Pria Buta Yang Genius
Di depan cermin kecil, terlihat seorang pria tampan dan muda sedang berkaca menatap wajahnya sambil tersenyum.
Dia adalah Angga Perwira. Pria muda berusia 20 tahun, anak satu satunya dari pasangan suami istri, pak Burhan dan ibu Lastri. ,
Pagi ini Angga memiliki janji kepada kekasihnya yang bernama Cika untuk berkencan menghabiskan waktu berdua.
Angga yang sudah siap dengan stelannya pun, langsung bersiap siap keluar tanpa memberitahu ibunya terlebih dahulu.
Hingga ketika hendak keluar dari rumah, terdengar suara jeritan ibu Lastri yang memanggil dirinya.
"Angga! Pagi pagi begini kau mau pergi kemana nak? Kenapa penampilanmu terlihat sangat rapi?" tanya ibu Lastri menelisik Angga dari atas sampai bawah.
"Ibu! Kenapa ibu bisa muncul? Bukankah tadi ibu berada di dapur!" seru Angga merasa terkejut.
"Iya, ibu mencium aroma parfum mu yang sangat menyengat, tentu ibu tahu jika kau hendak pergi. Sekarang jawab ibu, kau mau kemana? Bukankah hari ini kau harus ke toko membantu bapak mu Angga?" tanya ibu Lastri menatap lekat.
Angga tersenyum tipis, sambil menggaruk kepalanya, dia memang sudah berjanji kepada bapaknya jika hari ini dia akan membantu bapaknya bekerja di toko. Tapi baru tadi pagi, Cika mengabarkan jika dia sudah kembali dari kota dan mengajak Angga bertemu karena ingin membicarakan sesuatu kepadanya.
"Tidak ibu. Aku memiliki janji bersama Cika. Dan aku tidak bisa membantu bapak hari ini."
"Apa! Kenapa begitu Angga. Kasihan bapakmu kalau bekerja sendiri. Pesanan di toko sedang banyak, dan harus segera diselesaikan secepatnya. Lagian kenapa Cika ada di sini? Bukankah dia sedang berada di kota jakarta?
" Iya, tapi aku rindu dengannya ibu. Tadi malam dia pulang dan memberitahuku jika dia ingin bertemu denganku. Ibu! Aku mohon, izinkan aku pergi bersama Cika.. Besok aku janji akan menyelesaikan semua pekerjaan bapak."
Angga berusaha keras merayu ibunya, agar di izinkan untuk pergi, melihat raut wajah putranya yang tampak memohon. Ibu Lastri menjadi tidak tega.
"Ya sudah. Ibu mengizinkan kamu pergi. Tapi ingat Angga! Kamu harus hati hati membawa anak gadis orang.. Kau tahu bukan, jika kedua orang tua Cika tidak menyukai dirimu. Ibu takut, kalau kau sampai membuat masalah kepada mereka berdua." ucap ibu Lastri memperingatkan Angga.
Mendengar perkataan ibunya, Angga tersenyum senang, lalu dengan cepat Angga berhambur memeluk tubuh ibunya itu.
"Terimakasih bu.. Terimakasih karena sudah mengizinkanku. Kau adalah ibu terbaik di dunia bu." puji Angga kepada ibunya.
"Jangan berlebihan Angga.. Yang penting ingat pesan ibu. Kalau bisa sore sudah tiba di rumah, dan ingat satu hal lagi, jangan main ke arah kota Bogor ya nak. Main saja di wilayah tempat ini."
"Baik buk. Aku akan mengingat pesan ibu. Sekarang aku pergi dulu bu. Do'akan aku agar selalu selamat sampai tujuan." Angga mencium tangan ibunya dengan sopan.
Lalu berlalu pergi menaiki motor matic jaman miliknya. Dan entah mengapa ketika melihat kepergian Angga. Tiba-tiba saja jantung ibu Lastri berdebar hebat. Membuat dirinya menjadi tidak tenang.
"Ya Tuhan...! Perasaan apa ini.. Semoga putraku baik baik saja. Aku mohon, lindungilah dia Tuhan." gumam ibu Lastri berdoa di dalam hati.
