NovelToon NovelToon
My Beautifull Ugly Wife

My Beautifull Ugly Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Siska

Jelita Parasnya, wanita cantik yang berpura-pura tampil jelek agar suaminya tidak mencintainya.

Sakura Lerose, pria tampan yang tak pernah tahu bahwa istri jeleknya sedang menjebaknya untuk berkencan dengan wanita cantik.

Siapakah yang akan terjebak dalam jebakan cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

020 - Putus

"Kakak!"

Sera menyapa dengan riang saat memasuki mobil mewah di mana Saka sudah menunggunya.

"Maaf ya, Kakak pasti sudah menunggu lama. Kuliah tadi lama karena tiba-tiba ada kuis dadakan," kata Sera.

Saka mengulas senyumnya saat melihat Sera yang sibuk memakai sabuk pengaman.

"Sera sudah makan?" tanya Saka.

"Hmm, tadi sudah, tapi sekarang Sera ingin makan es krim," jawab Sera.

"Es krim di kedai es krim yang biasanya?" tanya Saka.

"Iya, di sana yang paling enak!" jawab Sera antusias.

"Baiklah, kita pergi ke sana," kata Saka.

Saka segera mengemudikan mobilnya menuju ke kedai es krim kesukaan Sera.

Sera segera memesan es krim kesukaannya, es krim rasa vanila, cookies and cream, serta tiramisu dalam mangkuk kaca. Sera langsung menyendok es krimnya dengan perasaan senang.

"Kakak tidak makan es krim?" tanya Sera.

"Sera, di usia Kakak sekarang, gula adalah musuh alami Kakak," jawab Saka.

"Haha, Kakak tidak akan gendut hanya dengan makan es krim satu scoop," Sera tertawa kecil.

Kemudian Sera memandangi ekspresi Saka yang nampak serius.

"Kakak, Sera sungguh minta maaf karena waktu itu Sera tidak datang karena ada perkuliahan. Padahal Sera sungguh ingin bertemu Kakak," kata Sera.

"Sera, Kakak sudah bilang, kuliah Sera sungguh lebih penting, jadi Sera tidak perlu merasa bersalah," ucap Saka.

"Kakak, terima kasih sudah sangat mengerti Sera," kata Sera lagi.

"Sera harus menjadi dokter yang hebat karena Sera sudah belajar dengan sangat keras," kata Saka.

"Tentu saja, Kak!" jawab Sera.

"Oleh sebab itu, lebih baik kita akhiri hubungan kita agar Sera benar-benar fokus belajar," kata Saka.

"A-apa Kak?!" Sera terperangah.

Saka mengulas senyumnya sambil menahan perasaan getir dari setiap kata yang ingin ia ucapkan.

"Mari kita putus, Sera.”

"Kak?! Kenapa tiba-tiba Kakak mau kita putus?! Apa kakak sudah tidak menyayangj Sera?!" tanya Sera.

"Sera," ucap Saka dengan tenang.

"Kak! Apa Kakak masih marah karena Sera belum mau menikah dengan Kakak?" tanya Sera.

Saka memilih diam daripada Sera terus bertanya dan ujung-ujungnya Sera marah karena Saka menaikkan suaranya satu oktaf.

"Sera, mari menyikapi masalah ini dengan lebih dewasa," ucap Saka masih dengan sikap yang tenang.

Kini giliran Sera yang terdiam dengan air mata yang mulai meleleh di pipinya.

"Sera," ucap Saka.

"Mari kita hadapi dan sikapi secara dewasa. Terus terang Kakak sangat menyayangi Sera. Kakak tidak ingin menjadi penghalang yang membuat Sera tidak fokus dalam belajar demi menjadi dokter seperti yang Sera cita-citakan.”

"Dan Kakak punya jalan hidup yang harus terus Kakak jalani, berpacu dengan waktu yang tidak bisa menunggu," Saka menjelaskan dengan ketenangan luar biasa.

"Hiks.. Kak Saka," Sera terisak-isak.

"Sera adalah gadis yang sangat cantik, pintar, dan masih muda. Sera tidak bisa terikat dengan pria tua seperti Kakak," lanjut Saka.

"Hiks, Kakak bukan pria tua," isak Sera.

"Sebentar lagi Kakak akan menjadi pria tua dengan kepala botak dan tubuh kurus kering," ucap Saka.

Ya, penyakitku ini akan menggerogoti ketampananku, batin Saka.

"Hiks, Kakak..”

"Sera, perpisahan adalah hal terbaik dalam hubungan kita demi kebaikan kita bersama. Terima kasih atas waktu dan kebahagiaan yang sudah Sera bagi bersama Kakak.”

