Bagaimana jadinya jika seorang siswi dijodohkan dengan gurunya sendiri.
Faradilla Angelica, siswi kelas 12 yang terkenal dengan prestasinya keluar masuk ke ruang BK, bukan karena dia sering bolos atau yang lainnya, melainkan karena dia sering kepergok berpacaran di area sekolah dengan Arsyad.
Orang tuanya merasa geram, hingga mereka menjodohkan Fara dengan Aslan, guru baru di sekolahnya.
Fara jelas tidak terima dengan perjodohan itu. Dia sampai rela kabur dengan Arsyad demi menolak perjodohan itu.
Lalu bagaimana jika akhirnya Fara dan Aslan dinikahkan? Apakah akhirnya Fara bisa mencintai Aslan, sosok guru yang sangat galak itu?
"Dasar Pak Singa!" begitulah Fara menyebutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Tak terasa dua bulan telah berlalu, hubungan Aslan dengan Fara masih begitu-begitu saja belum ada perkembangan sama sekali. Meskipun mereka masih tinggal dalam satu rumah, berangkat dan pulang sekolah juga bersama, tapi Aslan belum juga memenangkan hati Fara meski seluruh perhatian Aslan sudah tercurah sepenuhnya pada Fara.
Seperti saat makan malam waktu itu. Aslan beberapa kali menatap Fara, tapi pandangannya kini tertuju pada jari manis Fara yang kosong tanpa cincin kawin darinya.
"Cincinnya kok gak kamu pakai? Biasanya sepulang sekolah kan kamu pakai lagi." tanya Aslan.
Deg!
Sepertinya Fara melupakan sesuatu. Dia mengingat-ingat kembali kegiatannya seharian ini. Di sekolah ada pelajaran olahraga, dia ganti seragam olahraga dan...
Buru-buru Fara minum air putih lalu dia beranjak dari duduknya dan berjalan cepat menuju tangga. Dia segera menaiki tangga menuju kamarnya. Setelah berada di kamar, dia mengambil seragam putih abunya lalu mencari cincin itu di saku-saku seragamnya.
Dia memang menganggap pernikahan itu hanya pura-pura tapi masalah cincin dia tak ada niat sama sekali untuk menghilangkannya apalagi di dalam cincin itu ada nama Aslan dan tanggal pernikahan mereka.
Setelah Fara tidak menemukan cincin itu dalam sakunya, dia beralih mencari cincin itu di dalam tasnya. Dia keluarkan semua buku-bukunya tapi cincin itu tetap tidak ketemu.
Fara terduduk di lantai dengan lemas. Bagaimana kalau Aslan sampai tahu cincinnya hilang? Apakah singa itu akan kembali mengaum? Padahal sudah beberala bulan ini Aslan dalam mode tenang dan penuh perhatian.
"Cincinnya hilang?" tanya Aslan yang kini sudah berdiri di ambang pintu sambil menatap Fara.
"Bukan hilang, cuma belum ketemu aja."
"Ck, sama aja." Aslan berjalan mendekat lalu duduk di dekat Fara. "Kan aku udah bilang jangan di lepas-lepas cincinnya. Hilang kan jadinya. Pasti jatuh di sekolah."
Seketika Fara berdiri, dia berjalan mondar mandir sambil menerka siapa yang menemukannya. Kalau teman-temannya yang menemukannya lalu curiga padanya, bagaimana? Belum lagi kalau Arsyad yang menemukannya, bisa-bisa hubungannya dengan Arsyad akan tinggal kenangan.
"Udah gak usah dipikirin, nanti aku beliin yang baru yang sama persis, aku pesan ukiran nama juga di dalamnya."
"Bukan masalah cincin itu tapi gimana teman-teman saya yang nemuin atau mungkin Arsyad, saya gak mau mereka semua tahu kalau saya sudah menikah sama Pak Aslan. Apalagi Arsyad. Saya sudah berusaha sembunyiin masa mau terbongkar begitu saja."
Aslan berdengus kesal. "Jadi udah hampir tiga bulan kamu hidup sama aku, kamu belum juga menganggap aku suami kamu." Mendengar kalimat Fara dada Aslan merasa sakit. Sepertinya rasa cinta Aslan semakin lama terasa semakin dalam.
"Sejak awal saya cuma pura-pura menikah sampai akhir ya cuma pura-pura."
Aslan menghela napas panjang, lalu dia keluar dari kamar Fara tanpa berkata apa-apa lagi. Semua perhatian yang dia lakukan untuk Fara terasa sia-sia saat Fara justru menganggap pernikahan itu tetap pura-pura sampai saat ini.