Setelah itu ibu Lastri kembali masuk ke dalam rumah papan yang sangat sederhana itu. Guna melanjutkan acara memasaknya yang sedikit tertunda.
*****
Sedangkan di perjalanan, Angga terus melajukan motornya kearah rumah kekasihnya Cika. Senyum bahagia tampak menghiasi bibir Angga yang tersenyum manis. Rasanya dia sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan kekasih tercintanya.
Lalu Angga pun bersiul guna mengungkapkan perasaan yang dia rasakan saat ini, hingga tak berselang lama, akhirnya Angga sudah tiba di depan rumah yang paling mewah di kampung tempat tinggalnya.
"Akhirnya sampai juga. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu kekasih ku Cika. Satu bulan tidak berjumpa ternyata benar-benar membuatku rindu setengah mati." gumam Angga sambil berkaca di kaca spion motornya.
Angga dan Chika sudah berpacaran hingga 2 tahun lamanya, tepatnya ketika mereka berdua sama sama masih duduk di bangku kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan.
Saat itu, Angga mengambil jurusan teknologi komputer. Sedangkan Cika mengambil jurusan sekretaris.
Sebenarnya hubungan mereka berdua tidak disetujui oleh kedua orang tua Cika. Karena Angga hanya berasal dari keluarga misikin, yang Bapaknya cuma memiliki usaha kecil dibagian serivis menservis barang teknologi, seperti Laptop, Komputer, Handphone dan juga televisi.
Bahkan kedua orang tua Cika sudah mendengar desas desus yang beredar di kampung tempat mereka tinggal. Kalau Angga tidak akan melanjutkan kuliahnya dan segera terjun menggantikan bapaknya di toko. service.
Mengetahui hal itu, tentu saja membuat kedua orang tua Cika semakin membenci Angga. Mereka tidak rela jika putri kesyangan mereka yang cantik jelita, harus menjalin hubungan dengan pria miskin yang tidak punya masa depan.
Saat Angga asik melamun. Tiba-tiba saja Cika sudah berjalan di dekat pagar. Dia tersenyum kecut kala memperhatikan Angga yang sedang duduk di atas motor butut milik nya.
Entah mengapa dia bisa mencintai pria miskin seperti Angga. Sungguh dia pun merasa heran.
"Kenapa aku baru sadar! Kalau ternyata penampilan Angga begitu miskin dan kampungan. Sangat berbeda dengan para pemuda yang ada di kota." rutuk Cika di dalam hatinya..
Setelah itu Cika berjalan mendekati Angga, membuat Angga tersadar dari lamunannya.
"Sudah lama?" tanya Cika dengan nada dingin.
"Sayang. Kau mengejutkanku lo." Angga tersenyum bahagia ketika menatap wajah Cika.
"Benarkah! Memangnya apa yang sedang kau pikirkan Angga?"
"Tidak ada sayang. Aku hanya sedang merindukan dirimu. Oya, apakah kedua orang tua mu ada di dalam? Aku ingin meminta izin kepada mereka berdua." kata Angga kepada Cika.
"Tidak ada..Mereka masih berada di luar kota. Ya sudah ayo jalan."
"Oh...baiklah kalau begitu, ayo sayang." jawab Angga tersenyum manis.
lalu Angga mengeluarkan helm bermotif hello kitty yang akan di kenakan oleh Cika.
"Sini aku bantu pakaikan sayang." kata Angga menaruh helm itu ke atas kepala Cika.
Melihat perhatian Angga kepadanya, malah membuat Cika merasa risih. Entah mengapa setelah pulang dari Jakarta, Cika menjadi sadar, jika dirinya tidak pantas bersama Angga.
"Benar apa yang dikatakan oleh mama dan papa, jika Angga tidak pantas untukku. Dia hanyalah laki laki miskin yang tak punya harta apapun, bahkan dia juga tidak memiliki masa depan yang cerah. Benar benar laki-laki sampah" maki Cika kepada Angga di dalam hatinya..
