Pria Buta Yang Genius

"Aku tidak perduli jika kau tidak mempunyai masa depan yang cerah, karena aku lah nanti yang akan menjadi masa depan untumu Angga."

Deggghhh...

Mendengar perkataan Rebecca, Angga langsung mengarahkan wajahnya menghadap wanita itu.

Entah mengapa, perkataan yang sederhana itu, berhasil membuat hati Angga merasa tersentuh.

"Rebecca! Kau terlalu berlebihan." ucap Angga tersenyum tipis.

"Berlebihan bagaimana? Angga kau harus mengenal siapa sebenarnya wanita yang akan menjadi calon istrimu ini Angga. Maaf bukannya aku ingin menyombongkan diri, tapi kau harus mengetahui kalau aku adalah pewaris tunggal dari perusahaan Harley, salah satu perusahaan tersukses di negara ini. Dan itu artinya jika kau menjadi suamiku, maka kehidupanmu akan terjamin Angga, masa depanmu menjadi cerah, begitu juga dengan seluruh keluargamu. Aku pasti akan mengangkat kehidupan mereka semua Angga." jelas Rebecca kepada Angga.

"Tidak Rebecca. Aku tidak bisa menerima itu semua, karena aku memiliki caraku sendiri untuk bisa menjadi sukses, Maaf Rebecca. Bukannya aku tidak menghargai tawaran darimana, tapi sebagai seorang pria, aku memiliki prinsip tersendiri. Aku akan membantu permasalahanmu, tapi aku tidak mau mendompleng hidup kepadamu Rebecca." sanggah Angga membuat Rebecca terdiam membisu.

Mungkin dirinya sudah salah menerka, dia mengira jika Angga adalah orang yang suka menerima bantuan ataupun pemberian dari seorang wanita, tapi sepertinya Angga bukanlah tipe pria seperti itu.

"Baiklah jika itu keputusanmu Angga.. Maka. aku tidak akan memaksamu, sebenarnya aku juga tidak terlalu gila harta, tapi karena pamanku sangat jahat, maka dengan terpaksa aku harus menguasai harta dari peninggalan kedua orang tuaku." ucap Rebecca dengan lirih.

Terdengar ada kesedihan disaat dia mengatakan hal itu, dan Angga yang merasa penasaran pun langsung bertanya perihal masalah sebenarnya.

"Sekarang, bisakah kau menceritakan tentang permasalahan di keluargamu ini Rebecca? Agar aku bisa mengerti ketika masuk kedalam keluargamu nantinya.

" Tentu Angga. Kau memang harus mengenal bagaimana keluarga dari pamanku itu. Karena musuh yang akan kita hadapi bukanlah musuh biasa, pamanku adalah orang yang sangat licik, bahkan dia sudah berkali-kali berusaha untuk melenyapkanku Angga."

"Apa! Melenyapkanmu!" teriak Angga terkejut.

"Benar Angga. Dan itu semua hanya karena pamanku ingin mengusai harta peninggalan dari kedua orang tuaku, dia juga berencana menikahkan aku dengan David Becam, karena David Becam adalah kaki tangannya. Dia kira aku tidak tahu semua rencana yang sudah dia buat itu," geram Rebecca menyiratkan dendam yang membara.

Angga menggangguk mengerti, bisa di simpulkan jika permasalahan yang wanita ini hadapi benar-benar rumit dan juga pelik. Karena yang menjadi musuhnya adalah keluarganya sendiri.

"Lalu, apa rencanamu selanjutnya? Apakah kau yakin bisa mengalahkan pamanmu jika kau menikah denganku? Kau tahu sendiri bukan? Aku hanyalah pria buta yang tidak bisa melihat, bagaimana kalau aku malah menyusahkan dirimu Rebecca?" tanya Angga kepada Rebecca.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Rebecca langsung menatap wajah Angga lekat. Entah mengapa dia bisa mempercayai pria buta ini, bahkan dia juga bingung untuk menjelaskannya.

