Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 28. Mengaku
Bab. 28
Kemudian mereka bertiga mengendarai kendaraan masing-masing menuju ke cafe tempat biasa mereka nongkrong selama ini.
Sesampainya di sana, mereka menuju ke tempat favorit mereka yang berada di dekat jendela. Karena dari tempat itu mereka bisa melihat ke arah sungai yang tampak begitu indah dengan tanaman bunga di pinggiran sungai.
"Ada apa ini sebenarnya? Kenapa kalian kok bersikap aneh akhir-akhir ini? Bahkan sampai kita jarang ngumpul dan jarang tukar cerita. Hmm? Ada yang kalian tutupin dari gue?" cecar Melani langsung setelah kepergian pelayan cafe yang mencatat pesanan mereka.
Melani menatap ke arah Sila dan Yuan secara bergantian.
Sila mendesah. Setelah pertanyaan itu terlontar barulah dirinya mengatakan hal yang sejujurnya.
"Gue udah lepas mahkota," ucap Sila setelah keadaan hening. Karena Yuan juga belum mengatakan apa yang mau dikatakan oleh gadis itu.
Tidak ada sahutan dari kedua temannya. Membuat Sila mengangkat wajahnya. Mereka terlihat bengong menatap dirinya. Seolah susah sekali hanya untuk mengucap satu patah kata saja. Respon mereka biasa saja. Pikir Sila.
Namun, di menit ke sepuluh terdengar mereka memekik secara bersamaan.
"What!" pekik mereka seraya melotot. Bahkan Yuan sampai menggebrak meja yang ada di kantin. Membuat meja mereka kini menjadi pusat perhatian dari beberapa murid yang ada di sana.
"Make toa aja Yu ... make toa!" cibir Sila dengan bibir yang merengut. Kesal sekali dengan reaksi temannya yang satu ini.
Yuan terkekeh menyadari kesalahannya. Lalu gadis itu mengatupkan tangannya di depan dada seraya membungkuk samar ke arah beberapa siswa yang ada di kantin saat ini.
Sedangkan Melani terus menatapnya dengan tatapan begitu intens. Membuat Sila merasa aneh mendapat tatapan seperti itu dari Melani.
"Biasa aja natapnya, Mel. Emang itu beneran kok. Gue udah nggak perawan lagi," jelas ulang Sila. Mencoba meyakinkan mereka semua.
Yuan dan Melani saling pandang, lalu mengedip samar dan kemudian menatap ke arah Sila.
"Gini loh, Sil. Gue dan Yuan itu bukannya tidak percaya, tapi ini aneh banget. Kita tau lo kalau lo itu nggak pernah deket buanget sama cowok. Apa lagi sampai menjalin hubungan. Terus gimana bisa lo udah nggak perawan?" tanya Melani yang tidak habis pikir jika bercandaan temannya ini sedikit kelewat batas kali ini. Meskipun ia tahu kalau memang Sila orangnya tidak pernah beres jika dalam berkata.
"Lo jual mahal, Sil?" tuduh Yuan. "Atau malah lo obralin?" tanyanya lagi yang memang memiliki kepekaan tingkat rendah di antara mereka bertiga.
"Mulluuuutttt ....!" gemas Sila seraya meremas mulut Yuan dengan ujung jari jemarinya. Hingga membuat gadis itu memekik sakit serta melototkan mata ke arah Sila.
"Awww!' pekik Yuan setelahnya. "Sakit, pe'ak! Aset berharga ini! Jangan seenaknya aja lo remas dan cubit sesuka lo lagi." protes Yuan dengan wajah kesalnya. Tangannya memijat pelan di bagian yang baru saja Sila remas.
"Makanya, kalau ngomong itu dijaga!" ketus Sila. Entah kenapa ia tidak terima ketika dikata seperti itu. Lebih lagi oleh sahabatnya sendiri.
Padahal selama ini, mau bagaimanapun gaya bahasa mereka, mereka tidak pernah memasukkan ke hati. Tetapi mengapa sekarang terasa berbeda?
"Ya makanya kalau ngomong itu sampe tuntas. Jangan digantungin kayak gini," balas Yuan dengan ekspresi datar nya. "Coba coba, yuk ... lanjut cerita lagi. Biar kita-kita nggak salah paham dengan kalimat ambigu lo itu
Sila menarik napas seolah berat sekali. Namun mungkin ini waktu yang tepat untuknya.
"Gue diperk0sa sama orang yang mulanya nolongin gue dari Icad," ujar Sila dengan suara lirih dan memajukan badannya ke arah dua orang teman di hadapannya. Hingga hanya mereka bertiga yang mendengar kalimat tersebut.
biar nyambung..
tp jd penasaran sapa yg blg sama ntar naak kita jg kembar apkh zuma jd tetap penasaran
like
komen
sub
give
iklan
bunga
kopi
bintang
cha yo kak yu
😘😍😘😍😉😆😅
dlam islam sirohnya
bila pohon yg meliuk di tetangga
itu adalah haknya dr tetangga
benar itu sila..
jd bukan mencuri, rejeki Allah tuh zak