Ditinggal Sang kekasih begitu saja, membuat Fajar Rahardian Lee Wijaya pergi ke sebuah kota kecil untuk menenangkan diri dari rasa kecewa,terluka dan tentunya malu pada keluarga besar yang sudah melakukan segala persiapan pernikahannya.
Tapi tak di sangka, disana ia malah bertemu dengan seorang wanita yang membuat ia lupa niatnya untuk datang. Alih alih ingin tenang, Fajar justru kembali pulang membawa seorang Janda perawan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part # 28 *1
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Assalamu'alaikum," ucap Bubun Embun saat datang ke rumah mertuanya. Tak ada angin dan tak ada hujan ( bukan MiMoy ya) entah kenapa wanita itu ingin datang kesana meski seorang diri, kali ini ia tak bersama dengan Ayah Keanu.
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Umma/Enin.
Bubun masuk dengan senyum tak lepas dari sudut wajahnya, tak salah jika Si kadal jatuh cinta hampir mati karna sudah semakin berkembang biak nyatanya semakin cantik.
"Shena ada, Umma?" tanya Si menantu setelah ia mencium takzim wanita baya itu.
"Ada di belakang, lagi pindahin bunga," jawab Umma Cheryl.
Keduanya pun beranjak dari ruang tamu langsung ke belakang rumah, ada taman kecil disana yang bersebelahan dengan tempat menjemur baju.
"Shena--," panggil Bubun, gadis cantik yang tubuhnya kian berisi itu menoleh. Senyumnya yang tulus dan manis membuat siapa pun akan turut membalasnya.
"Bubun, sama siapa? aku cuci tangan dulu." Shena yang kaget dengan kedatangan Nyonya besar Lee langsung bangun dan berjalan ke arah keran air. Dirasa sudah bersih ia pun mencium punggung tangan Bubun.
"Bubun sendiri, Ayah sudah ke kantor, apa Bubun mengganggu?"
"Tidak sama sakali, sudah hampir selesai semua," jawab Shena.
Bubun dan Umma tak lama di belakang, mereka kembali ke ruang tengah sedangkan Shena ajan menyusul nanti setelah semua bunga sudah ia pindah ke dalam pot baru yang jauh lebih besar.
"Shena gimana, Umma?" tanya Bubun yang pastinya ikut khawatir dengan keadaan gadis itu semenjak di bawa kerumah sakit oleh putra keduanya.
"Sudah jauh lebih tenang, asal di temani."
"Apa Shena merepotkan Umma? waktu istirahat Umma jadi tersita demi menemani Shena," ucap Bubun sembari meraih tangan Umma.
Tak perduli Keanu bukan lahir dari rahim wanita itu tapi bagi Bubun, Umma tetap ibu mertuanya. Ia habiskan waktu serta tenaga mengurus putra angkatnya itu hingga tumbuh menjadi pria baik dan bertanggung jawab, itu semua tentu atas ajaran dan kasih sayang Abi dan Umma.
"Tak banyak yang di lakukan Umma, hanya menemaninya saja, terserah dia mau apa atau bagaimana," jawab wanita baya itu.
Memang benar, contohnya barusan. Umma cukup duduk di kursi sambil memberi arahan sedangkan semua di lakukan oleh Sheha sendiri. Malah kini seolah Umma punya mainan baru karna Shena yang polos kadang tak jarang bertingkah di luar dugaan. Apalagi saat ia baru tahu hal yang menurutnya itu aneh dan belum ia tahu sebelumnya.
"Aku hanya khawatir, Umma. Masa iddahnya selesai kapan?" tanya Bubun, ini juga salah satu alasan kenapa ia datang.
"kurang lebih 20 harian lagi, atau satu bulan ini. Itu yang di bilang Aa semalam saat Abi bertanya," jawab Umma, untung saja ia masih ingat hal tersebut.
Bubun hanya mengangguk lalu ada senyum yang terukir di sudut bibirnya yang tipis merah muda.
"Ada apa? apa kalian ada rencana?" tanya Umma mulai curiga, ia dan Sang suami memang seolah mencium sesuatu dari anak dan menantunya tapi karna sadar diri, pasangan itu justru tak ingin terlibat jauh padahal Fajar di urusnya dari sejak bayi bahkan sejak menyapa dunia.
"Bang Nunu ingin menikahkan mereka, Umma."
Sebenarnya ini sudah di duga, makanya tak ada ekspresi kaget dari Umma, sedang obrolan langsung berhenti saat Shena datang.
Gadis cantik itu meminta izin lebih dulu sebelum ia menjatuhkan bokongnya di salah satu sofa, kesopanan Shena memang luar biasa, ada orang tua yang sedang bicara ia tak langsung ikut bergabung karna takut mengganggu sebab ia tak tahu apa saja yang sedang di bahas, boleh kah ia tahu atau justru sebaliknya.
"Shena masih kerja sama Aa?" tanya Bubun, seperti ada ribuan kupu-kupu di dalam perutnya saat melontarkan kalimat tadi. Lucu dan menggemas hingga ia harus sekuat tenaga menahan tawanya sendiri.
"Masih," jawabnya sambil menganggukan kepala.
"Udah gajian?" tanya Bubun lagi, jiwa keponya kian meronta karna ia tahu keturunan Singa begitu royal pada pasangan.
"Udah dong, pas sabtu malam kemarin di ajak Aa jalan-jalan."
"Kemana? beli apa?" pertanyaan pun terus di berikan Bubun, mengintegrasi Shena tak lebih seperti bicara dengan bocah SD yang masih polos karna ia akan mengatakan semua secara jujur.
"Pasar malam, Aa capit boneka banyak banget sampe abis semua," Bubun tertawa mendengarnya tapi ia yakin seperti itu saja pasti sudah sangat membuat Shena bahagia.
"Iyakah?"
Shena mengangguk, ia menoleh kearah Enin yang tersenyum juga padanya.
"Boleh Bubun kasih saran gak?"
"Apa?" tanya Shena bingung.
.
.
.
Nanti, kalau udah halal, gantian kamu yang capit Kartu ajaib Aa ya...