NovelToon NovelToon
Berbagi Suami

Berbagi Suami

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Oktafiana

Tak kunjung garis dua, Inara terpaksa merelakan sang Suami untuk menikah lagi. Selain usia pernikahan yang sudah lima tahun, ibu mertuanya juga tak henti mendesak. Beliau menginginkan seorang pewaris.

Bahtera pun berlayar dengan dua ratu di dalamnya. Entah mengapa, Inara tak ingin keluar dari kapal terlepas dari segala kesakitan yang dirasakan. Hanya sebuah keyakinan yang menjadi penopang dan balasan akhirat yang mungkin bisa menjadi harapan.

Inara percaya, semua akan indah pada waktunya, entah di dunia atau di akhirat kelak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Beta?

Setelah menyelesaikan beberapa lembar naskah yang telah di salin menjadi dokumen, tepat pukul satu siang, Nara pergi dari rumah untuk mengunjungi rumah sakit. Dia sudah membuat janji dengan salah satu dokter kandungan yang akan membantu dirinya agar segera mendapat momongan.

Hari ini merupakan jatah Nadya bersama Arjuna. Jadi, dua manusia itu sedang tidak berada di rumah. Itu lebih baik. Setidaknya Nara tidak harus menyaksikan kemesraan sag Suami bersama madunya. Itu juga akan baik untuk pikirannya.

Setelah mengirim pesan kepada Arjuna, Nara segera melajukan motor matik miliknya, membelah jalanan kota. Matahari yang terik, cukup membuat gamis yang dikenakan Nara terasa panas. Akhir-akhir ini memang panas matahari terlalu terik.

Dua puluh menit perjalanan, Nara akhirnya tiba di area parkir rumah sakit cukup ternama. Dia menyapa ramah pada tukang parkir yang berjaga dan berkata. "Titip motor ya, Pak."

Setelah tukang parkir mengangguk lengkap dengan senyum ramahnya, Nara berjalan memasuki lorong rumah sakit demi bisa sampai di ruangan dokter.

Bukan hanya dirinya yang ingin berkonsultasi. Banyak pasien yang ingin memeriksakan kandungan. Setelah melakukan reservasi pada bagian administrasi, Nara ikut duduk mengantre.

"Atas nama Inara Alfathunnissa? Inara Alfathunnissa? Silahkan masuk ke ruangan dokter," panggil salah satu petugas rumah sakit sambil melongokkan badan di sela-sela pintu.

Nara segera beranjak dari duduknya. Setelah masuk ke ruangan, asisten dari dokter Rully pun menutup pintu.

"Mbak Nara. Kita bertemu lagi. Apa ada keluhan?" tanya Dokter Rully langsung pada intinya. Mungkin karena masih banyak pasien yang menunggu.

"Iya, Dok. Seperti biasa, saya ingin mengecek kesuburan rahim saya," jawab Nara tersenyum kikuk.

Dokter Rully tersenyum hangat. "Baiklah. Lebih baik kita langsung periksa saja. Silahkan berbaring ya," pinta Dokter Rully yang segera dilakukan oleh Nara.

Sekitar lima belas menit pemeriksaan menggunakan USG empat dimensi, dokter Rully mengakhiri sesi tersebut. Nara diminta untuk duduk kembali segala gel di perutnya dilap menggunakan tisu.

"Bagaimana, Dok?" tanya Nara tidak sabaran.

Lagi-lagi dokter Rully tersenyum. "Hasilnya baik, Mbak. Mungkin, harus menjaga pola makan dan gaya hidup sehat," jelas beliau yang segera mendapatkan sebuah anggukan.

"Jadi begini, sebelumnya saya belum pernah mencoba untuk mengonsumsi makanan herbal seperti kurma dan madu. Apakah makanan jenis tersebut memang bisa membantu mempercepat kehamilan? Karena setelah saya melihat di sosial media, banyak testimoni dengan hasil yang memuaskan." Nara mulai menjelaskan maksud konsultasinya.

Dokter Rully mengangguk dengan senyum yang tidak pernah pudar. "Boleh. Itu juga dianjurkan oleh sebagian tokoh agama. Saya yakin, Mbak Nara ingin yang terbaik dan tidak melanggar syariat. Bisa dicoba dengan membeli dalam jumlah sedikit sebagai percobaan. Semoga berhasil ya, Mbak Nara."

