwa murid yang berbakat ini terluka parah. Hai Feng menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam mempelajari teknik bela diri dan kultivasi. Dalam beberapa bulan setelah masuk sekte, dia telah mencapai puncak ranah pengumpulan energi, pencapaian yang luar biasa untuk murid seusianya.

Lin Yan menatap Hang Jihan dengan tatapan tak percaya. Monster macam apa dia? Hai Feng, murid yang dihormati di antara murid baru, bahkan tak berdaya dibuatnya.

Yang lebih mencengangkan lagi, Hang Jihan baru memasuki dunia bela diri beberapa bulan lalu. Fakta ini membuat Lin Yan bergidik membayangkan kecepatan perkembangannya. Seolah-olah dia memiliki bakat luar biasa yang tak tertandingi.

Dibebani tanggung jawab sebagai kakak seperguruan, Lin Yan tahu ketegangan ini harus diredakan. Api permusuhan tak boleh terus berkobar di antara mereka. Dendam yang berlarut hanya akan menjadi beban di masa depan.

Berbekal tekad meredakan situasi, Lin Yan mengambil inisiatif.

"Junior Hai," sapanya dengan nada prihatin, "minumlah pil pemulihan ini untuk menyembuhkan lukamu." Lin Yan mengulurkan botol porselen berisi beberapa pil pemulihan. Hai Feng menangkapnya dengan gerakan lamban dan meringis menahan sakit.

“Baiklah, keributan sudah selesai. Aku harap kalian berdua bisa saling memaafkan,” lanjutnya dengan semangat, mencairkan suasana yang menegangkan. Sikapnya kini kembali seperti saat dia pertama kali bertemu Hang Jihan, penuh keramahan dan optimisme.

Namun, keheningan mencekam menyelimuti ruangan setelah beberapa menit berlalu. Keraguan menyelimuti mereka. Seolah enggan menuruti perkataan Lin Yan, mereka terdiam membisu. Lin Yan, dengan tatapan penuh kecemasan, menghela nafas panjang. Dia tahu bahwa situasi ini tidak mudah untuk diselesaikan.

Ditengah keheningan, Hang Jihan melangkah maju. Kakinya yang jenjang dan kokoh membawanya mendekati Hai Feng yang masih terduduk di tanah. Wajahnya penuh dengan kepedulian. Dengan suara yang lembut dan penuh ketulusan, dia menawarkan bantuan untuk berdiri.

"Senior Hai.."

*PRAAKK*

Sebuah tamparan keras menggema di ruangan, memecah ketenangan yang baru saja tercipta. Hai Feng, dengan amarah yang masih membara di dadanya, menepis uluran tangan Hang Jihan. Wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca, dan urat nadinya berdenyut kencang. Penghinaan yang dialaminya saat ini membekas di hatinya. Dendamnya terhadap Hang Jihan bagaikan api yang tak mudah padam.

Kemudian, Hai Feng berdiri dengan tertatih-tatih, berusaha melawan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Dia ingin segera pergi dari tempat ini, terlebih dengan kondisinya yang mengenaskan, tak lagi mencerminkan sosok murid yang dihormati.

Hai Feng melangkah gontai, terhuyung-huyung menahan rasa sakit. Sesekali dia meringis, berusaha mengabaikan rasa perih yang menusuk. Seperti seekor binatang yang terluka, dia menjauhkan diri dari asrama, langkahnya penuh keraguan dan keputusasaan.

Di dalam hatinya, Hai Feng menggeram, api amarah membakar jiwanya. Sumpah serapah terngiang di benaknya, membalas semua ini dengan cara yang jauh lebih kejam dari yang pernah dibayangkan Hang Jihan.

Di sisi lain, Hang Jihan dan Lin Yan menatap kepergiannya dengan tatapan prihatin. Lin Yan bergumam pelan,

"Huh, tampaknya masalah ini akan semakin rumit."

Pandangannya kemudian beralih ke Hang Jihan. Bagaimanapun, tujuannya datang ke sini bukanlah untuk melihat keributan, melainkan untuk menyerahkan seragam sekte kepada Hang Jihan.

"Junior Hang, inilah pakaianmu. Terimalah. Mulai besok, kau resmi menjadi murid Sekte Pedang Awan."

"Tetapi senior, aku baru saja membuat keributan besar disini."

“Junior, kau tak perlu risau. Aku akan melaporkannya kepada tetua.” Lin Yan terdiam sejenak, matanya memancarkan keyakinan saat menatap Hang Jihan. “Meskipun Sekte memiliki aturan, mereka takkan tega mengeluarkan seorang jenius sepertimu.”

“Tetapi…”

“Aku masih ada urusan,” potong Lin Yan dengan mantap.

Dengan gerakan sigap, Lin Yan berbalik dan berlari menjauh. Sosoknya yang lincah bagaikan bayangan yang melintasi jalan sekte. Sesekali, lambaian tangannya yang riang dan suaranya terdengar dari kejauhan.

