Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 17
Dirga masuk kedalam ruangan rawat sang adik.Ia melihat sang adik sedang memakan buah di suapi sang papa.Adiknya memang benar-benar sedang ingin di manja sang papa.Dirga duduk di sisi sang bunda,ia menyandarkan kepalanya pada bahu sang bunda "Maafin Dirga ya bun tadi udah bentak adek ". Rasa bersalah kembali menyelimutinya,ia takut sang bunda marah karena sudah membentak anaknya.Namun respon sang bunda malah membuat Dirga semakin merasa bersalah.
Bunda tersenyum hangat,ia mengusap kepala sang anak sulung "Kenapa minta maaf? Abang gak salah ko,bunda yakin abang punya alasan kenapa sampai marah sama Cia "
Dirga mengangguk,bundanya memang berhati malaikat.Ia begitu baik,Dirga bahagia bisa merasakan kembali hangatnya kasih sayang seorang ibu. "Tapi adek pasti marah sama abang "
"Adek gak akan bisa marah sama abang "
Dirga menegakkan badannya,ia menatap bunda dan Cia bergantian."Kenapa ?"
"Karena abang,abangnya Cia.Cia sayang sama abang,jadi bunda yakin Cia gak akan bisa marah sama abang Dirga dan juga bang Arga.Hanya saja_"
Dirga menaikan sebelah alisnya,ucapan sang bunda terjeda sesaat membuatnya penasaran.
"Cia pasti sedikit takut sama abang,jadi sekarang tugasnya abang bikin Cia supaya gak takut lagi sama abang "
Dirga mengangguk faham,ia juga merasakan hal yang sama.Cia masih sedikit takut dan sungkan kepadanya,dan bunda benar sekarang adalah tugasnya untuk membuat sang adik tidak lagi takut padanya.
"Arga bilang dia gak bisa pulang,apa dia sudah memberitahu bunda? "
"Iya mas,tadi sudah menelpon minta izin.Tadi juga bilang nanti mau nelpon Cia"
"Jadi yang jaga Cia Dirga sendiri,gak apa-apa bang ?"
Dirga berdiri dan menghampiri Cia dan papanya."Iya gak apa-apa,papa dan bunda pulang saja.Biar Dirga sendiri yang jaga adek sendiri "
Cia diam mematung,ia akan berduaan dengan Dirga semalaman.Jantungnya seketika berdebar cepat.Ia tidak sanggup,ingin protes tapi ia tidak berani.Berduaan denga Dirga bukan pilihan yang tepat,bisa-bisa ia tidak bisa tidur semalaman.
"Adek kenapa?"
Suara Dirga menyadarkannya kembali.Cia menggeleng lemah,ia bingung harus bersikap bagaimana."Adek gak suka abang jaga sendiri ?" Cia lagi-lagi menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah,papa dan bunda pulang dulu ya.Adek langsung bobo,biar cepat sehat " Adrian mencium puncak kepala sang anak,begitupun dengan sang bunda.
Seketika ruangan berubah menjadi hening,Cia masih duduk bersandar dan Dirga duduk di ranjang.Keduanya duduk berhadapan,Cia tak berani menatap sang kaka.
"Dek!"
Cia hanya melihat sekilas,kemudian ia kembali mengalihkan pandangannya."Maafkan abang " dan Cia hanya mengangguk.
"Dek" Dirga menarik dagu Cia "Sini liat abang". Mata keduanya saling memandang membuat jantung keduanya bagai di sengat listrik.Cia ingin mengalihkan pandangannya,tapi Dirga menahannya "Maaf,abang udah bentak kamu tadi.Abang kelepasan,maaf gak ada maksud abang untuk marahi adek"
Cia menatap dalam bola mata Dirga,ada kesungguhan dan penyesalan di matanya.Cia sebenanya tidak marah,hanya saja ia merasa takut dengan Dirga "Cia gak marah sama abang "
"Tapi kenapa ngehindarin abang?"
"Cia_cia takut "
Dirga meloloskan nafasnya,dugaannya benar sang adik merasa takut dengannya."Maaf,jangan takut sama abang.Abang akan berusaha berubah biar kamu gak takut lagi sama abang"
Cia mengangguk namun jantungnya masih berdebar "Jangan galak-galak,Cia takut liatnya "
Dirga tersenyum manis,adiknya ini memanglah lucu "Iya abang gak akan galak-galak.Abang hanya minta satu hal,tolong mulai sekarang jangan lagi memikirkan beasiswa karena mulai sekarang abang akan meminta pihak sekolah untuk mencabutnya.Jangan takut,soal biaya itu urusan abang dan papa.Kamu hanya perlu fokus belajar dan jangan takutkan apapun"
"Kenapa di cabut bang? Kan sayang "
"Dek,dengarkan abang.Ada suatu hal yang belum boleh kamu tau,cukup kamu nurut sama abang dan papa.Ini demi kebaikan mu "
Cia bingung apa yang sebenarnya terjadi,"Apa semuanya baik-baik saja ?"
"Belum,tapi abang usahakan tidak akan lama "
"Tapi Cia takut" Cia yakin ini ada hubungannya dengan masalah pembullyannya di sekolah.Cia takut terjadi sesuatu dan bisa mengganggu proses sekolahnya.
Dirga menarik Cia ke pelukannya"Jangan takut ada abang,bang Arga dan papa.Abang cuma minta,mulai sekarang jangan menyembunyikan apapun dari kami.Katakan apapun yang kamu rasakan,jangan memendamnya sendiri.Biarkan abang menjadi sandaranmu " Dirga mencium puncak kepala Cia begitu lama,membuat pipi Cia merah merona dan jantungnya semakin berdetak cepat.
Dirga tersenyum penuh arti saat merasakan debaran yang sama pada diri Cia.Apalagi saat Cia membenamkan wajahnya pada dadanya seolah menyembunyikan sesuatu darinya.Hatinya menghangat "Aku tau ini tidak benar,tapi hati tidak bisa memilih kepada siapa kita berlabuh.Biarkan semuanya mengalir seperti air,tapi apapun yang terjadi aku akan selalu di samping mu."
Cia semakin berdebar,wajahnya terasa panas.Ia malu takut Dirga mengetahuinya,ia menyembunyikan wajahnya di dada Dirga "Ya Allah ini gak boleh terjadi.Kenapa Engkau hadirkan rasa ini untuk kaka ku,ini tidak mungkin.Ya Allah bantu aku menghilangkannya"
......🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁......
jangan lama up nya kk /Drool/