"Aku tidak tahu mau menjawab apa Angga. Karena aku juga bingung kenapa aku bisa memilihmu dan mempercayaimu. Tapi setidaknya paman tidak akan curiga, kalau aku menikah denganmu.. Karena kau bukanlah pria kaya yang bisa melawan kekuasan miliknya, jadi untuk kedepannya kita akan memikirkan rencana selanjutnya Angga, sedangkan untuk saat ini, kita susun rencana pertemuanmu menghadap pamanku, kau mau kan?"

"Ya. Baiklah jika itu keinginanmu, tapi aku tidak bisa menampilkan diriku yang sebenarnya di hadapan pamanmu maupun David, jadi aku harap kau bisa menerima keputusanku ini Rebecca."

"Maksudnya bagaimana? Apakah kau ingin menyamar?" tanya Rebecca tak mengerti.

"Iya, aku akan mennyamar menjadi pria buta yang cupu dan juga bodoh, sejelek mungkin penampilanku harus berubah Rebecca, apakah kau malu jika aku berpenampilan seperti itu?"

"Wah! Itu adalah ide yang sangat briliant Angga. Tentu saja aku tidak malu,. kalau begitu ayo kita berbelanja sekarang juga." ajak. Rebecca sambil menarik tangan Angga.

Mendapatkan tarikan itu, Angga pun langsung mencekal tangan Rebecca dan gantian menarik dirinya.

"Tidak Rebecca. Ini sudah malam, lebih baik kau beristirahat sejenak, dan untuk alat penyamaran, kau bisa memesan secara online. " jawab Angga membuat Rebecca tersenyum manis.

"Hahahha.... kau benar Angga. Kenapa aku tidak kepikiran sampai kesana ya., ya sudah mana handphonemu, aku tidak membawa apapun saat ini."

Dengan cepat Angga memberikan handphone miliknya ketangan Rebecca, setelah itu Rebecca kembali naik keatas ranjang guna mencari apa yang dia inginkan di dalam handphone tersebut.

Sedangkan Angga, dia kembali melanjutkan perkerjaannya, mengotak atik komputer jaman miliknya.

"Huh! Jalani saja apa yang memang harus aku jalani, semoga saja aku bisa mengalahkan mereka semua." gumam Angga meyakinkan dirinya sendiri.

Di dalam benaknya, Angga sudah banyak menyusun rencana untuk David Becam maupun pamannya Rebecca. Dia akan membuat para pria pria jahat itu tidak bisa menyadari akan pergerakan yang dia lakukan.

****

Di tempat lain, para Cyber crime yang bekerja di bawah kendali David merasa bingung dan juga kewalahan.

Karena baru saja beberapa jam yang lalu mereka beristirahat setelah berhasil menambah sistem keamanan pada database perusahaan milik David Becam, kini tiba-tiba saja sistem keamanan itu kembali di bobol oleh akun asing yang tidak bisa di kenali.

"Lihat! Sistem keamanan yang sudah kita buat kembali di bobol, sepertinya lawan kit kali ini benar-benar hebat." kata salah satu cyber crime tersebut.

Kedua temannya langsung menatap ke layar laptop milik mereka, dan terlihat jelas jika ada satu akun yang sedang asik membobol data perusahaan milik perusahaan David.

"Bangsat! Sebenarnya siapa yang sudah berani mengganggu ketenangan kita, kalau bos tahu bisa habis kita ditangannya." ucap geram salah satu pria itu.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan? Aku yakin pasti peretas itu sudah berhasil mencuri data dari perusahaan milik bos,"

"Entahlah,aku juga bingung, apakah kita harus mengubungi para Cyber yang ada di luar negri?"

"Jangan dulu, kita bisa ditertawakan nantinya oleh mereka. Lebih baik kita tidak usah beritahu bos jika data perusahaan miliknya sudah di bobol oleh akun tak di kenal, dengan begitu bos tidak akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi." ucap pria itu kepada kedua temannya.

"Iya, benar yang kau katakan, lagian bos selalu semena mena kepada kita, dia juga sering telat membayar gaji kita. Anggap saja ini hukuman untuknya." timpal pria yang satunya lagi.

"Ya sudah, kalau begitu kita bertiga sepakat untuk menutupi masalah ini."

Lalu mereka pun kembali menatap layar laptop yang terdapat tanda jika ada penyusup yang masuk kedalam sistem keamanan mereka.