NovelToon NovelToon
SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggun

Gue sebenarnya suka sama Lo, Lo mau gak jadi pacar gue?

Mata Zea terbelalak rasa bahagia tak terkira saat mendengar ucapan Fero
Namun hanya seketika rasa bahagia itu hilang saat mendengar kelanjutan ucapan Fero
Kira-kira kalau gue ngomong begitu diterima apa gak ya sama Shena?"
"Hah, Shena?"
"Iya gue suka sama Shena, Ze. Gue mau jadiin dia pacar gue. Gimana menurut Lo?"
Zea menelan salivanya dengan susah payah. Lagi-lagi dia tertipu dengan ucapan sahabatnya yang selalu menggantung itu.
Zea gadis cantik berhidung mancung yang mencintai sahabatnya sendiri. suatu hari dia pernah tidak sengaja mengucapkan perasaannya tapi malah ditertawakan oleh Fero.
Sahabat tetaplah akan menjadi sahabat tidak pernah berubah menjadi cinta. itu yang selalu Fero usapkan pada Zea
Fero yang tidak peka terhadap perasaan Zea malah berusaha mengejar cinta Shena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAHABAT 20

Sepanjang jalan menuju rumah Zea, Fero hanya diam. Pemuda itu kepikiran tentang sosok laki-laki yang kata Andi akan di kenalkan pada Zea.

Fero tidak tenang, hatinya gelisah dan sepertinya tidak terima jika Zea dekat dengan laki-laki lain.

“Gila!: teriak Fero tiba-tiba

“Apa Fer?” tanya Zea ikut berteriak, dia pikir Fero bicara padanya. “Lo ngomong apa, gue nggak denger.”

Mendadak motor yang di kendarai Fero terhenti dan Zea menabrak punggung pemuda itu.

“Anjir, lo kenapa sih, Fer?” omel Zea sambil mengusap hidungnya.

Pemuda itu menoleh ke belakang setelah melepas helmnya. “Sorry” Kata Fero. “Kita mampir dulu di lesehan itu ya. Ze. Laper gue”

Alih-alih mengantar Zea ke rumah lalu kembali ke sekolah, Fero malah membawa Zea makan di warung penyet lesehan.

“Ya sudah, ayo. Gue juga laper sebenarnya.”

Fero mengangguk lalu mencari tempat parkiran. Setelah itu dia pun membawa Zea masuk dan memesan makanan.

“Ze. Gue mau tanya sesuatu,” kata Fero tiba-tiba

Zea yang sedang fokus pada ponselnya itupun menoleh. “Tanya saja kali”

“Hmm...kalau misalnya, ini misalnya ya, Ze. Ada cowok yang lebih tua suka sama lo, bagaimana?”

Zea mengernyit, cukup terkejut dengan pertanyaan Fero tadi. “Tuanya gimana dulu. Kalau tuanya kayak bokap gue ya nggak mau lah. Gila saja gue pacaran sama om-om, najis!”

“maksud gue tu nggak setua itu juga kali, Ze.”

“Terus?”

Fero menghela napas berat lalu kembali bertanya. “misalnya tu seumuran sama bang Andi” ternyata Fero kepikiran sama teman Andi tadi.

“kalau ganteng kenapa enggak, iya kan? Kayaknya sih seru pacaran atau nikah sama yang lebih tua, dewasa gitu” Jawab Zea.

“Alah, kalau pacaran sama yang lebih dewasa pasti pikirannya plus-plus mulu” Fero tiba-tiba sewot, kesal dia mendengar jawaban Zea tadi.

“Dih, sok tahu. Emangnya lo pernah pacaran sama yang lebih tua dari lo? Janga suudzon deh.”

“Siapa yang suudzon, biasanya kan memang gitu. Apalagi dapetnya yang kayak lo”

Zea mendelik sebal, “Emangnya gue kenapa? Maksud lo gue ini bisa di manfaatin, iya?”

Perdebatan mereka berhenti saat makanan yang mereka pesan datang. Fero pun tak berniat untuk melanjutkan perdebatan itu.

