Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak tau Malu
Seperti biasanya Gevan akan lebih dulu mengantar Neira sekolah baru dia akan pergi ke kampusnya setiap hari dan selalu seperti itu padahal di rumah ada sopir yang bisa saja mengantar Neira atau bahkan Neira mengendarai mobilnya sendiri namun semua itu tidak membuat Gevan urung untuk mengantarnya.
"Nanti pulang gue jemput."
"Em, kakak Hati-hati."
Gevan mengangguk dan kembali melajukan motornya, Neira tersenyum dan berjalan masuk namun langkahnya Berhenti saat seseorang memanggilnya dia lantas menoleh dan memutar bola matanya malas saat Elisa berlari menghampirinya.
Ya Elisa lah yang memanggilnya.
"Hei Nie."
"Tumben Lo nyapa gue, kesambet Lo."
"Gitu banget Lo sama temen sendiri."
Neira memutar bola matanya malas dan kembali berjalan namun Elisa kembali menahannya.
"Apa lagi, udah mau bel jangan lupa juga ini hari Senin kita upacara."
"Loh Nei, kok masih di sini bentar lagi Bel."
Nica berjalan mendekat, karena memang Nico ketua OSIS membuatnya berdiri di depan gerbang menunggu siswa/i yang datang.
"Iya kak, ini gue juga mau masuk."
Nico mengangguk dan kembali melihat anggota OSIS lainnya yang sedang bertugas di depan gerbang.
Hanya tinggal 5menit lagi gerbang akan di tutup membuat siswa/i yang baru datang langsung berlarian masuk.
Namun sebuah motor berhenti tepat Gerbang di tutup oleh Anggota OSIS.
"Woi buka." Teriak Alex terhalang helm nya.
Nico menghela napasnya dan menghampiri Alex dari dalam gerbang.
"Jam 07.05 dan Lo telat." Ucap Nico menatap Alex dengan tatapan keduanya saling bertemu.
Antara mereka memang sudah tidak ada yang kaget jika keduanya memang tidak pernah akur.
Semua tau jika mereka sempat merebutkan Neira saat Neira baru menjadi Siswi di sana.
Alex mengumpat kesal dan melajukan motornya menuju warung di belakang sekolah.
Sebenarnya bukan hanya dia saja beberapa siswa yang telat dan tidak bisa masuk pun berada di sana.
"Lo telat juga Lex."
"Hm."
"Ya udah lah, kita tanding aja yuk."
Alex mengernyit,,
"Kalo Lo kalah Lo lepasin Elisa."
Alex tersenyum.
"Lo naksir Elisa?"
Laki-laki itu tertawa membuat Alex menautkan kedua alisnya.
"Lo pasti tau arah ucapan gue."
Alex terdiam dan menatap Bara, ya dia adalah Bara salah satu siswa yang sudah berlangganan masuk ruang BK bahkan sering di skors sekolah.
"Kenapa, Gue tau Lo gak cinta kan sama tuh cewek" Lanjut Bara saat melihat Alex hanya diam.
"Lo ambil aja" Alex menjawabnya dengan begitu enteng membuat Bara terkekeh.
Semua tau bagaimana tingkah asli Elisa yang selalu bermain ke Bar dan juga pergaulannya yang sudah bebas. termasuk Bara yang juga tidak lain sama seperti Elisa.
"Fine, kalau gitu gue ganti hadiahnya bukan Elisa tapi Neira."
Alex langsung menatap tajam Bara.
"Jangan macam-macam Ya Lo."
Bara tertawa melihat bagaimana reaksi Alex dia tau jika Alex masih mencintai Neira.
"Gue gak akan pernah biarkan Lo dekati Neira."
"Santai Brother. Gak usah serius lagian gue gak minat dengan Neira. Gue akui kalau dia memang Cantik sangat cantik tapi gue juga gak bakal merusak cewek baik-baik."
"Gue pegang ucapan Lo. Lo boleh main bebas bersama Elisa tapi gue gak akan pernah biarin Lo merusak Neira."
Bara hanya tertawa.
"Malam gue tunggu Lo sirkuit biasa."
