NovelToon NovelToon
Cinta Sejati Sang Pewaris

Cinta Sejati Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:477.8k
Nilai: 4.1
Nama Author: Hernn Khrnsa

Nadira Ghautiah hanyalah seorang gadis berhijab yang kesehariannya bekerja sebagai akuntan. Ia tak menyangka hidupnya akan berubah 180 derajat saat bertemu seorang pria yang dikejar-kejar pembunuh.

Situasi itu membawanya pada posisi rumit nan mencekam. Kejadian demi kejadian yang berbahaya terus mengikutinya. Demi keselamatan hidupnya, ia terjebak dalam pernikahan paksa dengan Arsenio Harrington, Sang Pewaris tunggal kerajaan bisnis Harrington.

Mampukah Nadira menerima kenyataan pernikahan yang jauh dari bayangannya dan menerima fakta bahwa suaminya adalah seorang pewaris yang dingin dengan masa lalu kelam.

Bagaimana kisah selanjutnya? Nantikan hanya di novel Cinta Sejati Sang Pewaris.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CSSP Ep. 28

Pagi menyapa Nadira melalui celah-celah kecil jendela kamarnya. Perempuan itu membuka matanya perlahan. Dan hal pertama yang dilihatnya adalah sesosok pria kekar yang memeluknya. "Sejak kapan raksasa ini di sini!" geramnya sambil meronta.

Namun, Arsen menggeliat dan memeluknya lebih erat. "Ya ampun ini manusia atau apa sih? Tangannya berat banget ya ampun!" Nadira masih berusaha melepaskan diri dari jeratan Arsen.

"Pak Arsen ... Lepas ih! Ini udah pagi, saya harus berangkat kerja." Arsen terusik, mengerjapkan matanya pelan. "Jangan berisik!" katanya singkat dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ya kalau mau tidur lagi, silahkan. Tapi lepasin saya dulu, Pak. Ini orang bukan guling! Saya juga kan harus siap-siap kerja," celoteh Nadira panjang, namun Arsen tak menggubrisnya, ia justru mengetatkan pelukannya di balik selimut.

"Pak Arsen ... " panggil Nadira lagi lantaran Arsen tak kunjung melepaskannya. "Kantor libur hari ini, temani saya tidur sebentar lagi." Arsen menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Nadira yang entah kapan hijabnya terlepas, menunjukkan geraian rambut panjangnya yang indah dan lehernya yang putih.

Deru napas Arsen yang hangat menyentuh kulitnya menimbulkan gelenyar geli. "Jangan, geli Pak!" Arsen menyeringai. Ia semakin menyelusupkan kepalanya lebih dalam, membuat Nadira meronta-ronta geli. Hingga tanpa sengaja mengenai luka Arsen.

"Shhhh. Jangan banyak bergerak!" pekik Arsen. Mulai merasa nyeri.

"Eh, maaf, maaf! Pak Arsen sih, kenapa gerak-gerak kepalanya. Coba saya lihat lukanya." Nadira hendak melihatnya namun,

"Jangan! Saya tidak apa-apa. Diamlah dan biarkan saya tidur lagi." Tak lama Arsen kembali memejamkan matanya sambil tetap memeluk Nadira.

Gadis itu tampak pasrah. Arsen memeluknya bagai guling, membuat Nadira tak dapat berkutik. "Aih, sudahlah. Dia gak mungkin bohong, kan kalau hari ini kantor libur."

***

Siang hari Nadira baru terbangun. Setelah melepaskan diri dari jeratan Arsen, akhirnya ia bebas bergerak. Sekujur tubuhnya terasa kebas. Usai mandi, Nadira lekas turun ke bawah meninggalkan Arsen yang masih lelap dalam mimpinya.

Di dapur, tampak para pelayan sedang menyiapkan makan siang. "Hai Bibi-bibi sekalian mau masak apa hari ini?" sapa Nadira ramah. Mencoba membangun hubungan yang baik dengan mereka.

"Nyonya Muda!" Ketiga pelayan tersebut sedikit terkejut akan kehadiran Nadira yang tiba-tiba itu. Nadira terkekeh pelan.

