NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Sena, gadis tujuh belas tahun yang di abaikan oleh keluarganya dan di kucilkan oleh semua orang. Dia bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan bullying yang setiap hari merampas kewarasannya.

Alih-alih mati menjadi arwah gentayangan, jiwa Sena malah tersesat dalam raga wanita dewasa yang sudah menikah, Siena Ariana Calliope, istri Tiran bisnis di kotanya.

Suami yang tidak pernah menginginkan keberadaannya membuat Sena yang sudah menempati tubuhSiena bertekad untuk melepaskan pria itu, dengan begitu dia juga akan bebas dan bisa menikmati hidup keduanya.

Akankah perceraian menjadi akhir yang membahagiakan seperti yang selama ini Siena bayangkan atau justru Tiran bisnis itu tidak akan mau melepaskan nya?

*

Ig: aca0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Grich Hospital menjadi rumah sakit pertama yang menjadi tujuan Erlan, ia membawa Siena kesana. Selain fasilitas yang lengkap, Grich hospital adalah rumah sakit terdekat dari kantor nya.

Erlan menunggu dengan tenang di luar, di wajahnya hanya ada setitik kekhawatiran, selebihnya hanya raut wajah orang banyak pikiran.

Tidak lama kemudian menyusul datang Richard, Arthur dan Cindy.

"Bagaimana keadaan Siena?" Tanya Richard seraya mendudukkan bokongnya di samping Erlan.

"Masih di periksa,"jawab Erlan singkat, ia melirik Cindy yang ikut duduk di sisi lainnya. Tangannya bergerak untuk menggenggam tangan Cindy, mencoba mengusir resah di hatinya. Ia pandangi wajah Cindy dari samping, tidak mungkin kan wanita cantik dan baik hati ini mengkhianatinya?

"Kenapa, Er?" Tanya Cindy kala Erlan melepaskan kembali genggaman tangannya.

Erlan berdiri dan berkata, "aku harus ke kantor. Rich, tolong jaga siena. Arthur, tolong antarkan Cindy pulang."

"Aku nggak mau pulang sama dia. Aku ikut kamu aja ke kantor, ya, ya..pliss."Cindy buru-buru berdiri lalu memeluk lengan kokoh Erlan.

"Udahlah, kau bisa pulang denganku. Aku jamin, kau sampai di rumah dengan selamat." Ujar Arthur merapikan rambutnya dan memberikan senyum termanis nya.

"Kita nggak kenal, jangan sok akrab!" Kata Cindy galak.

Arthur menekan dadanya dramatis seolah terluka dengan ucapan Cindy, " Tuhan! Ini sakit sekali."

"Pulanglah sama Arthur," Erlan menyelipkan anak rambut Cindy ke belakang telinganya, dan mengusap pucuk kepalanya lembut. Perhatian yang tidak pernah ia berikan kepada istrinya.

"Kenapa?" Tanya Cindy.

"Aku harus menemui dad, kau tahu kan dia enggak suka kita bersama."

" Baiklah. Tapi, aku pulang sendiri aja, aku nggak mau pulang sama Arthur."ujar Cindy yang entah sudah berapa puluh kali menunjukkan keengganan untuk berdekatan dengan sahabat-sahabat Erlan. Bagi Cindy, ia kekasih Erlan dan tidak perlu juga berteman dengan sahabat Erlan.

Erlan mengangguk, meraih tangan sang kekasih lantas segera pergi dari sana. Richard menghela nafas panjang melihat itu.

"Sepertinya kau tidak menyukai Cindy?" Tanya Arthur.

"Dia menjijikkan,"sahut Richard datar.

"Bukankah Siena lebih menjijikkan?" Berbanding terbalik dengan Richard yang tidak suka dengan Cindy, maka Arthur lebih tidak suka dengan Siena sejak pertemuan pertama mereka.

"Setidaknya Siena bukan wanita munafik,"

"Maksudmu?" Tanya Arthur tidak mengerti.

Richard mengedikkan bahu, enggan menjawab. Netra birunya menoleh kearah pintu ruangan rawat Siena, kenapa lama sekali dokter memeriksanya? Apa kondisinya separah itu?

Sementara itu dalam ruangan tersebut seorang dokter muda duduk di samping ranjang, tidak memeriksa Siena karena ia tahu perempuan itu hanya pura-pura pingsan.

