Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Maid 28
Kal-El dan Zenvia sudah ada di dalam pesawat pribadi milik keluarga Robert.
Mereka akan berangkat beberapa menit lagi. Kal duduk di sebelah Zenvia meskipun masih ada sekitar 8 tempat duduk yang kosong di sisi lain.
Kal membuka topi Zenvia dan menaruhnya di meja.
Zenvia menoleh ke arah Kal dan pria itu hanya tersenyum miring saja.
"Tidurlah jika kau ingin tidur," ucap Kal.
"Aku sudah tidur semalaman," sahut Zenvia dan melihat ke arah luar jendela pesawat.
"Dalam sebulan aku akan pergi minimal tiga kali ke luar negeri. Jadi kau harus ikut menemaniku. Setidaknya jika mengajakmu, aku tak kebingungan menyiapkan semua keperluanku," ucap Kal.
"Ya, aku mengerti," jawab Zenvia mengangguk.
Lalu dari belakang datanglah seorang pramugari dan menyajikan makanan di atas meja.
Pramugari itu tampak melihat ke arah Zenvia yang sebelumnya tak pernah dilihatnya.
"Silahkan," ucap pramugari itu dengan senyumnya.
"Terima kasih," sahut Zenvia tersenyum tipis.
Lalu pramugari itu kembali berjalan ke belakang. Ada dua pramugari dan mereka ada di balik kelambu yang ada di ruangan belakang.
Zenvia mengambil permen coklat yang ada meja dan Kal kemudian membuka laptopnya di meja.
Zenvia sedikit melirik ke arah laptop Kal. Kemudian wanita itu melihat ke arah Kal yang tampak fokus pada layar laptopnya.
Kal terlihat berbeda jika sedang fokus bekerja seperti ini. Kal memang jarang tersenyum. Kalau pun tersenyum, pria itu hanya tersenyum tipis saja dan justru terlihat menyebalkan.
Zenvia menyandarkan tubuhnya sambil memegang minuman. Matanya masih mencuri pandang ke arah Kal.
Baru kali ini dia melihat dengan jelas dan mengamati wajah Kal lebih intens. Cukup lama wanita cantik itu memandangnya.
Rahangnya terlihat kokoh dan tegas dengan jambang tipis. Alis matanya sedikit bertaut dan keningnya tampak berkerut seperti sedang konsentrasi serta memikirkan sesuatu.
Lalu tiba tiba Kal menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Zenvia langsung mengalihkan pandangannya ke arah gelas yang dipegangnya.
Kal menutup matanya.
"Apakah pekerjaanmu banyak?" tanya Zenvia mrmberanikan diri untuk bertanya terlebih dulu.
Kal membuka matanya dan menoleh ke arah Zenvia.
"Hmm, kau mau membantuku? Bukankah kau mengambil kuliah jurusan perpajakan? Dan itu artinya berhubungan dengan ekonomi, bukan," kata Kal.
"Aku tak ada pengalaman bekerja dan hanya teori saja," jawab Zenvia yang masih menunduk.
"Hei, look at me," ucap Kal.
Zenvia kemudian melihat ke arah Kal.
"Kau tak ingin bekerja sebagai sekretarisku? Aku belum punya sekretaris wanita," kata Kal.
"Tidak, aku tak punya pengalaman apa pun," jawab Zenvia.
"Kau tahu? Aku sedikit malas ke kantor dan tak terlalu suka bekerja dengan angka angka seperti ini. Tapi Clark membuatku menangani semua kerumitan ini karena dia memilih menjadi dokter. Aku akan mengajarimu agar kau bisa menjadi asistenku dan menggantikanku di perusahaan jika aku sedang malas bekerja atau sedang ada urusan di luar," kata Kal dengan santainya.
Zenvia mengerutkan keningnya dan berpikir sejenak.
"Apa kau gila?" tanya Zenvia.
Kal tertawa mendengar hal itu.
"Kau cukup berani mengatakan majikanmu gila," kata Kal.
"M-maaf, karena yang kau katakan tadi tak masuk akal," jawab Zenvia.
"Kau pikir aku tak menyelidikimu sampai jauh, Zi? Aku bahkan menyelidikimu sampai ke area kuliahmu. Kau sangat pintar dan selalu mendapat nilai tertinggi di kelasmu. Itulah mengapa aku menawarimu hal ini. Kau mau kuajari?" kata Kal tersenyum tipis.