"Pak Aslan pasti marah, udahlah biarin." Fara kembali memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Lalu dia mengambil ponselnya. "Tumben Arsyad gak chat aku. Mungkin sia capek habis main basket tadi. Udahlah aku tidur aja biar besok bisa bangun pagi."
...***...
Keesokan harinya, wajah Aslan begitu dingin bahkan dia sama sekali tidak bicara dengan Fara. Mulai dari sarapan sampai berangkat ke sekolah, Aslan masih saja tak bersuara.
"Nanti aku cari lagi di kelas, siapa tahu jatuh di kelas cincinnya." kata Fara. Sebenarnya dia merasa takut juga dengan diamnya Aslan seperti ini.
Aslan tak menjawabnya bahkan dia tak mengulurkan tangannya saat Fara akan turun dari mobil.
Fara hanya membiarkannya. Dia justru berlenggang masuk ke dalam gerbang sekolah.
Sampai di depan gerbang, dia tak melihat keberadaan Arsyad yang biasanya menunggu di dekat pos satpam. Akhirnya Fara berjalan sendiri menyusuri lorong sekolah menuju kelasnya. Saat sampai di dalam kelas, dia melihat Arsyad yang sedang mebuka bukunya sambil mengerjakan soal latihan.
"Ar, rajin banget udah belajar." kata Fara yang kini berdiri di dekat meja Arsyad.
Arsyad hanya mendongak menatap Fara. "Iya, kan ujian tinggal satu bulan lagi." jawab Arsyad.
Fara hanya terdiam. Dia bisa menangkap ada sesuatu yang mengganjal pikiran Arsyad. Atau jangan-jangan memang Arsyad yang menemukan cincin itu.
"Far, aku mau bicara sama kamu sepulang sekolah nanti, kalau kamu bisa," ajak Arsyad pada akhirnya.
"Iya, bisa kok." perasaan Fara semakin tidak tenang. Ini karena kesalahannya semuanya akan terbongkar sudah. Harusnya cincin itu dia titipkan saja pada Aslan. Kalau seperti ini, bukan cuma Aslan yang marah padanya tapi juga Arsyad.
...***...
Sepulang sekolah, Fara dan Arsyad sengaja masih duduk di bangku masing-masing. Setelah kelas sepi baru Arsyad pindah duduk di samping Fara. Mereka terdiam beberapa saat tanpa ada yang memulai pembicaraan.
Kemudian Arsyad merogoh tasnya dan mengambil sebuah cincin yang dia temukan kemarin di dekat bangku Fara. "Ini cincin milik kamu?"
Fara melebarkan kedua matanya. Benar dugaannya, Arsyad yang telah menemukan cincin itu. Fara hanya menggigit bibir bawahnya. Dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Di dalam cincin itu ada nama Aslan. Siapa lagi kalau bukan milik kamu. Jadi benar, kamu sudah menikah dengan Pak Aslan. Kenapa kamu bohong sama aku? Bahkan dari tanggal yang tertera di cincin itu, kamu sudah menikah selama tiga bulan."
"Aku terpaksa. Ini permintaan Ayah aku. Aku sebenarnya gak mau menikah secepat ini. Aku cuma pura-pura, gak menikah beneran. Kita juga gak pernah ngapa-ngapain."
Arsyad kini menatap Fara. "Mungkin kamu menganggap pernikahan kamu pura-pura tapi tidak untuk Pak Aslan."
Fara hanya menundukkan pandangannya.
"Aku bisa saja menunggu kamu. Tapi apakah kamu nanti memang bisa lepas dari Pak Aslan?"
"Aku, aku yang akan minta cerai. Tapi nanti, saat Ayah aku benar-benar udah sehat. Aku masih cinta sama kamu. Aku gak cerita sama kamu soal ini karena aku takut kehilangan kamu."
Seketika Arsyad memeluk tubuh Fara. "Ini yang sangat aku takutkan. Aku kalah dengan Pak Aslan hanya karena sebuah ikatan."
"Tapi aku cintanya sama kamu. Aku gak pernah cinta sama Pak Aslan." Fara semakin mengeratkan pelukan Arsyad. "Bantu aku biar aku bisa lepas dari Pak Aslan."
Arsyad merenggangkan pelukannya. "Caranya?"
"Kita bisa lakukan..."
"Fara!"
Perkataan Fara terpotong mendengar panggilan keras dari Aslan. Rupanya Aslan sudah berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam seolah menghunus mereka berdua. Raut wajah itu sangat menakutkan. Inikah kemarahan seorang Aslan yang sebenarnya?
💞💞💞
.
Like dan komen ya...
.
😁
sayang ama papa aslan