Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏
but , happy Reading guys
Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.
Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.
Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Happy Reading.
..
...
Pukul 8 malam ..
Luna , gadis itu kini sedang duduk bersandar di kepala ranjangnya seraya memangku laptop di pahanya. Matanya fokus menatap layar laptop yang sedang menayangkan adegan dari serial drama korea China kesukaannya.
" aagghhh ,, gila ganteng banget sih " erangnya gemas seraya terus menatap aktor di dalam laptopnya itu.
Drtt... Drtt...Drtt
" aduh.. siapa sih? Ganggu aja."
Getaran ponsel miliknya berhasil mengalihkan perhatiannya dari laptopnya. Walau dengan sedikit menggerutu dia langsung meraih ponselnya yang berada di atas nakas.
Setelah mempause dramanya , ia menatap ponselnya yang memperlihatkan nama salah satu sahabatnya tengah melakukan panggilan video dengannya.
Jari lentiknya mulai menggeser ikon berwarna hijau itu lalu mengarahkan kamera pada wajah cantiknya itu.
" ada apa sih Bel ." Ucap Luna setengah kesal.
" ya ampun galak amat sih neng. Minimal salam dulu kek angkat Vc mah , hahaa" terdengar gelak tawa Bella dari seberang sana.
" ck , Assalamualaikum Bella belek."
" waalaikumsalam hehe , jangan pakek belek juga napa ." Keluh Bella.
" biarin " jawab Luna seryaa memeletkan lidahnya. " lagian lu ah , ganggu gua lagi nonton drakor favorite aja."
" ya maaf , kan gue kagak tau Lun ." Bella menyengir memperlihatkan rentetan gigi rapihnya.
" huh , iya deh. Btw , ngapain Vc tumben ?" Tanya Luna.
Terlihat binar mata penuh antusias dari mata Bella. " buruan " ucapnya.
" buruan apa?" Jawab Luna tak mengerti.
" ck , buruan cerita ke gue . Gimana pengalaman magang di perusahaan mantan." Ucapnya seraya mengulum senyum denga kedua alis yang menaik turun.
" ga ada yang spesial." Jawab Luna pelan. " dihari pertama gue udah di marahin habis habisa sama dia padahal bukan gue yang buat salah." Lanjutnya dengan nada penuh kesal.
" lah kok bisa ? Cerita yang jelas napa."
" hmm , jadi tuh cerita nya gini Bel .........."
Luna benar benar menceritakan semua pengalamannya dia hari pertama kerja sebagai karyawan magang di perusahaan milik Arbian.
Se-mu-a-nya tanpa tersisa, dimulai dari Iqbal yang terus menerus menggombalinya ditambah Riki yang datar namun perhatian. Dan tak lupa kejadian salah kasih laporan ulah Santi yang membuat dia harus di marahi habis habisan oleh Arbian. Tapi , disatu sisi dia senang memiliki rekan yang baik baik seperti mereka kecuali Arbian pastinya.
" hahaha ... gila masih hari pertam tuh cowok udah sensi aja wkwk." Bella tertawa puas.
" iih Bella , gue tuh kesel banget. Tuh cowok kayak punya dendam gitu ke gue. Padahal ya harusnya kan gue yang punya dendam sama dia."
" hahaha.. udah sabar, sabar Lun. Tapi kalo dia berlebihan lo bilang ke gue biar gue tonjok mukanya."
" hehe siap bu boss"
" tapi , betah kan Lun ? Ga ada yang jahatin elo disana ?" Bella tampak mengkhawatirkan Luna.
" hm " mengangguk. " iya mereka baik kok bikin betah cuma tuh orang aja yang ga bikin betah tapi sayang dia yang jadi bosnya." Lanjutnya.
" hahaa , nasib lu gini amat sih Lun. Magang malah di tempat mantan" ledek Bella.
" ck , abang ken tuh . Gue udah mohon mohon buat magang di kantor dia malah ditolak alesannya takut ga profesional lah." Keluh Luna.