"Maaf, ya. Apa menunya hari ini? Wah banyak banget, ini semua mau dimasak?" tanya Nadira sambil melihat-lihat pantry. Ketiga pelayan yang khusus bertugas menyiapkan makanan itu tampak saling pandang.

"Ck, ck, ck. Pantry konglomerat dan rakyat biasa sangat berbeda, ya," gumamnya, mengagumi isi pantry yang serba ada itu. Di apartemennya, isi pantry hanyalah mie instan kopi dan bumbu-bumbu masakan saja.

"Ehm, soal itu ... " salah seorang pelayan tampak ragu. Nadira menoleh.

"Ada apa? Bingung mau masak apa? Si Tuan Muda itu sangat pemilih, ya?" duga Nadira yang ternyata diangguki oleh ketiganya.

Nadira berdecak lagi, kali ini sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Hehe, ayo kita masak dan buat dia tak bisa pilih-pilih," cetusnya. Ketiga pelayan yang namanya tidak diketahui Nadira itu memandangnya takut-takut.

"Nyonya ... Sepertinya ini kurang bagus. Kalau Tuan tahu, pasti akan marah," jujur salah seorang dari mereka. "Iya juga, ya. Si Tuan Muda itu kayak tabung gas, gampang meledak."

"Kalau begitu, jangan kasih tahu dia. Aku masak dan kalian bantu aku, kalau lihat dia turun, cepat beritahu aku. Gimana?" usul Nadira.

Ketiganya tampak saling memandang. Salah satu dari mereka tampak mengangguk. Mereka berpikir setidaknya mereka harus mencoba. Nyonya mereka itu mungkin saja tahu selera yang sesuai dengan lidah Sang Tuan Muda.

Selama ini mereka bekerja bersama Arsen, makanan apapun yang mereka buat pasti tak pernah sesuai rasanya. Dan berakhir dengan kritik pedas dari Arsenio.

Padahal, para koki yang bekerja di sini setidaknya telah lulus sertifikasi memasak tingkat nasional. Keahlian memasak mereka seharusnya selevel dengan masakan restoran bintang 5. Tapi bagi Arsen, semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya, rasanya tak berbeda.

Lalu, jadilah siang itu, ketiga koki tersebut ikut memasak bersama Nadira. Memotong sayuran, marinasi daging, menumis, menggoreng. Hingga 30 menit kemudian, semua makanan sudah siap disajikan.

Tepat saat semua makanan telah ditata. Arsen turun karena mencium wangi masakan dari dapur. Melihat Arsen yang mendekati meja makan, Nadira cepat-cepat melepaskan apron masaknya. Lalu pura-pura duduk di meja makan.

"Selamat siang," sapanya pura-pura terlihat ramah. Arsen meliriknya sekilas, lalu menggumam. "Hmm, selamat siang."

Salah seorang dari pelayan mendekati Arsen dan Nadira untuk melayani keduanya makan. Meski Nadira sudah menolak, tapi pelayan itu bersikeras dengan alasan, melayani makan adalah tugasnya. Nadira hanya mengangguk saja, dibanding pelayan itu harus menghadapi amukan Arsen nanti.

"Siapa yang memasak ini?" tanya Arsen saat berhasil menelan sepotong chicken katsu ke dalam mulutnya.

"Tentu saja koki yang memasaknya, siapa lagi?" jawab Nadira mewakili 3 koki yang berdiri menunduk di dekat mereka.

"Oh. Besok masak menu ini lagi," ucapnya sambil terus memasukan makanan ke mulutnya.

Nadira memandang ketiga koki yang tampak senang itu lalu mengedipkan sebelah matanya. Ketiga koki itu pun bersorak dalam hati. Setidaknya hari ini mereka tidak harus mendengar kritikan Arsen yang kadang menyayat hati itu.

***

Setelah makan siang, Nadira memutuskan untuk menghabiskan sisa hari itu dengan membaca buku yang beberapa waktu lalu sempat dipinjamnya dari Kakek Areef. Nadira mengambil posisi duduk yang nyaman di sofa tepi jendela kamarnya.

Secangkir kopi sudah berada di nakas samping tempat duduknya. Siap menemaninya menyelami kata dari buku yang sedang dipegangnya sekarang.

