Casanova Mati Gaya

Yuniar melayani Aiden sarapan dengan telaten dan sabar. Gadis itu lebih banyak tersenyum pada suaminya. Aiden sampai tidak habis pikir dengan perubahan drastis istrinya itu.

"Tuan, harus bagaimana para pelayan di sini memanggil saya? Yuniar atau Nona Yuniar?"tanya Yuniar menekankan kata Nona, lalu kembali mengelus paha Aiden.

"Nona Yuniar,"sahut Aiden yang jadi tidak fokus pada makanannya karena tangan istrinya kembali nakal.

"Lalu, bagaimana jika ada pelayan yang tidak mau memanggil saya dengan panggilan nona? Bicara dengan saya menggunakan bahasa non formal, aku dan kamu. Dan bagaimana jika ada yang berani menganiaya saya?"tanya Yuniar dengan suara dan wajah yang berubah menjadi datar. Bahkan tangan gadis itu tidak lagi mengelus paha Aiden, tapi mencengkram paha suaminya itu.

"Apa maksud Nyonya berkata seperti itu?"gumam Roni dalam hati.

"Apa Saminten melakukan semua itu pada nona Yuniar?"gumam Pak Wanto dalam hati merasa was-was karena cucunya lah yang nampak tidak suka dengan kehadiran Yuniar.

"Sial! Apa perempuan ini ingin mengadukan aku pada Tuan Aiden?"gumam Saminten dengan wajah tertunduk dan kedua tangan yang terkepal erat.

"Bagus nona! Laporkan saja gadis tidak tahu diri itu,"gumam Bik Sari dalam hati.

Aiden mengernyitkan keningnya menatap Yuniar yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan datar.

"Apa maksud kata-kata gadis ini? Apa ada yang telah menganiaya dia di rumah ini?"gumam Aiden dalam hati saat melihat ekspresi dan reaksi tangan Yuniar saat mengatakan tentang menganiaya.

"Tuan punya tanggung jawab untuk melindungi saya, bukan? Apa Tuan akan membiarkan saya di aniaya orang lain?"tanya Yuniar menatap Aiden dengan tatapan serius dan tangan yang semakin mencengkram kuat paha Aiden.

"Jika ada yang berani menganiaya kamu, aku akan menghukumnya. Atau mungkin, akan memecatnya,"sahut Aiden yang merasa Yuniar meminta tanggung jawabnya sebagai seorang suami untuk melindungi Yuniar.

"Terimakasih. Jika ada yang berani menganiaya saya, dengan terpaksa saya akan mengadukannya pada anda,"ujar Yuniar tersenyum lembut dan melepaskan cengkraman tangannya di paha Aiden.

"Apa ada yang berani tidak menghormati dia di rumah ini? Ah, itu tidak mungkin? Paling Yuniar hanya ingin mengancam Saminten yang sepertinya membuat Yuniar tidak suka,"gumam Aiden dalam hati.

"Nyonya Yuniar memang punya hak atas perlindungan Tuan Aiden. Dimanapun nyonya Yuniar berada. Karena nyonya Yuniar adalah istri sah Tuan Aiden, walaupun hanya secara agama,"gumam Roni dalam hati.

"Apa istimewanya perempuan itu, hingga Tuan Aiden nampak menurut padanya. Apa dia telah membuka pahanya lebar-lebar di depan Tuan Aiden? Aku akan memberikan tubuh ku jika bisa membuat Tuan Aiden menurut padaku,"gumam Saminten dalam hati.

Setelah selesai sarapan yang penuh drama, Aiden pun bersiap berangkat ke kantor. Yuniar mendorong kursi roda Aiden dan membantu Aiden masuk ke dalam mobil. Setelah Aiden duduk di dalam mobil, Yuniar yang masih berada di pintu mobil membungkuk dan..

"Cup"

Tiba-tiba Yuniar mengecup bibir Aiden dan keberanian istrinya itu sukses membuat Aiden kembali terkejut.

