Safira gadis SMA yang hobi sekali balapan liar hingga membuat kedua orang tuanya pusing sehingga ia dimasukkan ke pesantren.
Namun siapa sangka jika ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pesantren karena kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
"Sayang, aku mau memberitahu sesuatu padamu." Zayyan naik ke ranjang dan duduk bersandar di headboard.
"Sayang, kau dengar aku?" ucap Zayyan karena Fira hanya diam dalam selimutnya.
"Hmm.. Bicaralah, aku mendengarnya." sahut Fira ketus.
"Duduk sini dong, gak enak jika seperti itu."
Tanpa menjawab Fira mengikuti permintaan Zayyan, dia juga bersandar di headboard dengan sedikit berjarak dari Zayyan. Tapi Zayyan mendekatkan tubuhnya hingga kini mereka duduk tanpa jarak.
"Aku mau cerita jujur tentang masa lalu aku ke kamu. Aku harap kamu tidak akan marah." Zayyan menarik nafas sejenak. "Sebelum kita menikah, aku pernah dekat dengan seorang wanita, kami satu fakultas di Kairo. Dulu aku sempat menaruh harapan jika akan bersanding dengannya ke pelaminan namun_" ucapan Zayyan terhenti karena di potong Fira.
"Dan dia sudah kembali kan? Apa mas sangat mencintai nya?" Fira mendongak menatap wajah Zayyan untuk mengetahui jawaban Zayyan.
"Sayang aku_"
"Apa mas mencintai ustazah Zahra?" tanya nya datar.
Deg...
"Sayang, kamu tahu?" Zayyan merasa takut karena Fira mengetahui nya bukan dari mulutnya langsung.
Fira tidak menjawab, ia menjauh dari tubuh Zayyan.
"Sayang" Zayyan menggenggam jemari Fira. Dulu aku memang menyukai Zahra dan aku juga pernah berniat untuk melamarnya menjadi istriku, tapi takdir Allah begitu unik, aku berjodoh dengan istri cantik ku ini." Ucap Zayyan sambil membawa tubuh Fira bersandar di dadanya.
"Tapi mas masih mencintainya kan?"
"Aku tidak tahu apakah itu cinta atau hanya sekedar kagum, mungkin Allah marah karena aku sudah berdosa mencintai wanita yang bukan mahram ku." Zayyan menarik dagu Fira mendongak agar menatapnya. "Saat aku mengucapkan ijab, aku telah menumpahkan cintaku hanya untuk istriku, tidak ada lagi wanita lain di hati ini, hanya kamu istri yang aku cintai Fira.
Fira hanya diam tidak menimpali. Matanya mencari kebenaran di mata Zayyan, tidak ada kebohongan dengan kara yang baru di ucapkan nya.
"Mas serius?"
"Seribu rius" Zayyan mengangkat tangannya membentuk huruf v. "Kamu adalah bidadari yang Allah kirim untuk mas.
"Gombal" Fira mengulum senyum merasa bahagia.
"Apa kamu mencintai mas?" tanya Zayyan balik.
"Tidak. em... maksud aku belum" jawab Fira, sebenarnya ia sudah menyukai Zayyan tapi ego nya tidak membiarkan ia mengungkapkan rasa suka nya.
"Baiklah, mas akan tunggu waktu dimana kamu mencintai mas."
"Kalau aku tidak akan pernah bisa mencintai mas bagaimana?"
"Yah, mas akan terus berdoa agar kamu bisa mencintai mas."
"Ihh.. maksa dong itu."
"Bukan maksa, mas hanya berdoa dan berusaha, dan jika Allah menghendaki lain mau bagaimana lagi."
Hati Fira tercubit saat Zayyan mengatakan itu.
Paginya Fira ke sekolah seperti biasa diantarkan oleh Zayyan. Dan mengikuti pelajaran seperti biasanya, dan tidak lama lagi dia akan menyelesaikan sekolah nya, ia sangat senang karena ia akan kuliah seperti impiannya. Ia ingin kuliah kedokteran.
Fira dan dua sahabatnya sedang bercerita mengenai kampus mana yang akan jadi pilihan mereka nanti, dan mereka memilih tetap satu kampus meski beda jurusan.
"Tapi fir, secara lu udah nikah, apa suami lu ngizinin lu kuliah?" Tanya sila.
"Bener juga tuh!" timpal Tomi.
"Nah itu dia gue juga gak tau, masa gue gak kuliah sih!" ucapnya kesal membayangkan jika Zayyan tidak mengizinkannya kuliah.
"Lu coba tanya deh, gue yakin si Gus itu gak bakal menghalangi cita-cita istrinya." Sahut sila.
"Yakin amat lu?" timpal Tomi.
"Gus itu kan berpendidikan tinggi, jadi dia pasti tau dan paham pentingnya pendidikan buat istrinya, apalagi itu cita-cita nya Fira.
"Cewek Kalau sudah married mah susah untuk kuliah, apalagi jika punya bocil nanti." timpal Tomi.
Fira membola mendengar kata bocil. "Apa, bocil?" batinnya.
"Udah ah, kalian bikin gue tambah pusing." Ucap Fira kemudian melangkahkan kakinya keluar, karena jam sekolah sudah pulang jadi ia mau pulang.
"Fir, tunggu dong!" sila dan Tomi menyusul. Dan saat sampai gerbang sekolah matanya menangkap Endru yang sedang duduk di motornya. Ia memalingkan wajahnya seolah-olah tidak melihat keberadaan Endru.
"Itu kak Endru bukan?" tanya sila yang berdiri bersisian dnegan Fira.
Endru melangkah mendekati Fira. "Hy beb" ucap Endru tersenyum.
Fira memutar bola mata malas, "bab beb bab beb," sahut Fira ketus.
"Mau pulangkan? yuk aku antar."
"Gak, makasih." jawab Fira ketus.
"Beb, ayo dong aku antar."
"Lu gak budeg kan? gue udah bilang gak ya gak!" balas Fira dengan suara tinggi.
"Kak Endru jangan ganggu Fira lagi dong kak, kasian Fira nya." timpal sila.
"Kita kan pasangan kekasih, jadi wajar kan jika gue mengantarkan Fira pulang." Sahut Endru.
"Tapi Fira sudah m_" ucapan sila terhenti karena Fira membekap mulut sila dengan tangannya, mata Fira melotot pada sila.
"Sudah apa?" tanya Endru heran.
"Karena gue sudah tidak mau pacaran sama Lo lagi. Waktu itu kan Lo yang maksa, jadi sekarang gue udah gak mau lagi. Mulai sekarang kita putus." Tekan Fira.
"Tapi kenapa fir? aku gak mau putus, pokoknya kamu tetap pacar aku." Endru tidak mau putus dengan Fira, dia sangat mencintai Fira, walaupun Fira tidak mencintainya dia akan tetap mempertahankan nya.
"Ih... maksa banget lu jadi orang." Fira malas bicara lagi dengan Endru, ia hendak beranjak pergi namun Endru menarik tangannya.
"Fir" Endru memegang tangan Fira.
"Lepasin gak?" Wajah Fira nampak marah karena Endru memegang tangannya. "Lepasin gue bilang." Dia berusaha melepaskan genggaman Endru namun sangat sulit.
"Apa- apaan ini?" Suara seseorang menegur.
Fira dan Endru menoleh ke arah suara.
Deg
Fira sangat kaget karena kedatangan Zayyan, apalagi saat tangannya berada dalam genggaman Endru, sudah pasti Zayyan akan salah paham.
"M..mas" Ucap Fira gugup.
.
.
Bersambung.
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