NovelToon NovelToon
Sang Pewaris

Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Tamat / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Masalah Pertumbuhan
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: EgaSri

Gavin Mackenzie Sebastian
Saudara kembar Gianna Mackenzia Sebastian. Pewaris tahta dari Sebastian group. Liar, nakal dan tidak tahu aturan.

Karena kesalahan yang terus ia ulang dan perbuat membuat ia di usir dari rumah. Hidup terlunta-lunta tanpa uang dan harus membiayai kuliahnya sendiri sebagai syarat untuk dia mewarisi perusahaan Sebastian group.

Tanpa uang di luaran sana ia di hina dan direndahkan. Semua orang merendahkan dia, dan kekasihnya pun menghianati cintanya.

Lalu, apakah nanti Gavin bisa menyelesaikan hukuman dari sang Papa, dan membalaskan semua perlakuan menyakitkan dari teman-temannya?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EgaSri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SP 28

"Mbak, bisa cek saldo kita!" tanya Gavin.

Teller bank yang cantik iya mengangguk.

Gavin memberikan kartu ATM miliknya yang diberikan oleh sang Papa. Karena kalau Gavin memakai kartu ATM miliknya sendiri dari hasil perusahaan kecilnya, Gavin tahu isinya tidak seberapa.

Laki-laki tadi juga memberikan kartu ATMnya pada Teller tersebut. Andai tadi ia tidak ingin menarik uang dalam jumlah besar, pasti ia akan mengambil di ATM saja.

Teller tadi memeriksa saldo Gavin melalui alat yang biasa digunakan.

"Gimana, Mbak?" tanya Gavin.

Laki-laki tadi menatap Gavin dengan sinis, "Jangan sombong. Siap-siap aja kamu cium sepatu saya," ucapnya.

Gavin tertawa kecil, ternyata masih ada orang sombong seperti laki-laki didepannya ini.

"Berapa, Mbak? Pasti punya saya lebih besar, kan? Dia cuma lima ratus ribu aja, kan?" tanya laki-laki tadi menatap Gavin remeh.

Teller Bank itu menggigit bibir bawahnya. Kemudian ia menatap pada kedua orang itu.

"Gimana, Mbak? Saldo saya lebih banyak, kan? Saya di sana ada isinya satu M, Mbak," ucap Si laki-laki tadi.

Gavin menutup mulutnya, baru satu miliar saja sudah sombongnya seperti itu, Baga kalau nanti satu triliun? Mungkin semua orang sudah dia anggap sebagai budaknya.

"Iya, saldo Anda satu miliar rupiah," ucap Si teller Bank tadi.

Laki-laki tersebut menatap Gavin dengan penuh cemooh, dan juga melihat pada nasabah bank yang lainnya. Ia merasa bangga dengan saldo banknya itu.

"Kalau punya dia berapa? Lima ratus ribu? Atau satu juta?" tanya laki-laki tadi.

Teller Bank yang cantik itu kemudian menggeleng.

"Apa? Jadi saldonya dia gak ada?" tanya si laki-laki tadi.

"Bukan! Bukan seperti itu!" jawab teller tadi dengan cepat, tidak ingin menghadirkan kesalahpahaman.

Untung saja si perempuan cantik itu langsung menjawab kalau tidak, mungkin Gavin akan termakan oleh omongan si laki-laki tadi dan menjadi cemas sendiri.

"Lalu apa? Cepat bilang, Mbak! Saya masih banyak urusan setelah ini! Apalagi dia mau cium sepatu saya juga!" laki-laki itu bergaya dengan kepercayaan diri yang penuh.

Teller bank itu menghela napas berat. Ia menoleh ke arah temannya, dan kemudian mengangguk.

"Saldo Anda senilai satu miliar—"

"Iya saya tahu saldo saya banyak! Yang saya tanya itu saldonya dia!" tunjuk laki-laki tadi, ia memotong perkataan teller bank itu, membuat wanita cantik tersebut menjadi kesal.

"Baiklah, saldo Mas ini, satu triliun!" ucap teller bank itu dengan cepat, ia tidak ingin ucapannya di potong lagi oleh laki-laki tadi.

"Yes!" Julian langsung mengepalkan tangannya dan bersorak menyebutkan kata yes saat mendengarkan kata-kata dari teller wanita itu.

Semua nasabah yang kebetulan mendengar hal itu menahan napas mereka. Menghitung ada berapa banyak angka nol dibelakang angka satu triliun tersebut.

"A-apa?" si laki-laki tadi menatap tidak percaya pada teller Bank itu, kemudian ia menatap pada Gavin.

"Ayo pel seluruh lantai yang ada di gedung Bank ini, Tuan kaya-raya," ucap Gavin. Ia tersenyum dengan mencemooh dan sengaja menekankan kata kaya-raya agar si laki-laki tadi tersindir.

Kalau tadi laki-laki itulah yang mencemooh Gavin, maka kini giliran Gavin yang mencemooh.

"Tidak! Tidak! Jangan berbohong kau! Mana mungkin dia punya uang sebanyak itu! Dia bukan anak dari keluarga Sebastian yang bisa memiliki uang sebanyak itu!" ucap si laki-laki tadi dengan histeris. Ia tersenyum mau mengepel lantai seluruh gedung Bank ini.

Gavin membulatkan mulutnya, seterkenal iya keluarganya? Sungguh luar biasa.

"Tapi Mas ini benar-benar memiliki saldo sebesar itu. Silahkan lihat sendiri kalau memang Anda tidak percaya!" ucap Teller Bank itu, ia mendekati alat tadi pada si laki-laki sombong itu.

