Alensky seorang pria dingin tidak sengaja di selamatkan oleh Anastasia seorang wanita malam. Diam-diam Alensky menyukai Anastasia meskipun ia sudah memiliki kekasih, Alula. Selain itu, keluarga Alensky tidak mungkin akan menerima Anastasia karena status wanita malamnya.
Kedua orang tua Alensky juga telah menjodohkan Alensky dengan Cindy yang merupakan putri sahabatnya.
Siapakah yang akan di pilih oleh Alensky dari ketiga wanita itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 28
Pukul sebelas kurang dua puluh menit Sky dan Dion sudah kembali ke rumah. Mereka di sambut oleh Helena dan Ana yang sedang duduk di ruang tengah.
"Kalian baru pulang ?" tanya Helena yang melihat kedatangan kedua pria tampan itu.
"Maaf lupa memberi tahu mama tadi malam kita tidak pulang." jawab Sky yang sudah tahu sikap over protektif ibunya.
"Kalian selalu saja lupa waktu jika sudah bertemu." Helena mengeleg melihat kelakuan Sky dan Dion.
Sejak dulu Sky, Dion dan Melvin memang sudah begitu. Selalu lupa waktu jika sudah bersama.
"Ya sudah. Istirahat sana di kamar. Sebentar lagi kita makan siang bersama." kata Helena lagi.
Sky, Dion dan Melvin masih terlihat seperti anak kecil di mata Helena. Meskipun kenyataannya sekarang mereka sudah bisa membuat anak. Tapi Helena tetap memperlakukan mereka seperti anak kecil yang harus selalu dikhawatirkan.
"Terima kasih, Tante." ucap Dion sambil tersenyum kepada ibu sahabatnya. Kemudian Dion beralih menatap Ana.
Sky tanpa sengaja melihat sahabatnya itu menatap Ana dengan tatapan memuja. Entah mengapa Sky tiba-tiba merasa kesal sendiri melihat itu. Akhirnya Sky memutuskan untuk pergi ke kamarnya lebih dulu.
Dasar wanita malam. Batin Sky selalu menuduh Ana yang suka menggoda pria.
Keesokan harinya Dion sudah pulang ke negara asalnya dan pada malam harinya saat Sky pulang dari rumah sakit, ia menyempatkan diri untuk duduk bersama kedua orang tuanya.
"Al, bagaimana pendapat mu jika Ana menikah dengan Dion ?" kata Helena tiba-tiba. Sebelumnya ia sudah membicarakan hal ini dengan Marcelino dan suaminya itu setuju-setuju saja.
"Ma." Sky menghela napasnya tidak suka mendengar ide konyol mamanya.
"Dion sama seperti aku ma sudah dewasa dan tidak mau di dijodoh-jodohkan. Lagi pula dia pasti tidak akan mau dengan wanita itu." lanjut Sky.
"Siapa bilang Dion tidak mau ?" Helena menyela perkataan Sky.
"Dion sudah sejak lama menyukai Ana. Sejak Ana bekerja di cafe miliknya dulu. Kau saja yang tidak tau." lanjut Helena lagi.
Sebenarnya Helena masih sangat berharap jika Sky yang akan menikah dengan Ana. Tapi ia cukup tau jika putranya itu pasti tidak akan mau di jodohkan dengan Ana.
Sky terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh mamanya. Benar apa yang di ucapkan oleh Helena, Dion memang menyukai Ana dan ia juga dapat melihat setiap kali Dion menatap kepada wanita itu dengan tatapan penuh cinta.
"Apa mama tidak kasihan dengan Dion ?" tanya Sky terdengar serius.
"Apa maksud mu, Al ?" wajah Helena tiba-tiba berubah terkejut mendengar nada bicara Sky. Putranya itu bertanya seolah-olah Dion akan tersiksa jika menikah dengan Ana.
"Sudahlah. Tidak apa-apa. Lupakan saja." Sky yang melihat wajah terkejut Helena memilih tidak mau menjawab pertanyaan sang mama. Pasti mamanya itu tidak tahu masa lalu Ana.
"Ma, pa aku ke kamar dulu." Sky beranjak pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang masih duduk di ruang tengah.
Sky tidak mau jika mamanya terus bertanya tentang apa maksud perkataannya tadi. Untuk saat ini Sky tidak mau menceritakan tentang Ana kepada mamanya, karena ia melihat mamanya itu sangat bahagia setelah kehadiran Ana dan ia tidak akan membuat mamanya sedih jika tahu yang sebenarnya.
Pagi harinya, Sky sudah rapi ingin pergi bekerja. Saat ini mereka sedang sarapan bersama.
"Al, bisakah kau mengantarkan Ana ke kantor Melvin ?" tanya Helena kepada putranya.
"Mulai hari ini Ana akan bekerja di sana." lanjut Helena lagi.
Sky langsung mengalihkan pandangannya kepada wanita yang sedang duduk berhadapan dengannya. Ia melihat Ana sudah berpakaian rapi dengan pakaian kerja. Begitulah selama ini, Sky tidak pernah melihat atau pun melirik ke arah Ana. Dia benar-benar tidak menganggap wanita itu ada. Karena ia tidak bisa mengendalikan diri setiap melihat Ana.
"Tidak perlu, ma. Aku bisa pergi sendiri." lirih Ana. Sejak tadi Ana menolak ide Helena yang menyuruh Sky mengantarkannya. Sebenarnya Ana takut jika bertemu dengan Sky sejak kejadian malam itu. Apalagi jika mereka harus pergi berdua.