Nadira mulai membuka lembar pertama buku itu, membacanya dengan seksama. Hingga beberapa lumbar habis dibacanya, tiba-tiba teriakan Arsen yang memanggil nama Nadira memecah fokusnya.

Nadira berdecak kesal. "Ck ada apa lagi, sih Tuan Muda itu? Gak di kantor gak di rumah, selaluuuu aja Nadira, Nadira, Nadira. Di rumah ini kan ada banyak nama!" kesalnya lalu pergi menemui Arsen sebelum teriakannya makin kencang.

"Ada apa, sih, Pak?!" tanyanya begitu sampai di ruang tamu. Arsen tampak sedang duduk bersandar. Kepalanya menoleh ke samping, menatap Nadira.

Ia menepuk bahunya sendiri. "Kamu pijat bahu saya," katanya kemudian yang membuat Nadira menganga. "Hah?"

"Pak, di sini ada belasan pelayan, lho. Kenapa harus panggil saya?" protesnya tak terima.

"Kalau saya mau kamu, gimana? Jangan membantah, cepat pijat!" Arsen meraih tangan Nadira dan meletakkannya di bahunya sendiri. Sehingga, mau tak mau Nadira mulai memijatnya keras.

Arsen meringis. "Aduh, pelan - pelan Nadira! Ini bahu bukan batu," galak Arsen.

"Tahu sakit kenapa masih minta saya buat pijit-pijit?!"

"Karena ... Tangan kamu lembut," goda Arsen sambil menatap Nadira lama. Sukses membuat mata Nadira membola sempurna.

"Nadira ... " panggil Arsen pelan.

"Apa?!"

"Ternyata kamu cantik juga, ya."

"Hah! Baru sadar kah kalau saya cantik?"

Arsen mengangguk. "Hmm, tidak sia-sia saya memilih kamu jadi istri saya," jujur Arsen yang berikutnya mendapat gelak tawa dari Nadira.

"Aduh, Pak Arsen lucu banget deh."

"Ya, tersenyumlah seperti itu, Nadira. Karena ... I like your eyes, especially when you smile," bisik Arsen di akhir kalimat yang membuat Nadira merona malu. Lalu, tanpa aba-aba, Nadira berlari pergi dari sana.

Arsen terkekeh. "Pfft haha, ternyata dia sangat pemalu."

1
Achie Asmara
Iya Mbak Author kan ceritanya Nadira berhijab tapi perasaan selalu kesiangan gak pernah ada cerita ibadah..Bukan sok agamis tapi biar sinkron aja dan cerita makin bagus
girlcant
Buruk
girlcant
Kecewa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Uni 🤎: Duh, kasihan yak numpang tenar. Tahu Yang namanya berkaca gak? Ngaca dulu, udah bener belum tulisannya. Baru satu baris baca karyanya, udah ada salah. Nah ini sok-sokan bilangin karyanya orang buruk, sebelum memberikan penilaian pada orang lain, lebih baik anda menilai diri anda diri sendiri dulu. Sampai sini paham, enggak?
moon: auucchh sungguh annu, ternyata cuma numpang tenar... /Smile/

perbaiki dulu tulisanmu, baru boleh diadu sama tulisan orang.

aku baru baca 2 baris aja, udah nemu 3 kesalahan...

tidak elegan sekali caranya 🤣🤣🤣
total 3 replies
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
bagus Nadira 👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Telat ya 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
betul tuh 😏
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
kacau hidup kalo ada pengganggu, eh tapi bisa juga nanti justru jatuh cinta wkwkwk
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
ponselnya
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
1 🌹 untukmu
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
dag dig dug bacanya kayak ngalamin sendiri, penjelasannya rinci sekali thor suka ❤️❤️
Tina El faza
suka part/alenia ini
Siti Bingatun
thor tdk semua yg bc paham ber bahasa inggris termasuk saya..critanya bgs tp bahasanya byk yg ga paham😭🙏🏻
ᴹˢ᭄𝕯𝖆𝖗𝖐𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝖒☢︎٭⃟👾⃟
mampir...
Wina Kusuma
setiap ganti bab iklan mllu
didi herawan
ceritanya seru dan menarik
didi herawan
coba mampir dulu ahh
salam kenal untuk author nya
Rari
Bahasa Inggrisnya lucu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!