Karena ingin mencari pembenaran, akhirnya laki-laki tadi mendekat, ia melihat pada jumlah saldo Gavin yang memang sebanyak itu.

Bahkan dimatanya, nol yang banyak itu seakan bersatu ia terlalu berimpitan.

"Tidak! Tidak mungkin!" jawab si laki-laki tadi dengan histeris. Ia memperhatikan penampilan Gavin dari atas sampai bawah. Baju yang tidak bermerek ini, celana juga, dan dia memiliki uang sebanyak itu?

"Tidak mungkin!" ucap Si laki-laki itu dengan histeris.

"Mbak, silahkan panggilkan cleaning servis disini, biar Tuan kaya-raya ini bisa langsung mengerjakan pekerjaannya," ucap Gavin. Ia tersenyum bahagia, sedangkan teller bank itu langsung menjalankan apa yang Gavin katakan.

"Tidak! Aku tidak mau! Ini semua pasti manipulasi saja!" ucap si laki-laki tadi.

Ia tidak memperhatikan pada sekitarnya, yang sudah menatap dia dengan remeh.

"Kalau kau memang benar laki-laki, sebaiknya pegang ucapanmu itu!" tekan Gavin.

"Tidak! Aku tidak mau melakukannya! Aku punya banyak pekerjaan setelah ini! Mana kartu ATM saya!" ucap si laki-laki tadi.

Tapi Gavin memberikan kode pada teller tersebut untuk tidak memberikan apa yang diminta oleh laki-laki tadi.

"Kerjakan! Kalau tidak mau mengerjakannya, kenapa tadi kau mau bertaruh denganku!" tekan Julian. Ia menatap laki-laki tadi dengan tajam.

"Tapi aku punya urusan penting setelah ini!" ucap si laki-laki. Mulai takut dengan tatapan mata Gavin yang sedikit menyeramkan.

"Mau mengerjakannya atau tidak?" tekan Gavin kesal.

Karena takut dengan tatapan mematikan Gavin, laki-laki itu segera mengambil alat pel dari cleaning servis yang baru saja datang.

"Sialan!" umpat laki-laki tersebut.

"Makanya, bergayalah sesuai kemampuanmu, jangan berlagak sok kaya, padahal lebih banyak yang lebih kaya daripada kau!" tekan Gavin.

Si laki-laki itu hanya diam saja. Kemudian ia menoleh ke arah cleaning servis tersebut, "Kau, ikut aku!" tunjuknya, tapi Gavin menahan.

"Tidak, kau disini, biar dia mengerjakan pekerjaannya!" tegas Gavin. Cleaning servis tadi mengangguk.

Dengan langkah kesal, laki-laki tadi segera pergi dari sana.

Teller Bank yang cantik itu menoleh lagi ke arah temannya, lalu mereka berdua mengangguk kecil secara bersamaan dan tersenyum.

"Bagaimana, Tuan? Jadi mau mengambil uang atau yang lainnya?" tanya wanita itu dengan nada yang dilembutkan.

"Saya mau bikin M-BANKING!" jawab Gavin cepat.

Wanita itu mengangguk, "Baiklah, bisa berikan saya nomor ponsel serta KTP-NYA?" tanya wanita itu.

Gavin mengangguk. Ia menyerahkan KTPnya dan juga nomor ponselnya pada wanita itu.

"Saya simpan nomor saya di sini, ya. Atas nama Beby," ucap Teller Bank itu dengan nada sensual.

Gavin terdiam, menatap lama pada wanita itu. Ia kemudian menahan napasnya saat si teller Bank itu dengan tidak sopannya menggoyangkan dadanya.

"Gini amat cobaan hidup gue," ratap Gavin di dalam hatinya. Ia menoleh ke arah lain, tapi suara perempuan itu berhasil membuatnya kembali mendongak.

"Sudah saya simpan, kalau nanti Masnya butuh kehangatan, bisa langsung hubungi saya," ucapnya lagi. Ia menggigit bibirnya dengan gerakan yang sangat sensual. Untung saja nasabah bank lainnya tidak terlalu memperhatikan.

"Oke, cantik," jawab Gavin tersenyum mesum.

***

Happy reading, semoga suka!

1
Elvy Susanti
julian lagi
Elvy Susanti
gavin thor bukan julian
Elvy Susanti
pemilk bar
Anonymous
Harus melalui tempa'an baru akan tersa indah ending nya.
Erni Setiawan
bagus banget
ICE QIEEN GRILL
bagus
Bukhari Al-Khoiri Sunardi
apapun yg terjadi di masa lalu tapi saat ini Gavin sudah menjadi suami ada keluarga kecil yg hrs di jaga dan pertahankan
Isabell Serinah
buat seasson2 lagi cerita ni macam tergantung.
Olive Ova Ambitan
jadi bosan bacanya,koq sampai gavin tergoda lagi.pemeran utamanya koq bgitu thor
Olive Ova Ambitan
wow kerennn
Anonymous
Julian/Gavin??
Anonymous
banyak typo sih Thor,,lebih teliti lagi
Anonymous
mall/bar??
A&R
lumayan
Imam Sutoto
buset mantap gan lanjutkan
Imam Sutoto
top markotop story lanjut
Sri Rahayu
bodoooohhh.....
Sri Rahayu
gavin bodoh ....nurutin hawa nafsu .
tar kena bogem tuan besat baru tau rasa .
Sri Rahayu
arsene jgn kaku dong ...
ky robot .
Sri Rahayu
dasar emily ....urat malunya dah putus ,
kok ada ya cewek macam itu .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!