" yaudah Lun sabar ya Lun . Btw , berapa bulan Lun magang disono?"
" 6 bulan Bel . Lama amat kan " ucap Luna dengan wajah memelas.
" waah lama juga Lun . Awas aja kalo sampe ada acara CLBK segala." Ancam Bella.
" sembarangan banget sih , ya gak mungkin lah" sangkal Luna.
" hahaa , kalo sampe balikan gimana ?"
" enggak Bellaa" tegas Luna.
" hahaa . Iya iya elah "
*
*
*
Dikamar lain , Arbian justru tak fokus mengerjakan kerjaannya yang dia bawa ke rumah. Fikirannya tertuju pada gadis yang sudah ia maki maki tadi siang.
Perasaan bersalah terus menggerogoti hatinya. Apalagi saat mengingat gadis itu menangis tersedu sedu di dalam dekapan Nino.
" huhh... " Arbian menghela napasnya , ia menutup laptopnya.
Punggungnya ia sandarkan di kursinya , seraya mengusap wajahnya kasar.
" harusnya , gue ga langsung marahin dia kan? Harusnya gue tanyain dia dulu kan? Dia pasti sakit hati banget sama gue."
" arrghhh , lo kenapa sih Ar"
Tok ,, Tok
" Arbian , kamu di dalam nak ? Mommy masuk ya nak ."
Arbian tersentak mendengar ketukan dan suara lembut itu, malam ini ia sedang di rumah orang tuanya.
" iya mom , masuk aja."
Ceklek !!
Pintu kamar di buka dari luar , muncul wanita paruhbaya yang masih terlihat cantik itu dengan senyuman manis di wajahnya. Tak lupa tangannya membawa sebuah nampan berisi piring nasi dan satu gelas minum.
" tadi bibik bilang kamu belum makan malam , jadi mommy bawain buat kamu." Ucap Rindu pada anaknya itu.
" mom , kenapa repot repot? Arbian bisa ambil sendiri nanti."
Arbian beranjak dari duduknya berjalan menuju sang ibu yang sudah duduk di tepi ranjang dengan nampan yang ia bawa.
" ck , kalo nggak kayak gini. Mommy yakin seratus persen kamu ga bakal turun ke bawah buat makan."
" nanti Arbian turun kok mom."
" ga usah ngeyel , mommy hapal ya tabiat kamu itu. Apalagi kamu lagi kerja gitu. Lagian kerjaan itu jangan di bawa pulang terus. Kamu udah gila kerja di kantor harusnya dirumah ya buat istirahat." Omel Rindu yang membuat Arbian mengatupkan bibirnya.
" udah buruan makan nasinya , mommy tungguin disini" lanjutnya.
Arbian mengangguk dengan senyuman , ia meraih nampan itu lalu mulai menyendok nasi namun belum juga menyentuh bibirnya ia langsung meletakkan kembali sendoknya.
" loh kenapa ? Kok ga jadi ?" Tanya Rindu heran.
Arbian tersenyum begitu manis ke arah ibunya , ia menggeser kembali nampan itu kearah ibunya.
" Arbian mau di suapin sama mommy " pintanya dengan memasang wajah menggemaskan.
" oh Astaga ."
Rindu kaget dengan tingkah anaknya , namun ia juga merasa senang. Bukan kah sudah lama tidak melihat putranya yang sudah dewasa ini bermanja manja pada nya.
" oke mommy suapin , ayo .. aaakk "
Rindu benar benar menyuapi putra nya itu , dengan Arbian yang antusias membuka mulutnya untuk menerima suapan demi suapan yang diberikan oleh sang ibu.
" YAKK ... BAJINGAN JANGAN MENGAMBIL KESEMPATAN KAU ANAK NAKAL."
Rindu dan Arbian menatap kearah pintu. Sudah ada Naufal yang berkacak pinggang dengan wajah yang memerah. Mungkin saja kepalanya sudah mengeluarkan asap panas.
