“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin
“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin
Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.
Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Menghangatkan
...“Sebaiknya kalian saling menghangatkan. Sampai montir kami tiba di sana. Itu satu-satunya cara agar kalian tetap selamat.” — Montir Darurat...
Saat di perjalanan menuju ke apartemen, Hailey menatap lurus ke depan. Gadis itu terdiam seribu bahasa sambil memainkan jemarinya. Ia dapat merasakan tubuhnya berkeringat dingin karena kegilaannya tadi.
“Dari mana aku harus memulai pembicaraan ya,” batin Hailey. Gadis itu berfikir dengan sangat keras untuk memulai pembicaraan dengan Arthur. Haruskah ia mengatakan maaf dulu? Atau terima kasih lebih dulu? Atau menjelaskan keadaan yang sebenarnya?
Hailey ingin menoleh ke samping, ke arah Arthur yang sedang fokus menyetir dari sudut matanya. Tapi ia tak berani. Entah kenapa wajah pria itu mendadak menyeramkan.
“Malam ini kita berangkat ke Berlin,” ucap Arthur memecah keheningan.
“Hah?” Hailey langsung menoleh ke arah Arthur. Padahal tadi ia tak berani melihat pria itu. “Kenapa?”
“Kau akan tahu sendiri nanti.”
“Selalu saja begini,” gerutu Hailey kesal. Pasalnya pria itu tak pernah bisa berterus terang. Minimal, jelaskan secara singkat, ada apa sebenarnya? Jangan membuat dia melakukan sesuatu tanpa tahu maksud dan tujuan sebenarnya!
“Tidak! Kau seenaknya saja. Membuat aku melakukan sesuatu tanpa aku tahu, apa maksud dan tujuan sebenarnya!” Hailey menolak untuk kembali ke Berlin. Gadis itu kembali duduk bersandar dan menatap jalanan dengan malas.
Bibir Hailey terlihat menggerutu, namun tak jelas apa yang sedang gadis itu ucapkan.
“Kau pun begitu,” ucap Arthur tanpa basa basi. “Kau membuatku melakukan sesuatu, tanpa aku tahu apa maksud dan tujuan sebenarnya.”
Hailey menggigit bibirnya. Ujung jari kaki dan tangannya mendadak dingin dengan keringat yang mendadak terasa. Ia kembali teringat peristiwa saat di depan kampus tadi. Peristiwa di mana ia memaksa Arthur untuk membantunya bersandiwara. Padahal, pria itu tak tahu kenapa ia harus bersandiwara.
“Berapa lama di Berlin?” tanya Hailey mulai mengalah.
“Seminggu.”
“Kenapa harus malam ini?” Hailey mengerutkan keningnya.
“Kau akan tahu sendiri.”
“Ish!” Hailey kembali menggerutu. Kemudian ia menatap kesal ke arah jalanan. “Apa Daddy dan Mommy tahu?”
“Tidak. Kita akan memberikan mereka kejutan,” dusta Arthur tak ingin Hailey tahu, bahwa dua orang itu kecelakaan. Yah … meskipun kecelakaan yang tak parah—kata Arline—tapi tetap saja itu adalah kecelakaan.
Walaupun Arthur adalah sosok yang dingin, cuek dan tak peduli dengan sekitar, tapi pria itu tahu kapan akal sehat harus digunakan dengan baik. Ia tak ingin Hailey menjadi tak tenang selama di perjalanan. Jadi, lebih baik gadis itu tahu saat mereka sudah tiba di Berlin.
...🌸...
Perjalanan panjang pun berakhir, setelah seharian penuh Arthur dan Hailey berada di dua pesawat yang berbeda serta transit di Swiss. Kini, mereka sudah berada di Berlin Brandenburg Airport. Saat itu, Berlin sedang menghadapi musim dingin.
Saat tiba di Berlin, ada seorang pria paruh baya yang bernama Hans. Ia yang menyambut Hailey dan Arthur di pintu kedatangan. Tentu saja Hailey menoleh ke arah Arthur dengan tatapan yang penuh tanda tanya.
“Kita ke Nuremberg naik mobil?” tanya Hailey menerka-nerka.
Arthur menaikkan alisnya sebelah. Kemudian ia berjalan sambil mendorong trolly yang berisikan koper miliknya dan Hailey, lalu menyerahkan trolly itu pada Hans.
“Kau gila Arthur!” kesal Hailey sambil menggerutu dan berjalan di sisi Arthur. “Kau mengambil penerbangan ke Berlin. Seharusnya ke Frankfurt. Jarak bandara Frankfurt lebih dekat dengan rumah. Sedangkan Berlin? Memakan waktu 5 jam!”
“Lebih baik kita naik train!” geram Hailey tak puas hati.
“Aku tak suka keramaian,” ucap Arthur dengan muka badaknya.
“Itu urusanmu! Kau mau kita menempuh perjalanan panjang di saat cuaca dingin seperti ini?! Dasar gila!”
