NovelToon NovelToon
Bloody Anna

Bloody Anna

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Desas-desus Villa / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: nath_e

~Dibuat berdasarkan cerpen horor "Anna Van de Groot by Nath_e~

Anastasia ditugaskan untuk mengevaluasi kinerja hotel di kota Yogyakarta. siapa sangka hotel baru yang rencana bakal soft launching tiga bulan lagi memiliki sejarah kelam di masa lalu. Anastasia yang memiliki indra keenam harus menghadapi teror demi teror yang merujuk ada hantu noni Belanda bernama Anna Van de Groot.
mampukah Anastasia mengatasi dendam Anna dan membuat hotel kembali nyaman?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nath_e, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lantai Tiga

Anastasia berjalan perlahan mendekati lift yang baru saja menutup bersama kelima gadis cantik. Perasaannya benar-benar tidak enak. Sesuatu bakal terjadi tapi entah apa. Intuisinya mengatakan jika kelima gadis itu dalam bahaya.

“An, mau kemana?” Adam memanggilnya.

“Aku,” untuk sejenak Anastasia ragu, ia menatap pintu lift yang tertutup, angka tiga menyala menandakan kelimanya telah tiba di lantai tujuan.

“Kenapa An? Ada masalah?” Tanya Adam lagi.

Anastasia tersenyum masam, lalu menggeleng pelan. “Dam, kapan teman kamu datang?”

“Lusa, dia ada kepentingan urgent di Jakarta. So acara malam ini dibatalkan.” Adam masih menatap wajah Anastasia yang terlihat gelisah. “Mau aku antar pulang?”

“Nggak usah, Dam. Aku mau naik dulu ke atas.”

“Aku temani,” Adam menekan tombol lift, tak lama pintu terbuka.

“Lantai tiga, Dam.”

Kening Adam berkerut, “lantai tiga?”

“Ada yang harus aku pastikan dulu.”

“Oke, aku nggak bakal tanya banyak. Tapi aku harap bukan hal aneh seperti tadi.” Adam berkata memastikan keinginannya.

Anastasia tersenyum tipis, sungguh ia berharap bisa bicara dengan gadis yang menatapnya tadi. Waktu seolah berjalan lambat bagi Anastasia. Tapi tidak bagi kelima gadis tadi.

Dengan penuh suka cita kelimanya tidak menyadari bahaya yang baru saja mereka undang masuk ke dalam kehidupan. Mereka tidak menyadari jika di dalam lift itu ada entitas tak kasat mata yang sedari tadi menatap kelimanya tak suka.

“Ehm, girls … kalian kecium bau aneh nggak sih tadi di lift?” Tanya wanita berambut pendek dengan bandana besar menghiasi mahkotanya.

“Bau apaan Sin? Perasaan biasa aja tuh, mungkin bau pewangi ruangan.” Sahut salah satu gadis dengan penuh percaya diri.

“Huum, maybe,” gadis bernama Sinta menoleh ke arah lift. Ia masih penasaran.

“Sin, kamu sama Meilina ya? Atau mau sama Citra?” Tanya gadis tadi sambil membuka pintu kamar nomor 317.

“Bebas, yang penting tidur. Aku capek banget.” Jawab Sinta masih menatap ke lift.

“Kamu … liat apaan sih? Ada mas-mas Jawa cakep disana?” Canda Meilina disambut tawa cekikikan yang lain.

“Heem, besok kita berburu mas-mas Jawa dipantai. Katanya mereka manis-manis lho!”

“Otakmu itu Mei, laki melulu!” Sinta akhirnya teralihkan. Ketiganya masuk ke kamar 317 sementara yang lain ke kamar 310. Koridor kembali sepi.

Anastasia melangkah pelan di koridor lantai tiga hotel. Suara langkah sepatu hak tingginya menggema di sepanjang lorong yang sepi, menyatu dengan aroma khas wewangian yang tak asing baginya. Aroma lelembut.

Anastasia mendesah berat, “tidak lagi, aku mohon kenapa harus sekarang?”

Suara troli diseret terdengar di belakang Anastasia. Ia terbelalak dan menajamkan mata. Tubuhnya sakit bak ditusuk ribuan jarum. Tangan Anastasia mengepal kuat di sisi tubuhnya.

“Permisi, lantainya mau dibersihkan.” Suara itu terdengar lembut dan juga parau.

Anastasia terdiam, ia perlahan berbalik. Seseorang dengan pakaian cleaning service yang kusut, rambut putih kusut tak terawat, dan langkah yang lambat namun konsisten. Wanita itu berjalan menyusuri lantai, menyeret kain pelnya yang mengeluarkan suara gesekan lemah. Yang aneh, lantai yang "dibersihkan" olehnya tidak meninggalkan jejak apa pun Tidak ada air, tidak ada busa. Hanya gerakan mekanis, seperti rutinitas yang tak pernah selesai.