"Selamat bekerja, suamiku sayang! Aku tunggu Tuan suami pulang,"ucap Yuniar tersenyum genit seraya mengedipkan sebelah matanya, lalu menutup pintu mobil itu.

"Dia.. Dia berani mencium bibir ku? Apa gadis itu kesurupan jin penggoda? Kenapa sedari pagi ini dia berubah begitu drastis? Tidak! Tidak! Dia pasti sengaja melakukan semua itu agar aku tidak mengusir dia dari sisiku. Agar dia bisa merawat ku untuk menebus rasa bersalahnya dan juga sebagai rasa terimakasihnya. Dia berpura-pura seperti itu untuk menutupi perasaan kasihan nya ke padaku,"gumam Aiden dalam hati.

Sampai detik ini Aiden masih saja merasa terganggu dengan alasan Yuniar yang mau, bahkan bersikeras menikah dengan dirinya karena rasa tanggung jawab, balas budi, dan juga rasa kasihan. Seandainya Yuniar mau menikah dengan dirinya bukan karena semua perasaan itu, saat ini Aiden pasti sangat bahagia bisa hidup bersama dengan Yuniar.

Roni dan supir pribadi Aiden pun segera masuk ke dalam mobil dan mobil Aiden pun melaju meninggalkan rumah itu. Yuniar melambaikan tangannya dengan senyuman manis di bibirnya.

"Tingkah nona Yuniar sudah persis tingkah laku seorang istri. Seandainya saja nona Yuniar benar-benar menjadi istri Tuan Aiden, Tuan Aiden pasti akan sangat bahagia. Karena aku yakin, nona Yuniar adalah gadis baik-baik,"gumam Bik Sari dalam hati.

Sedangkan Saminten yang juga mengintip Aiden berangkat bekerja pun semakin merasa geram pada Yuniar.

"Bagaimana caranya agar aku bisa menyingkirkan wanita jalangg itu? Aku tidak bisa mendekati Tuan Aiden karena wanita jalangg itu. Dia seperti membangun tembok tinggi agar tidak ada seorang pun yang bisa mendekati Tuan Aiden. Jika saja di rumah ini tidak ada cctv-nya, aku akan bisa leluasa menyingkirkan wanita sialan itu. Aku bisa menghajar atau memfitnah dia dengan meletakkan barang Tuan Aiden yang berharga di kamarnya,"gumam Saminten yang kebingungan mencari akal untuk menyingkirkan Yuniar dari sisi Aiden.

Saminten nampak berpikir keras untuk menyingkirkan Yuniar dan mendekati Aiden. Setelah lama berpikir keras, Saminten terlihat tersenyum licik. Gadis itu bergegas berjalan menuju kamarnya dan berganti pakaian.

"Kamu mau kemana?"tanya Pak Wanto saat melihat Saminten keluar dari kamarnya tanpa menggunakan pakaian pelayan.

Gadis itu memakai celana legging dan kaos yang sangat ketat, hingga menunjukkan setiap lekuk tubuhnya.

"Aku ingin keluar membeli keperluan pribadi ku. Kakek punya uang, 'kan?"tanya Saminten seraya menadahkan tangannya pada Pak Wanto.

"Aku akan memberi uang agar kamu bisa membeli keperluan pribadi mu. Tapi, ganti dulu pakaian kamu. Pakaian kamu itu terlalu ketat. Jika kamu memakai pakaian seperti itu di luar sana, maka kamu akan mengundang pria-pria di luar sana untuk berbuat jahat padamu,"ujar Pak Wanto yang merasa risih sendiri melihat cara berpakaian cucunya.

"Kakek jangan kampungan! Ini modis. Di luar sana, banyak yang berpakaian lebih seksi dari pada aku. Lagipula, aku bosan memakai pakaian pelayan yang tertutup, longgar dan seragam setiap hari. Seperti anak panti asuhan saja,"kilah Saminten yang selalu saja membangkang pada kakeknya.

