GADIS DESA MILIK PRESDIR

“Sakit Mas !”

teriak Mentari saat merasakan Burio suaminya menembus masuk ke dalam lubang buaya miliknya.

“Sakit, sudah, lepasin Mas !” rengek Mentari ia bahkan menangis seperti anak kecil saking merasakan sakit di area intinya.

“Tahan, ini baru ujungnya !” Mario memaksakan Burionya masuk dengan sempurna ke dalam gua milik istrinya yang begitu sempit.

“Aaaaaaaa..” Mentari berteriak kencang dan menangis saat Burio suaminya benar-benar masuk dengan sempurna di miliknya.

Beruntungnya kamar Mario kini sudah terpasang pengedap suara jadi Mentari mau berteriak sekuat apapun tidak akan terdengar dari luar kamar.

Mario melihat wajah Mentari yang begitu sayu setelah berhenti menangis entah mengapa ada perasaan aneh dalam dirinya setelah mendapatkan kesucian Mentari. Ia merasa tak ingin Mentari sampai dimiliki oleh orang lain, dan ia sudah mengklaim jika Mentari adalah miliknya.

Dirasa Mentari sudah berhenti menangis dan mungkin sudah menerima Burionya, ia kemudian menggerakkan pinggulnya dengan pelan.

Gerakan itu awalnya pelan dan terdengar suara erangan dan ******* yang bersahutan di antara mereka berdua. Lama kelamaan Mario menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan kuat hingga keduanya merasakan kenikmatan surga dunia yang tiada tara.

“Aahh…aaahh…”

Hingga pada akhirnya lava pijar itu menyembur tepat sasaran di dalam rahim Mentari dengan keringat yang membasahi tubuh mereka berdua.

“Terimakasih sudah menjaganya untuk Ku !” Mario mengecup kening Mentari dan Mentari hanya bisa diam terpaku menerima perlakuan manis Mario padanya.

... …………...

“Tok..tok…tok”

Helena mengetuk pintu kamar Mario karena hari sudah menunjukkan pukul sembilan pagi namun putra dan menantunya itu belum kunjung keluar kamar.

“Apa mereka masih tidur ?”

Ya, Mentari dan Mario baru tertidur pada pukul empat pagi. Mereka berdua melakukannya tanpa henti hingga tiba mereka lelah mereka baru menyudahinya.

Mario dan Mentari bahkan tetidur dengan nyenyak dan tak tak mendengar suara ketukan pintu kamar dari Helena.

“Mom, Ayo kita belanja !” ajak Mikaila dan Paula.

“Nanti dulu, Kakak Mu belum bangun jam segini !” jawab Helena.

“Mom, jangan mengganggu pengantin baru ! biarkan saja mereka, lebih baik sementara waktu kita tidak ada dirumah dan memberikan mereka berdua kebebasan !” sahut Paula

Helena tampak memikirkannya, benar apa yang dikatakan oleh putrinya jika ia harus memberikan privasi dan kebebasan pada Mario sebab Mario sudah bukan bujangan lagi melainkan sudah beristri, apalagi masih pengantin baru dan masih ranum-ranumnya.

“Kita liburan saja Mom, ajak Daddy ! Bagaimana kalau kita ke Bali !” tawar Mikaila

“Bali ?” ulang Helena

“Iya Mom, ayo kita ke Bali.”

Dan Helena serta Scherzinger dan kedua putrinya memutuskan untuk pergi berlibur ke Bali tanpa sepengatahuan Mario. Mereka akan berada di Bali selama beberapa hari ke depan.

“What Bali !” Mario mengusap kasar wajahnya saat mendengar langsung dari Mommy nya saat ini kedua orang tuanya dan kedua adik perempuannya sudah berada di Bali.

“Kenapa tidak bilang, Mom ?” Mario menggaruk kepalanya.

“Bagaimana mau bilang dan pamit, nampaknya kau begitu bersemangat membuatkan Mommy calon cucu hingga kau tidak keluar dari kamar !” jawab Helena sambil terkekeh.

Benar, Mario dan Mentari baru terbangun dari tidur pulas mereka di jam sebelas, pagi menjelang siang !

Setelah menelpon Mommy nya, Mario meletakkan ponselnya di atas nakas.

“Ahh…sakit sekali !” ringis Mentari saat kakinya hendak melangkah dan menuju kamar mandi.

“Apa yang sakit ?” Mario mendekat ke arah Mentari.

“Ini sakit sekali !” tunjuk mentari di bagian intinya yang tubuhnya terbalutkan selimut tebal karena tubuhnya masih dalam keadaan naked.

“Ayo ku bantu !” Mario menggendong tubuh Mentari masuk ke dalam kamar mandi dan mendudukkanya di atas closed.

Melihat tubuh polos Mentari, Mario menelan kasar silvanya apalagi Burionya kini sudah mengeras dan menyembul dibalik celana boksernya.

“Ahh…sakit !” Mantari begitu kesakitan saat akan buang air kecil.

“Kalau tahu sakit begini mending tidak usah di unboxing !” sunggut Mentari, sedangkan Mario ia hanya tertawa kecil.

“Mamang seperti itu prosesnya, bersakit-sakit dahulu tapi seterusnya nanti tidak akan sakit lagi !” sahut Mario dengan entengnya.

... …………...

“Sorry enggak mau menjelaskan malam pertama yang panjang kali lebar, sebab cerita ini bernuansa roman komedi, jadi buat kalian yang cari cerita yang mengandung awok-awok..atau wik..wik mending jangan disini !” 🤣🤣🤣