"Sampai kapan kau akan menutup matamu?" Tanyanya setelah lebih dari sepuluh menit Siena masih tetap berpura-pura tidak sadarkan diri.

Tak lama kemudian kelopak mata itu mulai membuka, Siena menoleh ke samping dan mendapati seorang dokter tampan sedang menatap nya jengah.

Tunggu! Wajah dokter ini nampak tidak asing, Siena yakin pernah bertemu dengannya. Siena mengubah posisinya menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang, mengamati wajah dokter itu dengan seksama.

"Sebenarnya aku tidak pernah mentoleransi pasien penuh drama sepertimu, tetapi karena hubungan baik kita di masa lalu aku akan maklum. Jadi bisa ceritakan Sea, apa yang terjadi sehingga kau berpura-pura pingsan?" Tanya dokter itu panjang lebar.

Apa tadi? Dokter itu menggalinya apa? Sea? Emangnya Siena laut di panggil sea, huh!

"Namaku Siena. Bukan sea!" Decak Siena tidak suka namanya diubah-ubah. Ia masih berusaha mengingat siapa dokter ini.

"Kau berubah, sea. Dulu nama itu favoritmu." Dokter itu nampak kecewa.

"Memangnya kita per-" Siena menahan kata-katanya ketika saat itu juga ia mengingat siapa dokter tampan ini. Dia adalah salah satu teman Alvaro yang ada dalam foto, meski fitur wajahnya sudah jauh lebih dewasa namun tidak banyak yang berubah darinya. Hanya saja Siena tidak tahu siapa namanya.

"Ekhm..."Siena berdehem singkat, lalu bertanya, "siapa nama dokter? Beberapa waktu lalu aku kehilangan beberapa ingatanku, entah kenapa aku merasa kita pernah kenal."

Siena harap aktingnya berhasil, ia sudah berusaha semaksimal mungkin memasang raut wajah bingung bercampur sedih.

"Amnesia?!"kagetnya dan Siena mengangguk setengah hati.

"Liano, namaku Liano Barack. Dulu bisa di katakan kita sangat akrab, sayang sekali kau tidak bisa ingat." Ucap Liano agak sedih.

"Maafkan aku," Siena jadi merasa bersalah.

Terjadi keheningan, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Liano sebenarnya belum genap satu bulan pindah ke Limerick, ia sengaja pindah demi bisa menjaga Siena.

Liano maupun Nando adalah sahabat Alvaro, melihat kedekatan diantara mereka di masa lalu tidak akan ada yang menyangka bahwa salah satu dari mereka akan berkhianat. Liano kenal betul siapa Nando, pun latarbelakang nya yang tidak biasa.

Di Indonesia Nando adalah anak dari pengusaha sukses, sementara kakeknya adalah ketua partai besar di Limerick. Tidak banyak yang tahu, tapi Liano adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu dan ia tidak bisa mengerti kenapa dari sekian banyak kota yang bisa Siena tempati, Siena memilih Limerick.

Sejak dulu, Liano melihat Siena sebagai adiknya, sebagai orang yang perlu ia lindungi. Liano sudah gagal sekali dan ia tidak ingin gagal lagi, sebab itu Liano memilih pindah ke Limerick setelah mendengar berita Nando yang akan segera keluar dari penjara.

"Dokter Lian!" Panggil Siena melihat dokter itu tengah melamun sembari menatapnya.

"Ah, iya, kau bisa memanggilku kak Lian."Lirih Liano mengacak kasar rambutnya.

" Aku ingin pulang,"kata Siena.

" Tunggu sebentar,aku akan mengambilkan beberapa vitamin untukmu. Kulihat tubuhmu kelelahan dan kekurangan vitamin." Ujar Liano seraya berdiri, ia mengusap pelan rambut Siena.

Aku merindukanmu.

Ungkapan yang hanya bisa Liano lantangkan dalam hati, menyampaikan langsung kepada orangnya pun bisa membuka luka lama. Liano sungguh tidak ingin melihat wanita cantik itu terluka kembali.

Liano buru-buru keluar dari ruangan itu. Siena menatap bingung punggung Liano yang menjauh, ada bagian dirinya yang terasa sangat dekat dengan Liano dan siena percaya itu adalah kedekatan masa lalu antara raga ini dengan sang dokter yang baru saja pergi.

...***...

Jangan lupa like, komen dan vote...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!