Saka mengusap air mata yang membanjiri pipi Sera dengan jemarinya.

"Ke depannya, Kakak harap, Sera semakin fokus dalam belajar untuk menjadi dokter yang hebat," kata Saka.

"Kak, bukankah Kakak selalu bilang Kakak begitu mencintai Sera dan tak bisa hidup tanpa Sera? Apakah sebenarnya Kakak sudah punya wanita lain?"

Saka tidak tahu harus bicara apa lagi agar Sera bisa mengerti.

"Sera, selama ini hanya Sera yang paling Kakak sayangi dan Kakak cintai. Cita-cita Sera di masa depan adalah hal yang harus menjadi prioritas Sera. Sera tak pantas mengorbankan cita-cita dan masa depan Sera hanya untuk terikat dengan pria tua macam Kakak ini," kata Saka.

Sera mengusap air matanya dengan cepat.

"Kakak sungguh akan menyesali keputusan Kakak yang minta putus dari Sera! Kakak jangan pernah minta kembali pada Sera!" ucap Sera dengan nada penuh ancaman.

Saka hanya bisa menghela napasnya dengan berat.

Ia merasa justru akan sangat menyesal jika Sera sampai menangis di depan peti matinya.

Perpisahan adalah jalan terbaik bagi mereka.

...***...

Saka merasakan hatinya hancur oleh kesedihan karena keputusannya untuk berpisah dari Sera.

Rasanya sangat berat, namun Saka harus tetap melanjutkan hidupnya untuk menjalani waktu hidup yang masih tersisa.

Entah mengapa ia merasa menyesali kehidupan yang sudah dilaluinya selama ini.

Saka selalu dituntut untuk menjadi pria terbaik karena membawa nama keluarga Lerose yang begitu tersohor, kaya raya dan sangat dihormati.

Saat masih remaja, Saka tidak bisa merasakan kenakalan remaja pada umumnya.

Lalu ketika beranjak dewasa, Saka yang sudah terbiasa menjalani hidup yang terarah dan terkontrol jelas tidak pernah merasakan hidup yang lepas dan bebas dari tanggung jawab.

"Tuan, Anda benar-benar datang, saya pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi.”

Wanita itu sudah menunggu Saka di restoran tempat mereka pertama kali bertemu.

Wanita asing yang bahkan tak pernah menyebutkan namanya itu begitu pandai memprovokasi Saka.

"Jika Anda serius ingin kencan makan malam dengan saya, datanglah lagi minggu depan di sini di jam yang sama.”

Itulah hal terakhir yang diucapkan oleh wanita asing itu sebelum mereka berpisah.

"Aku adalah pria yang selalu memegang kata-kata yang sudah kuucapkan," kata Saka.

Wanita itu kembali tersenyum cerah dengan rona kebahagiaan yang entah mengapa membuat Saka merasa kesal.

Di saat suasana hatinya terasa begitu buruk, namun wanita itu justru terlihat begitu senang.

Pelayan datang menghampiri mereka dengan membawa sebotol wine lalu menuangkan wine ke dalam gelas bertangkai panjang di depan mereka.

Saka memang memesan wine ketika menghampiri petugas reservasi sebelum menemui wanita yang menjadi teman kencan makan malamnya itu.

"Anda bisa minum wine?" tanya Saka.

Wanita itu kembali tersenyum menanggapi pertanyaan Saka.

"Apa anda berniat mabuk di kencan pertama kita ini?" wanita itu balik bertanya.

"Segelas wine tidak akan membuatmu langsung mabuk," sahut Saka.

Saka mengambil gelas berisi wine miliknya lalu menghirup aroma wine yang menguar. Ia menggoyang-goyangkan wine dalam gelasnya bak seorang pencicip wine profesional.

"Saya tidak mau kencan pertama kita harus berakhir tidak seru karena Anda mabuk," kata wanita itu.

Saka menyunggingkan senyum sinis ke arah wanita asing itu.

"Seru? Lantas menurutmu, kencan seperti apa yang seru?" tanya Saka.

"Tentunya melakukan hal-hal yang menantang adrenalin."

Wanita itu menjawab sambil memainkan jemarinya di bibir gelas.

Mata Saka mengamati jemari wanita itu yang bermain-main di permukaan gelas, membuatnya jadi membayangkan jemari itu menyusuri kulitnya.

"Bagaimana?" tanya wanita itu.

"Haruskah kita pergi sekarang?" balas Saka.

Wanita itu tersenyum misterius dengan tatapan mata yang membuat Saka terprovokasi.

...----------------...

1
Uthie
coba mampir 👍
Diny Julianti (Dy)
jelita berarti udah ngga perawan dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!