"Kamu masih bisa terlihat modis walaupun dengan pakaian yang longgar dan tertutup. Tidak perlu memperlihatkan lekuk tubuh kamu seperti itu. Lihatlah! Nyonya Aurora tetap terlihat cantik dan modis walaupun memakai pakaian longgar dan tertutup,"Pak Wanto berusaha memberikan contoh pada cucunya.

"Kakek tidak perlu omong kosong. Memakai pakaian tertutup tidak menjamin seseorang terhindar dari kekerasan, ataupun pelecehan seksuall,"tampik Saminten.

"Yang kamu katakan itu memang benar. Namun, alangkah baiknya jika kamu mempu menjaga diri dari hal- hal keji seperti itu. Menurut kakek, wanita yang mengenakan pakaian tertutup merupakan wanita yang sopan karena mampu menjaga harga dirinya. Selain itu, masyarakat juga memiliki tanggapan jika wanita yang mengenakan pakaian tertutup dianggap sebagai wanita baik-baik yang pandai menjaga harga diri dan kehormatannya. Disisi lain, dengan mengenakan pakaian tertutup, akan membantu pria agar tidak memiliki prasangka buruk atau keinginan yang buruk ketika pria melihat seorang wanita,"

"Memakai pakaian sopan bisa mencegah ataupun mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang tak diinginkan. Dengan menutup diri dalam konteks pakaian sesuai dengan budaya ketimuran, maka akan mengurangi banyak celah dan kesempatan bagi para pelaku yang melakukan objektifikasi tubuh,"

"Perempuan yang berpakaian tertutup semaksimal mungkin akan mengurangi atau bahkan menggagalkan niat para pelaku objektifikasi tubuh untuk melakukan hal tersebut. Karena wanita berpakaian sopan dianggap lebih mengerti dan memahami nilai dari norma-norma agama dan sosial. Modis itu bukan berarti harus tampil seksi, Sam,"ujar Pak Wanto panjang lebar, berusaha memberikan penjelasan pada cucunya. Dan semua yang dikatakan oleh Pak Wanto memang benar adanya.

( Objektifikasi berarti memperlakukan seseorang layaknya barang tanpa mempertimbangkan martabat mereka.)

"Halahh.. Kakek terlalu banyak ceramah. Tahu apa kakek tentang pakaian zaman now? Zaman kakek dulu itu berbeda dengan zaman sekarang. Sudah! Jangan kebanyakan ceramah! Beri aku uang! Kakek jangan pelit pada cucu kakek sendiri! Apa kakek akan membawa mati harta benda kakek ke liang lahat?"ketus Saminten yang sulit dinasehati.

Pak Wanto hanya bisa menghela napas berkali-kali menghadapi cucunya yang keras kepala dan pembangkang itu. Dengan berat hati Pak Wanto mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang untuk cucunya.

Seandainya saja cucunya itu penurut, tidak pembangkang dan berkelakuan baik, Pak Wanto pasti akan merasa sangat bahagia dan tidak akan pelit.

"Jangan terlalu lama di luar! Cepatlah kembali!"ujar Pak Wanto mengingatkan cucunya.

...🌟 🌟🌟...

...Cantik bukan berarti baik dan kaya belum tentu bahagia. Karena kecantikan dan kekayaan bukan jaminan sebuah kesempurnaan....

...Cantik natural itu lebih indah daripada cantik karena dempulan. Tapi cantik karena dempulan lebih baik daripada cantik karena editan....

...Kecantikan yang tidak disertai dengan iman dan budi pekerti, bagai bunga yang indah, namun tidak wangi....

...Cantik bukan berarti harus tampil seksi. Karena kecantikan yang hakiki bukan dinilai dari fisik, melainkan dari hati....

..."Nan 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

Kalau sajen ( like, komen, toton iklan, hadiah dll ) malam ini banyak, aku bakal double up.🤗🙏🙏

To be continued