Sebenarnya Cika juga telah membohongi Angga saat ini, karena faktanya kedua orang tua Cika sedang berada di rumah. Tapi Cika tidak mau memberitahu, karena Cika takut jika Angga akan memaksa masuk kerumahnya guna meminta izin kepada kedua orang tuanya.
Hingga tak lama kemudian, Angga melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Angga mempunyai rencana ingin mengajak Cika menuju ke pasar malam yang berada tak jauh dari tempat tinggal mereka.
Hanya memakan waktu setengah jam saja, kini mereka pun sudah tiba di tempat yang Angga inginkan. Angga langsung turun dari motor sambil menatap ke wajah Cika.
"Ayo turun sayang." ajak Angga tersenyum manis.
Cika menuruti perintah Angga dan langsung melihat kekanan dan kekiri.
"Kau mau membawaku kemana Angga?" tanya Cika merasa heran.
"Tentu saja ke pameran itu, kebetulan sekali aku mempunyai uang lebih, jadi aku ingin mentraktirmu makan hari ini dan juga membelanjakanmu beberapa potong baju." jawab Angga sambil membantu Cika melepaskan helm yang dia kenakan.
"Mentraktir makan dan belanja? Memangnya kau punya uang berapa?"
"Aku ada uang 400 ribu, hasil kerjaku selama dua minggu di toko bapak. Apakah kamu tahu, sejak kau pergi ke Jakarta, aku terus giat bekerja membantu bapak. Bahkan aku juga banyak belajar ilmu teknologi informasi yang di ajarkan oleh bapakku sendiri. Sungguh aku tidak menyangka jika bapak adalah orang yang sangat pintar." puji Angga dengan bangga.
Mendengar cerita dari kekasihnya, malah membuat Cika merasa jengah.
Jika dulu dia senang, tapi beda dengan saat ini, Cika benar-benar ilfil dan juga muak ketika mendengar cerita Angga yang tidak penting sama sekali.
"Iya! Aku sudah tahu Angga. Kau selalu mengulang cerita yang sama, sekarang cepat kita menyebrang, jangan membuang buang waktuku Angga! " sarkas Cika dengan nada marah.
Mendengar perkataan Cika, Angga pun menjadi terkejut. Dia bisa merasakan perbedaan dari kekasihnya yang semakin dingin kepadanya.
Namun Angga tidak mau menerka ataupun berpikir jelek untuk wanita yang sangat dia cintai. Setelah itu Angga ikut melangkah ke arah Cika, yang hendak menyebrangi jalan besar yang terlihat ramai.
Kebetulan, pasar itu terletak di sebrang jalan lintas, sedangkan parkiran di depan pasar sudah penuh, jadi Angga terpaksa memarkirkan motornya di sebrang jalan.
Dan ketika Angga ingin memegang tangan Cika. Tiba-tiba saja wanita itu menghempaskan tangannya agar tidak disentuh oleh Angga, lalu dia pun pergi meninggalkan Angga begitu saja.
Bahkan sangking kesalnya, Cika sampai tidak memperhatikan jalan lintas yang terlihat ramai oleh mobil truk lewat berlalu lalang.
Dan Cika langsung menyebrang jalan tanpa menyadari ada mobil truk besar yang melintas dengan kecepatan kencang.
Angga yang melihat kejadian itu merasa sangat panik dan juga down, jantungnya bahkan mau copot dari tempatnya.
Hingga tak lama kemudian, perkataan sang ibu pun terngiang ditelinga Angga. Jika dia harus menjaga Cika agar kedua orang tuanya tidak marah kepada dirinya.
Dan ketika mobil truk itu hampir mendekati tubuh Cika, dengan cepat Angga langsung berlari mengejar Cika. Dia berusaha keras menyelamatkan Cika dari mobil truk besar yang hampir menabrak tubuhnya.
Namun, betapa naasnya, karena Angga tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
"Angggga.......… !!!!!!!! ""
Brrrakkkkkkkkk… .. . . . . . . …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ANGGA YG MALANG...
2024-06-15
0
Anonymous
ok
2024-06-04
1
Cahaya yani
lki" bdoh
2024-05-22
0