Sialan sekali , ia menunggu istrinya itu di kamar sudah terlalu lama sejak sang istri meminta izin untuk mengantarkan makan ke kamar putranya itu. Tapi , bisa bisanya istrinya itu malah menyuapi anak nakal nya itu dan melupakannya seorang diri.
" ck , Si raja posesif ." Ucap Arbian berdecak kesal.
" ngomong apa kamu?"
Naufal berjalan dengan mengangkat dagu mendekat kearah putranya. Membuat Rindu menghela napas lelah sedangkan Arbian sudah memutar bola matanya jengah.
" dasar anak nakal. Sudah tua masih saja minta disuapi ." Kesal Naufal.
Naufal langsung duduk ditengah tengah anak dan istrinya itu. Bahkan nampan berisi makan dan minum itu pun ia berikan pada Arbian.
" apaan sih Daddy , ganggu aja tau gak " protes Arbian.
" diem kamu. Udah tua juga , makan sendiri punya tangan kan."
" kenpa daddy sewot sih , mommy aja fine fine aja kok."
" hei anak nakal , mommy kamu itu istri saya."
" ck , tapi istri daddy itu mommy aku , jadi mending sekarang Daddy minggir aku lagi makan"
" gak bisa " tolak Naufal.
Arbian kesal dengan tingkah ayahnya , ia langsung menatap kearah ibunya ia sengaja mengerucutkan bibirnya agar sang ibu merasa iba padanya. Dan , berhasil ! Rindu langsung menegur sang suami dan duduk di samping putranya kembali.
" sini mommy suapin lagi." Tawar Rindu membuat Arbian menganggukkan kepala antusias.
" Yakk .. anak nakal." Teriak Naufal.
" sudah sih mas , jarang jarang kok Arbian kayak gini."
" ck , dia itu modus sayang." Rengek Naufal.
Ck , tua bangka satu ini benar benar posesif sekali. Gerutu Arbian membatin.
" ga usah posesif gitu sih pak tua" ucap Arbian yang membuat Naufal mendelik sebal.
" dasar anak nakal. Makanya cepat nikahin si Luna biar bisa manja manjaan sama istri sendiri. Jangan manja manja sama istri orang." Jawab Naufal sebal.
" nye nye nye .. berisik , daddy tuh berisik tau ." Kesal Arbian.
" sudah , sudah . Udah malam malah debat kalian ini ga sadar umur banget ." Omel Rindu pada dua laki laki yang ia cintai itu.
" daddy tuh mom"
" kamu "
" daddy"
" kamu anak nakal."
" daddy , daddy posesif. Udah tua kok posesifan amat."
" ngomong apa kamu ? Daddy doain kamu bakal jadi bucin tolol sama Luna."
" gak mungkin."
" mungkin"
" gak "
" iya "
"STOOOPPPPP !"
Telinga Rindu sudah sangat panas mendengar percekcokan itu, dengan napas yang terengah karena teriakan tadi. Ia menatap tajam Naufal dan juga Arbian.
" mas , kamu balik ke kamar selesai Arbian makan aku susul. Dan kamu Arbian ayok buru abisin makan malam kamu."
Keduanya hanya bisa mengangguk setuju, nyali keduanya mendadak menciut melihat kemurkaan di wajah Rindu.
" DADDYYYYYYYY "
Baru saja tenang sebentar , Arbian sudah berteriak kesal karena sebelum keluar dari kamar putranya dia berhasil merebut sesendok nasi dari tangan istrinya itu.
" Mommy lihat daddy ngeselin." Rengek Arbian mengadu.
Rindu terkekeh melihat wajah Arbian yang biasanya terlihat datar kini merengek seperti anak Sekolah dasar.
" sudah , sekarang makan lagi."
Arbian menurut , malam ini dia benar benar seperti kembali pada masa kecilnya. Ia terus membuka mulutnya dengan patuh setiap kali Rindu hendak menyuapinya.
...****************...