Arthur tak peduli. Pria itu mengikuti langkah Hans menuju ke mobil yang sudah ia pesan. Kemudian, ia membuka pintu mobil dan menyuruh Hailey masuk ke dalamnya. “Masuklah. Di luar dingin.”
“Tidak! Aku akan naik train sendiri,” ucap Hailey kesal. Gadis itu membalikkan badannya dan berniat meninggalkan Arthur. Namun, dengan sigap Arthur menahan lengan Hailey.
Pria dengan perawakan dominan itu menatap Hailey dengan tatapan yang datar tanpa ekspresi. Ia melepaskan shawl hangat yang melingkar di lehernya, kemudian ia lingkarkan shawl miliknya ke leher Hailey.
Dengan tenang, Arthur memakaikan shawl itu. “Dua hari yang lalu, Arline dan Oliver kecelakaan.”
“What?!” Hailey terbelalak dengan mata yang sempurna membulat. Wajahnya yang pucat dengan sedikit memerah karena kedinginan, terlihat bergetar.
“Aku memesan penerbangan ke Berlin, karena hanya itu penerbangan tercepat yang tersisa.”
“Aku memesan mobil, karena aku tak ingin kau kesusahan membawa koper di dalam train.”
“Jadi, sekarang … tolong bersabar dengan tenang. Aku akan segera membawamu bertemu dengan Oliver,” jelas Arthur dengan penuh hati-hati.
Usai mendengarkan kata-kata Arthur yang telah mempertimbangkan banyak hal, bahkan mempertimbangkan dirinya, Hailey yang sejak tadi mengeluh dan kesal, gadis itu mendadak menangis. Matanya memanas di cuaca yang dingin itu.
Hailey berdiri kaku dengan isak tangis yang terdengar sedih bercampur kesal. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya. “Kenapa kau sebaik ini padaku? Selama ini kau selalu menyebalkan.”
“Lalu … apa Oliver baik-baik saja? Bagaimana dengan Arline? Apa kecelakaannya parah? Apa …,” Hailey terisak. “Apa kita bisa tiba secepatnya ke rumah?”
Arthur menghela nafas pelan. Ia menyesal mengatakan sejujurnya pada Hailey. Karena inilah yang ia takutkan. Gadis itu menangis.
Tapi, tak ada pilihan lain. Jika ia berdiam diri, gadis itu akan pergi sendiri menaiki train.
Semua pengunjung bandara menatap ke arah Arthur dan Hailey. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang berpamitan untuk berpisah.
Arthur menghela nafas pelan. Ia melangkah maju ke depan, kemudian ia memeluk gadis itu.
“Ya. Aku akan membawamu pulang secepatnya,” ucap Arthur menenangkan Hailey.
...🌸...
Saat itu, waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Di saat Arthur sedang sibuk mengendarai mobil menembus gelap dan dingin, Hailey terlihat nyenyak di kursi samping pria itu. Sesekali Arthur mengecek penghangat mobil. Ia tak ingin gadis itu kedinginan.
Tak lama kemudian, mobil yang Arthur kendarai mogok di tengah jalan. Bahkan penghangat mobil pun ikut tak berfungsi.
“Sial!” umpat Arthur dalam hati. Pria itu menyeka kasar wajahnya sambil mengeram kasar. “Kenapa harus mogok di saat seperti ini?!”
Arthur bergegas menghubungi Hans. Namun tak ada jawaban. Kemudian pria itu bergegas menghubungi layanan montir darurat.
“Apa? Satu jam?! Aku akan mati karena membeku!” geram Arthur keras. Membuat Hailey terbangun dari tidurnya.
^^^“Layanan kami sedang full saat ini, sehingga tak ada petugas yang standby.”^^^
^^^“Musim dingin membuat banyak keluhan di jalanan.”^^^
“Aku akan membayar dua kali lipat jika kalian bergegas ke sini.”
^^^“Maaf, Tuan. Tapi petugas kami sedang sibuk dengan pelanggan yang lain. Sejam paling cepat kami berada di sana.”^^^
“Bagaimana jika aku mati membeku?! Di sekelilingku hanya ada bongkahan es!”
^^^“Apa anda sendiri di dalam mobil?”^^^
“Tidak. Aku bersama seorang—”
^^^“Apa dia wanita?”^^^
Arthur menatap ke arah Hailey dengan penuh tanda tanya. “Ya.”
^^^“Sebaiknya kalian saling menghangatkan. Sampai montir kami tiba di sana. Itu satu-satunya cara agar kalian tetap selamat.”^^^
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung …....
😀😀😀❤❤❤❤
buaya dikadalin..
❤❤❤❤❤❤❤
daripada dutusuk dari belakang...
dan kenapa Arthur yang cuek bisa penarasan dengan Hailey krna itu tentang kau Hailey...perempuan yg sebenarnya Arthur cintai