Alex mengangguk dan menyandarkan kepalanya.
Semalam baru saja dia ikut lomba balapan hingga dia kesiangan dan telat dan hari ini Bara kembali mengajaknya tanding walaupun sebenarnya dia tidak berminat.
"Kalau gue menang?" Ucap Alex dengan menautkan satu alisnya menatap Bara.
"30juta gue kasih ke Lo."
"Deal."
Mereka selain tatap dan tersenyum.
********
Bel sudah terdengar nyaring di telinga semua siswa langsung menuju Kantin begitu pun dengan tiga gadis cantik yang berjalan beriringan sembari asik ngobrol dan sesekali terdengar suara tawa dari mereka.
"Udah rame aja nih Kantin." Ucap Mika saat mereka sampai di kantin.
"Gue yang pesen deh, kalian mau pada makan apa antek-antek tersayang aku?"
"Gundul mu antek-antek." Kesal Widi membuat Neira tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya.
"B aja keles kalau Lo gak merasa Mah."
"Udah sana pesen, gue biasa ya."
"Sip, Lo gimana Wid."
"Biasa juga deh."
"Baiklah di tunggu sebentar Kakak."
Mika langsung berjalan membuat kedua sahabatnya menunggu dengan anteng di kursi mereka.
"Girls,, ini masih kursi gue kan." Ucap Elisa langsung duduk bergabung.
Mereka memang selalu berempat dan kursi itulah biasa tempat Elisa duduk jika berada di kantin bersama ketiga sahabatnya namun sejak Elisa mengkhianati Neira dan menjalin hubungan dengan Alex kursi itu kosong karena Elisa yang terus terlihat menempel dengan Alex.
"Gue kangen deh sama kalian terutama Lo Nei, gimana kalau pulang nanti kita nongki?"
"Lo kesambet setan mana woi, sejak kapan Lo balik ke circle kita lagi."Kesal Widi menatap jengah ke arah Elisa yang terlihat begitu tidak tau malu.
"Gimana Nei, gue juga kangen Tante Widia lama banget gak ketemu."
"Lah kok ada penghianat?"
Mika datang dengan membawa tiga mangkuk bakso dan juga jus.
"Hai Mik."
Mika menatap kedua sahabatnya, dia malas jika harus kembali satu meja dengan Elisa.
"Mana bakso gue, laper gue."
Mika duduk dan membiarkan Elisa berada di sana.
"Lo tumben ke sini, biasanya nempel mulut sama Pacar Lo." Ucap Mika
"Gue kangen sama Sahabat-sahabat gue."
"Masih bilang Sahabat, gue mau ogah jadi sahabat Lo."
Elisa mengangkat bahunya dan kembali menatap Neira.
"Gimana Nei, gue main ke rumah Lo ya pengin ketemu Tante Widia."
"Nyokap gue lagi pergi."
"Lah padahal gue kangen Loh, tapi gapapa deh gue main ya."
Neira menghentikan makannya dan menatap Elisa kesal.
"Lo kenapa sih El, aneh banget hari ini."
"Lah memangnya gue kenapa, kan emang gue gini Neira."
"Gue jadi kenyang dengerin dia ngoceh Mulu."
"Cabut aja kuy"
"Kalian pada mau kemana, Kenapa gue di tinggal."
Neira membiarkan Elisa di sana, mereka muak dengan sikap Elisa yang selalu saja Toxic selama ini.
"Gak minum obat kayaknya tuh nenek lampir."
"Tapi tunggu deh, gue lihat beberapa hari ini Elisa gak berangkat bareng Alex dan gak pernah ngintil juga nempel tuh mereka." Ucap Mika.
"Oya bener, gue juga Lihat dia bawa mobil sendiri."
Neira terdiam.
Pantas saja tadi pagi Elisa langsung menghampirinya sendiri biasa selalu bersama Alex.
"Hari ini Alex juga gak keliatan tuh, apa mereka putus?"
"Heh- ngapain jadi bicara soal Elisa sih?"
"Oya, males banget lagian tingkah nya gak tau malu banget dia. Jijik gue."
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA