Juara 2 YAAW 2024, kategori cinta manis.
Datang ke rumah sahabatnya malah membuat Jeni merasakan kekesalan yang luar biasa, karena ayah dari sahabatnya itu malah mengejar-ngejar dirinya dan meminta dirinya untuk menjadi istrinya.
"Menikahlah denganku, Jeni. Aku jamin kamu pasti akan bahagia."
"Idih! Nggak mau, Om. Jauh-jauh sana, aku masih suka yang muda!"
Akan seperti apa jadinya hubungan Jeni dan juga Josua?
Skuy pantengin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Juli, elu kenapa?
Setelah hari itu, Josua selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Jeni. Tentunya selain memberikan perhatian, Josua juga selalu mengajak Jeni untuk mempersiapkan acara pernikahan keduanya.
Mulai dari gaun pengantin sampai makanan yang akan disediakan, Josua selalu meminta Jeni yang memilihnya sendiri. Karena Josua ingin jika Jeni puas dengan pernikahan mereka kini.
Seperti hari ini, Josua mengajak Jeni untuk melihat-lihat tempat yang akan mereka pakai untuk melaksanakan acara pernikahan. Keduanya kini berada di dalam mobil karena ingin pergi ke beberapa tempat.
"Mau ke hotel dulu atau mau ke taman?" tanya Josua.
"Pengennya sih ke hotel dulu, mau lihat ballroom hotelnya oke atau nggak," jawab Jeni.
Josua yang mendengar ucapan dari Jeni langsung menolehkan wajahnya ke arah Jeni, dia tersenyum penuh arti lalu berkata.
"Langsung mesen kamar, nggak? Biar bisa langsung gitu," goda Josua.
"Om! Jangan suka nakal, nikahnya juga cuma sebentar lagi. Jangan macam-macam," ujar Jeni.
"Bercanda, Sayang. Tapi, kalau Om lebih setuju kalau kita nikahnya di Villa saja."
"Villa? Di mana tempatnya itu?" tanya Jeni yang mulai tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Josua.
"Om punya Villa pribadi di puncak, kalau misalkan kamu mau, kita bisa langsung sekalian bulan madu di sana. Lebih praktis sih! Atau kamu mau bulan madunya ke luar negeri?" tanya Josua.
Jeni memang sangat ingin pergi ke luar negeri, tetapi dia begitu takut jika harus menaiki pesawat. Saat Jeni masih kecil, dia pernah diajak pulang kampung oleh kedua orang tuanya.
Tepat saat dia sampai di kampung halaman kedua orang tuanya, ada pesawat yang meledak dan Jeni menyaksikan kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri.
Semua orang yang menaiki pesawat tersebut dinyatakan meninggal dunia, sejak saat itu Jeni seakan memiliki trauma sendiri.
"Ya udah, kita nggak usah nyari tempat untuk nikahan. Jeni mau nikah di Villa aja," ujar Jeni.
"Syukurlah, Om sangat senang. Kalau begitu kita pulang ke rumah Om saja, kebetulan Juli hari ini tidak ada kuliah. Kita bicarakan acara pernikahan kita kepada Juli," ujar Josua.
"Hem, Om bener. Ayo kita temui Juli, aku kangen dia. Sudah hampir satu bulan aku nggak ketemu sama dia," ujar Jeni.
Waktu Jeni lebih banyak dihabiskan dengan Josua, maka dari itu Jeni sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Juliette selama satu bulan ini.
"Kamu benar, Sayang. Ayo kita beli makanan kesukaan Juli, terus kita ajak putri kita untuk bicara," ujar Josua.
"Hem, ayo." Jeni tertawa karena sebentar lagi dia akan menyebut Juliette dengan sebutan putriku.
Setelah membeli makanan kesukaan Juliette, keduanya langsung pergi ke kediaman William. Saat keduanya masuk, Juliette yang sedang duduk di ruang keluarga terlihat begitu kaget.
"Juli! Gue kangen!" teriak Jeni seraya menghampiri Juliette.
Jeni yang merindukan sahabatnya itu terlihat hendak memeluk Juliette, tetapi dengan cepat Juliette menghindari sahabatnya itu.
"Juli, elu kenapa?" tanya Jeni dengan kaget.
Sungguh saat ini Jeni tiba-tiba saja merasakan ketakutan yang luar biasa, dia takut jika sahabatnya itu tidak mau merestui dirinya yang akan menikah dengan Josua.
Apalagi ketika melihat tatapan Juliette yang kini sedang menatapnya dengan penuh kekesalan, Jeni rasanya tidak sanggup mendapatkan tatapan seperti itu.
"Juli, elu kenapa natap gue kaya gitu? Apa gue punya salah?" tanya Jeni dengan risau.
Juliette nampak memutari tubuh Jeni, tentunya wanita itu tetap saja menatap Jeni dengan tatapan tidak suka. Bahkan, dia juga menghampiri Josua dan menatap ayahnya dengan sangat kesal.
"Juli, kamu kenapa, Sayang? Coba katakan sama Dad, ada apa?" tanya Josua.