Jodoh Pilihan Mamah

Pagi hari nya,Bia merenggangkan tangan perlahan mata nya terbuka.Badan nya terasa remuk redam, Antonio tidak berhenti sampai menjelang subuh membuat dirinya sangat letih.

Membuka selimut nya sedikit dan masih sama,tak ada benang sehelai pun.Suaminya tiba tiba datang dari samping dan mencium kening.

"Bangun!! Aku sudah memesan sarapan mu.Dan membeli baju online, sebentar lagi pihak laundry datang membawanya.Aku tahu kamu tidak nyaman jika belum di cuci!"

Mata Bia melihat Antonio yang sudah duduk di pinggiran ranjang di sebelah nya.

"Wajah mu jelek sekali!!"

Tangan nya menangkup wajah Bia dan mencuri kecupan di bibir.

apa dia kesurupan? Ini bukan dirinya,atau jangan jangan bertukar dengan jiwa orang lain.

Mendadak hangat dan perhatian,meletakkan nampan di pangkuan Bia,Antonio berlalu ke kamar mandi.Begitu pula Bia,ia hanya meminum setengah isi gelasnya lalu meletakkan di nakas.Ia mulai beranjak dan mencari tas nya.

Mengambil sesuatu dan kembali menghabiskan air dari gelasnya.

Melihat pintu kamar mandi yang akan terbuka,dengan cepat Bia kembali ke ranjang dan melempar tas nya ke bawah,memangku nampan yang tersisa sarapan dan susu.Bia mulai memakan sedikit demi sedikit.

Gelas kosong di ambil oleh suaminya untuk di isi kembali.

"Kamu haus atau bagaimana?" tanya Antonio,tangan nya meraba kepala dan mengikat rambut Bia tinggi.

"Haus dan lapar!" jawab Bia singkat.

"Makan yang banyak,kamu butuh tenaga Bia!" Antonio mencium bahu terbuka Bia,seketika wanita itu pun bergidig ngeri.

Suaminya berubah drastis semenjak kemarin malam,semenjak ia meminta nya dan bukan saat pertama Antonio mengambil keperawanan Bia.

"Aku akan ke bawah sebentar,kamu di sini saja.. Tukang laundry akan datang membawa baju mu!"

Bia pun hanya menjawab dengan anggukan lalu Antonio berlalu pergi menutup pintu,otomatis pintu pun terkunci.

Memakan sarapan dengan cepat,lalu beralih ke kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya,karena sudah sangat risih sejak kemarin.Untung saja kegiatan semalam tidak begitu mengeluarkan keringat karena AC yang sangat dingin.

.

.

.

"Katanya sebentar,tapi ini sudah terlalu lama.Aku bahkan sudah tidur dan terbangun lagi,apa sebenarnya yang dia kerjakan di bawah!"

Keluar dan melihat sekitar nya, Bia berdiri di balkon.Mata nya tak sengaja menangkap sosok yang sangat ia kenali.Semakin yakin ketika wajahnya terlihat,seolah sedang berpamitan dengan seorang wanita di depan nya.

Tidak salah dengan cara berpamitan nya,Antonio hanya bilang akan ke bawah sebentar namun hingga dua jam lebih dia di sana.Bia bahkan sudah mandi dan merapikan kamar.Beberapa baju sudah rapih di lemari.

Membuang tubuhnya sendiri di ranjang,Bia seakan dikelabui oleh suaminya.

Ceklek!!

Antonio masuk dan langsung melihat Bia duduk di atas ranjang.

"Maaf lama..." ucap Antonio

"Tidak apa-apa,dari bawah atau darimana?"

Antonio akan membuka bajunya dan mengganti yang lain,namun tangan nya berhenti saat Bia menanyakan kejelasan.

"Aku dari bawah,kamu pikir darimana?"

"Kamar lain mungkin!" jawab Bia asal.

Dan Antonio langsung menoleh pada perempuan yang belum jelas bicara nya.

"Maksud mu apa Bi??" tanya Antonio lagi.

Bia mengedikan bahu,kaki nya melangkah keluar menggeser pintu kaca yang menghubungkan ke balkon.

Melihat itu pun Antonio mendekati Bia,ia menjajarkan diri di sebelah Bia.

"Dari sini semua nya bisa terlihat!" Bia menunduk dan melihat ke bawah sana.

Mengerutkan kening nya, Antonio pun tahu jika Bia sedang memeragakan dirinya bersama wanita lain.

"Kamu cemburu?" tanya Antonio dan Bia tersenyum miring.

"Tidak,hanya merasa di bohongi!"

Bia kembali lagi masuk namun secepat kilat tangan nya di cekal oleh Antonio yang juga masuk dan menutup kaca pembatas

"Bilang pada ku jika kau cemburu Bia!" ucap Antonio pas di depan wajah Bia.Namun Bia tetap menggeleng.

"Jika alasan aku dan kamu disini,mungkin menguntungkan bagi mu,namun tidak bagiku! Mungkin saja ini cara mu membalas ku,padahal aku sama sekali tidak seperti yang kamu pikirkan..Dan aku rasa aku bisa pulang sendiri!"

Bia hendak melangkahkan kakinya kembali namun Antonio memeluk nya dari belakang.

"Dia teman ku yang memesankan kamar ini,kamar termewah hanya untuk mu.Jika bukan lewat dia kita tak akan bisa menikmati nya Bi!"

"Apa ucapan terima kasih sampai dua jam lebih?"

Antonio terkekeh mendengar ucapan Bia.

"Kamu cemburu kan,bilang saja iya apa susah nya sih Bi!"

Bia melepas tangan Antonio yang mengerat di perutnya.Ia berbalik,mereka sama sama memandangi.

"Bagaimana aku bisa mencintai orang yang terus mencurigai ku,dengan kakak ku saja kau curiga apalagi dengan yang lain.Aku cemburu dengan mu,aku lebih tidak suka di bohongi!!"

Entah keberanian darimana Bia mampu berkata kata seperti itu pada Antonio yang bahkan jika sedang mengobrol pun kalah.

.

.

.

To be continue