“Dah, Junior Hang! Jika kau bertemu Senior Han Yu, sampaikan pesan ini: jangan terlalu sering keluar malam-malam!”

Hang Jihan menatap kepergian Lin Yan yang perlahan menghilang di kejauhan. Dadanya terasa sesak, diiringi helaan nafas panjang yang keluar dari bibirnya.

"Hari ini benar-benar melelahkan," gumamnya. "Aku tidak menyangka emosiku benar-benar meledak di saat baru saja aku sampai ke sekte ini."

Membalikkan badannya, Hang Jihan melangkahkan kakinya menuju asrama. Tampak bekas luka pertarungan menghiasi bangunan asrama, menjadi saksi bisu kekuatannya yang baru saja ia tunjukkan. Para murid yang tadi meremehkan dan menertawakannya kini hanya bisa menelan ludah mereka, menatap Hang Jihan dengan penuh kengerian dan rasa kagum.

Kabar mengenai pertarungan Hang Jihan dan Hai Feng dengan cepat tersiar ke seluruh gedung luar, bagaikan api dalam sekam. Para murid berkumpul di sudut-sudut ruangan, membicarakan tentang kekuatan Hang Jihan yang luar biasa dan bagaimana dia berhasil mengalahkan Hai Feng, murid baru yang dihormati karena bakat dan kekuatannya.

Sementara itu, Hang Jihan kini menikmati ketenangan di dalam asramanya. Dia beristirahat dan bersiap menghadapi hari esok, dengan tekad yang semakin kuat dan semangat yang tak terpatahkan.

Disisi lain, di lereng gunung yang tak jauh dari gedung luar.

Bulan purnama memancarkan sinarnya yang keperakan, perlahan menggantikan sang mentari yang terbenam di ufuk barat. Keheningan menyelimuti lereng hutan yang sunyi, hanya dipecahkan oleh suara langkah kaki yang terhuyung-huyung. Sosok laki-laki terlihat tertatih-tatih, wajahnya dihiasi ekspresi kesal dan frustrasi. Luka dan memar menghiasi tubuhnya, menjadi saksi bisu kekalahannya yang memalukan. Rasa sakit tak tertahankan menjalar di seluruh tubuhnya, bagaikan api yang membakar jiwanya.

"Sialan!" Teriaknya dengan penuh amarah, menghantamkan tinjunya ke pohon besar dengan keras. Gema pukulannya menggema di hutan, namun tak mampu meredakan gejolak di dalam hatinya.

Laki-laki itu tak lain adalah Hai Feng, murid baru yang disegani di sekte. Hari ini, harga dirinya hancur berkeping-keping. Kehormatan yang ia bangun dengan susah payah selama berbulan-bulan direnggut dalam satu hari oleh seorang bocah baru yang baru saja memasuki sekte. Rasa malu dan dendam membakar hatinya, membuatnya ingin menjerit sekuat tenaga.

Di tengah rasa keputusasaan yang menyelimuti, suara anggun bagaikan melodi surgawi terdengar dari balik kegelapan. Suara itu bagaikan oasis di tengah padang pasir yang tandus, membawa ketenangan bagi hati Hai Feng yang terluka.

"Siapa sangka, sosok yang dahulu diagungkan dan dipuja sebagai jenius dari murid baru, kini terjerumus dalam kesedihan yang mendalam. Sungguh tak terbayangkan,"

Mendengar perkataan yang ditujukan untuk menghinanya, amarah Hai Feng semakin berkobar.

"Jalang brengsek, tunjukkan dirimu!" bentaknya.

"Ohh, apa kau benar-benar yakin bisa mengalahkanku dalam keadaanmu yang menyedihkan itu?"

"Kau! Apa tujuanmu sialan!" bentak Hai Feng, berusaha menahan rasa sakitnya.

"Tenanglah," kata suara itu dengan tenang. "Aku sudah mendengar tentang pertarunganmu. Aku tidak menyangka jika kamu menderita kekalahan yang memalukan seperti ini. Tampaknya aku benar-benar meremehkan bocah itu."

"Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Hai Feng dengan nada dingin.

Sosok misterius itu tertawa, tawanya menggema di tengah kegelapan. Dia telah menanti momen ini, saat mangsanya terjerat dalam perangkapnya.

"Aku ingin menawarkan kerja sama denganmu,"

"Kerja sama?" tanya Hai Feng dengan nada tinggi. "Apakah kau pikir aku sebodoh itu?!"

Sosok misterius itu tersenyum tipis. "Apakah kau tidak tertarik? Sayang sekali, balas dendam yang kau impikan mungkin hanya akan menjadi mimpi,"

Mendengar itu, Hai Feng menggertakkan giginya. Meskipun dia tidak tahu siapa sosok misterius ini, sosok itu tampaknya mengetahui banyak hal yang telah terjadi di sekte. Sekilas, dia meragukan tawaran itu. Namun, hatinya yang penuh dendam membuatnya menerima tawaran yang menggiurkan.

"Ck, baiklah, aku akan bekerja sama denganmu. Jadi, jelaskan tujuanmu!"

Sosok itu pun tersenyum puas. Suaranya menggema di tengah lereng gunung, menambah kesan misterius pada dirinya. Dia pun mulai menjelaskan maksud dan tujuannya.

Beberapa dupa telah berlalu.

Setelah melakukan perbincangan dengan sosok misterius itu, Hai Feng pun tersenyum. Wajahnya memancarkan kelicikan. Kali ini, dia akan membuat Hang Jihan membayar atas semua perbuatannya.

"Bocah bau, aku akan menantikan hari-hari di mana kau akan menjadi sangat menyedihkan," bisiknya dalam hati.

1
Embun Pagi
lanjut
Jatmiko
/Smile//Smile/
Uju Edi
lanjut
Ichwanfzn: siap kak ditunggu ya
total 1 replies
DownBaby
akhirnya up min, Pertemuan pertama yang berkesan antara Hang Jihan dan Zhuo Yifan, dan dimasa depan mereka akan bertarung sepertinya
Ichwanfzn: sepertinya ya
total 1 replies
Embun Pagi
mntap
Sofandsyah
dasar kamprwet....MC kok kalaaah muluuu.... kenapa gak di mampusin ajaaah. lalu di buang di got.
harusnya sebagai MC.... ilmunya di perdalam dulu... yaah kalo kalah sekali kali ya ndak papa... laaah ini, mc kalah muluuu.... hanya mengandalkan nasib baik di tolong orang lain....bener2 naif. gak menarik babarblaaas.
Sofandsyah
kenapa saat di gua misterius tdk berkultivasi dulu u/ menaikkan level kultivasinya.....?
Embun Pagi
mantap Thor, paling ditunggu karyanya
Ichwanfzn: terimakasih atas pujian senior!
total 1 replies
azizan zizan
hmmm...ini yang menyebabkan kebanyakkan pembaca jadi muak belom apa2 udah mau tunjuk hero aduhhh... maaf Thor novel mu terpaksa aku buang dari rak bacaku...
Ichwanfzn: Silahkan, lagipula faktor mc masihlah anak-anak yang masih harus bertahap yang baru masuk dunia bela diri, kedepannya bakal ada perubahan sikap dari mc juga kok, dia bakal belajar seiring berjalannya chapter.
total 1 replies
DownBaby
Ada maksud tersembunyi ini
Ummy Kulsum
lanjut thor
Embun Pagi
lanjut
DownBaby
Coba tebak obsesi Jihan terhadap ibunya apakah sebuah berkah atau justru kutukan
Pasaribu Hengky
siapakah nenek beruang itu yang selalu disebut Hang Jihan ?
Ichwanfzn: kata-kata umpatan, seperti "sialan, brengs*k, dll, sebagai ciri khas. tapi tidak menutup kemungkinan kalo author bkl singgung mengenai sosok nenek beruang ini di masa depan.
total 1 replies
Embun Pagi
akhirnya setelah 25 bab menghabiskan waktu perjalanannya Hang Jihan sampai ke sekte, kira-kira butuh berapa bab ya untuk menghabiskan waktu di sekte ini?
DownBaby
manggil nya Terbalik wkwk
Zoelf 212 🛡⚡🔱
letoy
Ichwanfzn: Cukup wajar karena lawannya berada di tingkat yang lebih tinggi dari kultivasinya saat ini, setiap ranah kultivasi di novel ini memiliki jurang perbedaan yang dalam. bahkan jika itu hanya satu tingkat makanya itu Shi Bai mengatakan, bahkan jika Hang Jihan adalah orang terkuat diranah pemurnian tubuh, itu tidak bisa mengalahkan binatang Roh nya yang setara ahli di ranah peleburan jiwa.
total 1 replies
꧁SNA ⋆⃟
aku mampir, jangan lupa mampir juga ya
DownBaby
Tidak bisa dipungkiri, dalam pemurnian Hang Jihan terhadap Mata air abadi surga dan bumi, memang ada keanehan. aplagi mengingat dia masih muda dan baru masuk dunia kultivasi, bahkan menurut perkataan Zhuo Yifan di bab sebelumnya itu terbilang mustahil, sebagai penikmat fantasi timur ada beberapa kemungkinan.

1. Ada sosok kuat yang membantunya.
2. latar belakang Hang Jihan yang tidak biasa, meski dia tidak mengetahuinya
3. kekuatan dari doa atau harapan ibu pada bab sebelumnya.
4.faktor lain.

dan itu aja teori dari saya hehe
Ichwanfzn: keren bang hehe analisis yang cukup lengkap
total 1 replies
Embun Pagi
Akhirnya ningkat juga kultivasinya... dan kelompok kalajengking hitam sepertinya akan menjadi bahan percobaan dari kekuatannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!