Kali ini, Anastasia tak ingin bereaksi seperti sebelumnya. Ia memilih untuk berdiri diam di ujung koridor, memperhatikan gerak-gerik wanita itu.

Anastasia menahan napas ketika wanita tua itu berhenti sejenak di dekat jendela besar yang memperlihatkan suasana malam kota Jogjakarta. Sosok itu terdiam seolah tengah melihat ke depan dan tetap membelakangi Anastasia Tangannya terhenti, dan kain pelnya jatuh ke lantai dengan bunyi gedebuk kecil.

Mata Anastasia terpaku. Dia tidak bergerak, tetapi merasakan hawa dingin yang tajam merayap di kulitnya. Wanita tua itu perlahan memiringkan kepalanya ke samping, seperti sedang mendengar sesuatu. Kemudian, dengan gerakan yang tidak wajar, kepalanya berbalik ke arah Anastasia tanpa memutar tubuhnya.

Mata wanita itu kosong—hanya putih pucat yang tampak, seperti bola mata yang sudah kehilangan nyawa. Senyum tipis muncul di wajahnya, mengembang perlahan.

"Kenapa diam saja, nak?" Suaranya parau, bergema seperti berasal dari dua arah yang berbeda. "Bukankah kau ingin tahu siapa aku?"

Anastasia berusaha menahan gemetar tubuhnya. Tapi, rasa takut yang mencengkeram hatinya tak bisa disembunyikan. Perlahan, wanita tua itu mulai berjalan mendekat, langkahnya kini lebih berat, dan lantai di bawahnya terlihat mulai retak seperti dihantam palu besar.

"Apakah kau tahu cerita lantai ini? Kau hanya tamu di sini, tapi aku ... aku tak akan pernah pergi."

Anastasia menguatkan hatinya. "Apa yang kau inginkan dariku?" tanyanya pelan, hampir berbisik.

Wanita itu berhenti, memiringkan kepala lebih jauh, hampir tidak masuk akal, sebelum menjawab dengan suara yang lebih keras.

"Tidak ada, aku hanya ingin tetap disini … selamanya!”

Anastasia mundur satu langkah, matanya mencari-cari jalan keluar. Sosok itu mulai tertawa, tak ada lagi sosok ramah yang kemarin ditemui Anastasia. Suara tawanya menggema di seluruh koridor seperti teriakan yang tidak berujung. Lampu di koridor berkedip bergantian, tawa itu terdengar semakin keras hingga akhirnya salah satu lampu LED meledak.

“Aaaargh!” Anastasia menjerit, menutup telinganya rapat-rapat dengan kedua tangan.

“Tidak, tolong … hentikan,” ucapnya tak beraturan. Keringat membasahi sekujur tubuh Anastasia. Ia menutup rapat matanya, berharap semua gangguan itu menghilang.

“Bloody Anna ..,”

Suara samar terdengar kemudian, berbisik dalam sunyinya malam. Anastasia menajamkan telinga, masih dengan mata terpejam.

“Bloody Anna …,”

Kali ini Anastasia mencoba membuka matanya perlahan. Samar mulai terlihat sosok gadis bergaun putih berdiri di depannya. Gadis itu berdiri hanya beberapa langkah dari Anastasia. Gadis Belanda yang beberapa kali mengganggunya. Anastasia terperanjat, tubuhnya terasa berat.

Matanya yang besar seolah menembus jiwa Anastasia. Tanpa sadar, ia mundur beberapa langkah ke belakang, punggungnya menabrak dinding dingin koridor.

"Kau terlihat pucat," ujar gadis itu dengan senyum yang perlahan memudar menjadi ekspresi datar. "Apa kau lelah? Mungkin kau perlu ... istirahat."

Kali ini wanita Belanda itu berkata dalam bahasa Indonesia yang terkesan kaku dan dipaksakan. Suara Anastasia seolah menghilang, ia kesulitan membuka bibir. Pandangannya mulai kabur, dunia sekitar seakan berputar. Perlahan suara wanita Belanda itu terdengar semakin jauh, meskipun bibirnya masih bergerak seolah berbicara. Gelap mulai mengambil alih.

“An, Anastasia … kamu dengar aku? Ana ..,” tepukan lembut di pipi Anastasia perlahan mengembalikan kesadarannya.

Anastasia perlahan membuka mata, ia merasa tubuhnya dikelilingi sesuatu yang hangat. Suara samar terdengar kembali memanggil namanya, diiringi dengan guncangan pelan pada bahu.

"Anastasia! Bangun! Hei, ini aku, Adam."