“Makan Ze. Gue harus ngirit duit tahu nggak, tapi karena lo laper gue rela keluar duit untuk beli makanan ini”

Zea melotot dengan bola mata yang hampir keluar dari tempatnya. “Timbang beliin makanan gini doang lo perhitungan. Ya sudah gue bayar sendiri aja!”

Fero panik dan kewalahan saat Zea siap-siap berdiri. “Eh, becanda doang anjir, gitu doang lo marah. Sudah, sudah gue becanda kali ah.”

Gadis itu kembali duduk dan malas- malasan mengaduk nasi.

...ΩΩΩΩΩΩ...

Selesai makan keduanya melanjutkan perjalanan menuju rumah Zea. Sejak keluar dari warung makan lesehan itu keduanya tidak ada yang bersuara, masing-masing menyimpan suara emasnya.

Lagi-lagi Fero berpapasan dengan anak SMA yang lagi tawuran, bedanya kali ini dia bersama Zea.

“Ya Allah, kenapa nggak kapok-kapok sih orang-orang ini? Tawuran teroooos!”

Zea mengeplak punggung Fero dan membuat pemuda itu menekan rem secara mendadak.

“Sakit, bego! Lo apa-apaan sih Ze?” Fero mendelik sebal dan menoleh ke belakang.

“Itu bukannya teman lo ya?” Zea menunjuk kepada seorang pemuda yang sedang dipukuli oleh tiga orang pemuda lainnya.

Fero tiba-tiba menurunkan standart motornya lalu berlari ke arah pemuda yang di keroyok tadi.

“Anjing, main keroyokan lo pada!” kata Fero sambil menghantam ketiga pemuda yang mengeroyok tadi dengan helm yang di pegangnya.

Setelah merasa aman, Fero membawa Aska menuju motornya.

“Lo kenapa nggak kapok-kapok sih. Ka? Belum sampai tiga jam masa sudah tawuran lagi? Gila gue rasa lo ini, Aska!” omel Fero sambil sesekali memukul kepala temannya yang bernama Aska itu.

Aska tak menjawab, ia tadi hampir kehabisan tenaga, beruntung Fero menolongnya.

“Ayo, lo harus ikut gue” kata Fero. Tapi beberapa detik kemudian dia tersadar jika ada Zea disini. Jika Aska ikut bersamanya bagaimana dengan Zea?

“Tartig maksud lo?” tanya Aska lemah.

Fero menggaruk-nggaruk kepalanya “Aduh, gimana ya?”

Zea yang melihat Fero kebingungan itu pun menepuk bahu pemuda itu. “Gue naik taksi saja, lo bawa saja teman lo”

Fero menggeleng cepat “Lo bisa kan bawa motor Nando ini?”

Zea mengangguk bingung. “Bisa, kenapa?”

“Bagus! Lo yang bawa motornya bonceng kita berdua.”

Zea terbelalak, ini dikuar pikirannya. Tadi itu Zea berpikir Fero akan membawa Aska naik taksi, sementara Zea pulang membawa motor Nando. Ternyata pikirannya itu salah semua.

“Ayo, Ze. Nanti ketahuan sama musuh Aska,” tunjuk Fero pada beberapa siswa yang masih adu jotos di jalan.

Mau tidak mau Zea naik motor KLX Nando, disusul Fero lalu Aska paling belakang.

“Kok gue di belakang sih, Fer? Kan gue lemes seharusnya gue di tengah.” Aska tak terima.

Fero berdecak. “Bacot lo, masih untung gue tolong. Pegangan yang kuat kalau nggak mau jatuh kayak nangka busuk! Jalan, Ze”

Zea menarik pedal gas dengan perlahan, jantungnya jumpalitan karena sekarang Fero dekat sekali pada punggungnya.

“Pegangan, Aska!” teriak Zea. “Gue mau ngebut!”

Aska menarik napas, apes sekali nasibnya hari ini.

Tadi dipukuli sekarang malah duduk di sparkbor sambil memeluk Fero.

1
ZeNa
🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!