Setelah mendengar penjelasan dari dokter, pada akhirnya Nara memilih untuk memesan secara online. Tidak lupa, dia juga memesan madu dari buah zaitun asli yang harganya jelas berbeda dari madu lebah biasa.

Tidak mengapa. Asalkan Nara bisa menemui hasil yang memuaskan. Nara akan berusaha membuktikan jika dirinya bisa hamil atas bantuan dari Allah SWT.

Sepulang dari rumah sakit, Nara sempatkan untuk membeli martabak manis dan martabak asin. Dia membeli cukup banyak agar semua orang yang berada di rumah kebagian.

Tepat di bahu jalan, Nara memberhentikan motor dan melepas helm yang dikenakan. Dia menyebutkan pesanan kepada Abang martabak lalu harus menunggu antrean. Sambil menunggu, mata Nara mengedar, menatap sekeliling yang tampak sepi.

"Di sini kok sepi sekali ya, Bang?" tanya Nara heran.

"Jam lima, an baru ramai, Neng. Sekarang masih pukul empat dan orang-orang masih sibuk. Anak-anak sekolah juga baru pulang," jelas Abang Martabak.

Nara mengangguk paham dan kembali mengedarkan pandangan. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian matanya, yaitu sepasang kekasih di ujung jalan yang sepertinya sedih terlibat pertengkaran.

Setelah Nara teliti lebih jelas, matanya membulat tidak percaya. "Beta? Kenapa dia?" gumam Nara heran sambil terus memperhatikan interaksi adik ipar dengan kekasihnya.

Yang membuat Nara terganggu adalah, Beta berulangkali mengusap pipi seperti sedang menangis. Lalu, Beta berteriak ketika kekasihnya itu pergi meninggalkan Beta begitu saja dengan motor sportnya.

"AKU HAMIL! KAMU HARUS BERTANGGUNG JAWAB!"

Saat itu juga, dunia Nara bagai berhenti berputar. Hanya ada suara hembusan angin yang memasuki gendang telinganya. Nara menatap nanar Beta yang kini bersimpuh di atas trotoar.

Mencoba berpikir netral, Nara menggelengkan kepala dan memilih membayar martabak lebih dulu. Adik iparnya itu seperti sudah tidak punya malu. Bisa-bisanya dia berteriak kencang di tempat umum dan membiarkan masalahnya menjadi konsumsi publik.

"Bang. Jadi berapa? Saya bayar dulu. Sebentar lagi saya ambil karena ada urusan sebentar," ucap Nara sambil matanya fokus menatap Beta yang masih diam di tempat.

"Kebetulan sudah jadi, Neng. Jadi seratus lima puluh ribu saja," jawab Abangnya lalu memberikan kresek berisi martabak.

Setelah memberikan dua lembar uang berwarna merah, Nara segera mendekati Beta yang tampak menyedihkan. "Kembaliannya untuk Abang saja."

Nara sampai tidak memperhatikan kendaraan yang melaju hingga hampir saja tubuhnya tertabrak. Dia terlalu buru-buru untuk sampai. Yang Nara lakukan adalah membungkuk dan menggumamkan maaf beberapa kali.

"Beta?" panggil Nara menyadarkan adik iparnya jika dia sedang berada di tempat umum.

Beta hanya menoleh sekilas lalu kembali memandangi perutnya. Nara sampai harus memejamkan mata, demi menetralisir rasa sesak yang menghimpit dadanya.

"Ikut Mbak yuk. Kamu jadi tontonan banyak orang loh," bujuk Nara lembut yang berhasil membuat Beta tersadar.

Adik iparnya itu berdiri dan menundukkan kepala dalam. "Aku—" ucap Beta tak mampu menyelesaikan kalimatnya.

"Aku tahu kok. Yuk, ikut Mbak dulu," ajak Nara lalu segera menggandeng lengan Beta untuk mengikutinya. Satu tangannya lagi digunakan untuk memegang kresek berisi martabak.

"Mbak hanya bawa satu helm. Kamu tidak memakainya, tidak apa-apa kan?" tanya Nara ketika tiba di samping motornya terparkir. Lagi-lagi Beta hanya menjawab dengan sebuah anggukan.