Ia perlahan mengerjap, mendapati dirinya terbaring di lantai koridor yang dingin. Wajah Adam, dengan ekspresi khawatir, berada di atasnya. Ia menggenggam kedua bahunya dengan erat. Nathan dan juga beberapa staf ikut mengerubungi.

"Adam?" gumam Anastasia lemah. Ia berusaha bangkit, namun kepalanya masih terasa berat.

"Ya, aku di sini," Adam menjawab, membantu Anastasia duduk bersandar ke dinding. "Apa yang terjadi? Nathan menemukan kamu pingsan di sini.”

Anastasia mencoba mengingat, namun ingatannya terpotong-potong. Gadis Belanda itu ... wanita tua ... langkah tanpa gema... semuanya terasa seperti mimpi buruk. Ia memandang ke koridor, berharap menemukan sesuatu, namun tidak ada apa-apa di sana, hanya lorong panjang yang kosong dan sunyi.

Anastasia berbisik, suaranya hampir tidak terdengar. "Dia bicara padaku ... dan—dan wanita tua, cleaning service. Mereka ada di sini."

Adam memandangnya dengan serius, lalu menatap lorong yang kosong. "Aku tidak melihat siapa pun saat aku masuk. Anastasia, kau yakin ini bukan halusinasi? Mungkin kamu terlalu lelah."

"Aku tahu apa yang kulihat!" Anastasia menukas, meski suaranya tidak sekuat biasanya. "Mereka ... mereka nyata, Dam! Mereka ada disini!”

Adam menatap Anastasia dengan pandangan ragu, namun ia memilih untuk tidak membantah. "Baiklah. Kita akan memikirkan ini nanti. Yang penting sekarang kamu aman. Ayo, aku akan membantumu keluar dari sini."

Saat Adam membantunya berdiri, Anastasia merasa lututnya masih lemas. Namun, sebelum mereka melangkah lebih jauh, sebuah suara samar menggema dari ujung lorong, diikuti suara cekikikan yang tak biasa.

"Anastasia ..."

Keduanya langsung menoleh, begitu juga dengan yang lain. Koridor itu kosong, tapi suara itu terdengar begitu jelas, membuat bulu kuduk mereka meremang. Kepanikan terjadi, Adam meraih lengan Anastasia dengan lebih erat.

"Kita pergi sekarang," bisik Adam, suaranya tegang. Mereka berjalan cepat, meninggalkan lorong yang terasa semakin dingin dan penuh dengan bayangan yang mengintai dalam gelap.

Bersambung..,

1
Heri Wibowo
pagi pagi sudah sarapan omelan kanjeng mami aja ya An.
nath_e: pagi yg indah🤧
total 1 replies
Reni
ini kanjeng mami sambil nyelam minum air pdhl emg ujung2 nya Anastasia sama Adam disatuin 😅😂🤣 biar ceper aja prosesnya pake acara nyuruh beresin perhantuan biar secara g langsung makin dekat makin rapat
Reni: pingin gendong cicit cepet2 biar bisa dipamerin hhhhh
nath_e: 😁😁iyaaah pen dpt cucu
total 2 replies
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
ya mana gue tau?!
Hana Nisa Nisa
semangat ya kak ceritanya bagus
nath_e: makasih Kaka cantik... insyaallah semangat trus 🤗🙏
total 1 replies
Ali B.U
is the best
nath_e: makasih ka 🙏🙂
total 1 replies
Ali B.U
nexy
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
wew, sakti nih pohon!
Reni
wahhhh ternyata saling terkait semua hantu di hotel ini
Heri Wibowo
Anastasia pingsan karena terlalu banyak mengeluarkan energi untuk melihat kilas balik masa lalu
Netty Herawaty
goodsssss
nath_e: maturnuwun 🙏🤗
total 1 replies
wasiah miska nartim
lanjut thoooooooor
nath_e: siiap😅🙏
total 1 replies
wasiah miska nartim
lanjut thor
Heri Wibowo
lanjutin Mbak
nath_e: otw kaa😅🙏
total 1 replies
Reni
astaga pak Broto Iki lho kok Yo seh senewen mantan sugar baby sama Mbah Sarip 😅🤣😂 jatuh harga diri pak Broto hhh
Reni: kalah dupo 🤣😂😅
nath_e: 😂kalah telak ma simbah
total 2 replies
Reni
eee penyanyi to
Reni
akhirnya ada setitik harapan
Ali B.U
next
Reni
hiaaaa manggil si hantu Belanda Anna dikamar paling angker nich
Reni
wahhh udah kerasukan masih takut tuntutan Mbah Sarip 😅
Reni
jiaaaaa dipinteri mbah Sarip 😅🤣😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!