"Yuk, naik!" ajak Nara ketika Beta tak kunjung menaiki motornya.

Bola mata Beta bergerak gelisah. "Kenapa?" tanya Nara bingung.

"Jangan pulang ya, Mbak? Aku takut Kak Arjuna marah," lirih Beta yang segera mendapat anggukan dari Nara.

"Iya. Ayo naik!"

Pada akhirnya, Beta menaiki jok belakang. Setalah posisi nyaman, baru Nara menjalankan motor mengelilingi kota. Dia tidak tahu harus pergi kemana. Jadi, yang dilakukan Nara hanya berputar-putar di sekitar taman.

Dia ingin membiarkan Beta tenang sejenak. Tidak ingin terburu-buru bertanya soal masalah yang sedang di hadapi adik iparnya. Nara juga tidak berniat memberikan nasehat untuk waktu tersebut.

Karena pada dasarnya, jika seseorang sedang mengalami masalah, bukan nasehat dan penghakiman yang dibutuhkan. Melainkan sebuah uluran dan pelukan erat.

"Kita berhenti di sini ya? Kamu lapar kan? Kebetulan juga Mbak baru beli martabak," ucap Nara lembut sambil memelankan laju motornya.

"Iya, Mbak," jawab Beta singkat dan Nara segera menepikan motor.

1
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
anak kedua? brti smpt hml lg tah
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jd bnr itu anak arjuna? wong stlh 3th dtmbh wktu proses sidang cerai yg memakan wktu lmaa, tp usia raden sdh 2.5 th wah trnyata juna pnya anak dr rahim wanita yg dicintai
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
akhirnya yg dl dibuat menderita sekarang bahagia begitu sebaliknya, hancur hdp kamu Juna buah dari baktimu trhdp ibumu yg hrs menuruti hal konyol tp km memilih mengiyakan perintah ibumu tnpa memikirkan perasaan nara yg padahal sangat kamu cintai. sekarang makan tuh hidup sendiri, dan nadia ambisimu u menguasai milik orang lain berbuah pahit..sdh d baikin sbg madu mlh nglunjak akhrnya senjata yg akan kamu pakai u menguasai arjuna Allah ambil dan skrg km frustasi lbh tepatnya gila
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
lho kok om pras..trus anak siapa?
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
akhrnya berjodoh dg Pras..
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
terlambat.
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
betul nara, sebaik apapun kamu y ttp kamu yg plng dsakiti. km sdh baik pd madumu, brsaha ikhlas suaminya menggauli wanta lain, tp cm sedikit marah juna malah tdk memaklumi mlh menghakimi...g da anak ini cerai g bgtu nmblkn luka
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
typo orang mgkn bkn uang🙏
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
Luar biasa
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jahat g sih kl reader blng alhamdulillah😁
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
satu2nya cara y mbok mu hilang dr pandangam selamanya kecuali kl sdh berubah menjadi manusia yg berhati br muncul
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
pdhl g ngapa2in cm dperhatikan cowo yg jelas2 naksir aja mrsa g enak hati sm suami, y bgtlah istri
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
maaf husnul khotimah
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kapan ada suami yg lbh percaya pd istri n mencari kebenaran, sakit rasanya berhadapan dg mertua yg pandai bersilat lidah. sk menyakiti tp berkating seolah dialah korban nya dan lbh myktkan ktka suami yg berbakti lbh percaya dg bualan ibunya
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kesalahan seoranf suami adalah dengan menempatkan istri dg ibu dan sdra2 nya seatap emng g bs pnya rmh sndiri ya untuk menjaga hati istri, kbykn suami g prnh mkr kl istrinya d rugikan n g nyaman akan kbradaan kel toxic
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
terpaksa, mn ada melakukan hal secara sadar trpaksa apalagi smpe pelepasan tentunya
Caningsih 43
mksh Thor, semangat dan sehat selalu
Dewi Erna
Luar biasa
Npy
jika jadi candu tak mungkin ada alasan lain tuk berbagi, entah raga maupun hati.
Annie Soe..
Suka penyelesaian konfliknya/karmanya ga kejam tetap enak dibacanya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!