Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titik terang
Setelah melakukan malam panasnya tadi malam, Naira tampak kesusahan saat langkah kedua kakinya menuju kamar mandi, Naira cukup terkejut ketika melihat noda darah di atas sepre tempat tidurnya yang berwarna pink
' jadi seperti ini rasanya malam pertama, aish...meskipun sakit, tapi sangat menyenangkan.' batin Naira, iya pun sampai tersipu malu di buatnya.
Selang beberapa menit setelah Naira pergi ke kamar mandi, tiba-tiba Sehun terbangun dan mencari keberadaan istrinya.
"kau kemana Nai? akh, seperti nya kau ada di kamar mandi!" ucap Sehun bermonolog.
Kemudian iya buru-buru beranjak dari tempat tidurnya, entah kenapa pagi ini dirinya terlihat begitu fresh setelah peristiwa semalam, seketika Sehun teringat kembali momen yang sangat memabukkan, ia malah tersenyum sendiri."Semalam kau begitu menggemaskan Nai!" ucapnya kembali bermonolog.
tidak lama kemudian Naira masuk ke dalam kamar hanya mengenakan handuk pendek miliknya.
Ia pun cukup terkejut saat melihat suaminya sudah terbangun dan sedang duduk sambil memandang ke arahnya.
"M mas Sehun s sudah b bangun!" ucap Naira terbata.
"Sudah sayang, dari tadi malah!" jawab Sehun sembari melemparkan senyumnya.
Di panggil dengan sebutan kata Sayang oleh Suaminya, Naira malah menjadi salah tingkah di buat nya.
Kemudian ia bergegas menuju lemari pakaiannya, sedangkan Sehun tidak beranjak dari atas tempat tidur, netranya malah fokus memperhatikan setiap gerak gerik Naira.
Karena masih merasa canggung untuk menganti pakaian di depan suaminya, Naira meminta Sehun untuk keluar dari dalam kamar.
"Ngapain aku mesti keluar, Nai? kamu malu kalau aku lihat kamu ganti pakaian?"
Naira pun mengangguk dan enggan menatap wajah suaminya.
"Ngapain mesti malu, aku sudah lihat semua tubuh polos mu, jadi biasakanlah seperti ini Nai!" sahut Sehun dengan senyumnya yang mengembang.
"Emmhhh, tapi aku takut Mas!" jawab Naira gugup.
"takut kenapa? Memangnya aku suka gigit? Kalau memakan mu itu pasti!" goda Sehun dengan sengaja
"Tuh kan, pasti Mas Sehun akan berfikiran mesum lagi dan aku takut kau akan menyerang aku lagi, punyaku saja masih terasa sakit dan ngilu! sebaiknya Mas Sehun keluar dulu ya!" pinta Naira memohon.
Mendengar hal itu, Sehun malah tertawa terbahak-bahak.
"Baiklah Sayang, aku akan mengikuti semua keinginanmu!" jawab Sehun, kemudian iya pun beranjak dari tempat tidurnya dan memutuskan untuk membersihkan diri ke kamar mandi.
Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Naira merasa sangat malu saat dirinya bercermin, di sekitar leher jenjangnya begitu banyak tanda kiss mark, ia pun jadi mengingat kembali peristiwa semalam.
......................
Kali ini Detektif Jo sudah berada di kampung Reyot, kemarin dirinya sempat melihat orang yang iya cari ketika melintas di sekitar alun-alun kota, sampai akhirnya iya mengikutinya, namun sayangnya dirinya kehilangan jejak di sekitar kampung Reyot, dan Detektif Jo pun sangat yakin jika Tuan Muda Nathan berada di sekitar sini. Perlahan iya mulai menelusuri jalanan perkampungan yang masih sepi, berharap ia bisa menemukan Tuan Nathan di tempat ini.
Dan kebetulan sekali Nathan keluar dari pekarangan rumah Naira sembari membawa motor, rencananya iya ingin membelikan sarapan pagi untuk istri tercintanya.
Detektif Jo yang kebetulan melintas di samping rumah Naira, mencoba mengucek kedua bola matanya untuk memastikan jika pria tersebut adalah Tuan muda Nathan Rahadian.
Setibanya di warung bubur ayam, Nathan buru-buru memesan dua bungkus bubur ayam plus sate hati ampela yang tidak pernah ketinggalan, apalagi setelah pergulatan semalam, Nathan benar-benar sangat lapar.
Saat perjalanan menuju rumah Naira, tiba-tiba saja ia di hadang oleh seseorang yang mengendarai sepeda motor dan Detektif Jo lah pelakunya.
"Woy, kenapa kau menghalangi jalanku?" bentak Sehun sangat kesal, karena hampir saja iya terjatuh ke parit.
lalu Detektif Jo buru-buru turun dari sepeda motor miliknya, kemudian bergegas menemui Sehun.
"Tuan muda Nathan, benarkah ini adalah anda?" tanya Detektif Jo begitu senangnya.
Sehun malah mengernyitkan dahinya, tangannya pun iya kepal karena menahan kesal.
"Apa maksud anda berkata seperti itu? Namaku bukanlah Nathan, melainkan Sehun." tegas Sehun dengan sorot mata tidak sukanya.
Detektif Jo pun buru-buru membuka ponselnya, di lihat kan nya foto Nathan kepada Sehun.
Sepintas Sehun tidak fokus memperhatikan foto di dalam ponsel, akan tetapi timbul rasa penasaran di dalam benaknya, kemudian iya kembali melihat foto tersebut, lalu mencoba memperbesar foto tersebut.
'what? Ini tidaklah mungkin, jadi aku ini sebenarnya siapa? Apakah benar mamaku adalah Nathan?" gumam Sehun dalam hati.
"Tuan muda, anda ini adalah pewaris tunggal keluarga Rahadian, aku yakin Tuan Iskandar dan juga Tony akan sangat menyukai berita penting ini." kata Detektif Jo dengan mata yang berbinar.
"Jadi namaku adalah Nathan?" tanya Sehun masih tidak percaya.
"Iya, betul sekali Tuan Muda! Nama asli anda adalah Nathan Rahadian."
"Baiklah, ehhhh..kalau boleh tahu siapa nama anda?" tanya balik Sehun.
Detektif Jo langsung mengosongkan tangan kanannya untuk berjabat tangan."Perkenalkan nama saya Jonathan, saya adalah seorang Detektif swasta yang telah di rekrut secara diam-diam oleh Tuan Iskandar, yakni Papahnya Tuan Nathan, serta Tony! Dia adalah assisten nya Anda, Tuan!"
Lagi dan lagi Sehun kembali mengernyitkan dahinya, iya benar-benar tidak ingat sama sekali dengan nama yang telah di sebutkan oleh Detektif Jo.
Melihat hal itu, Detektif Jo pun akhirnya berasumsi jika Tuan Muda Nathan telah mengalami hilang ingatan, seperti nya kecelakaan yang telah menimpanya yang menyebabkan dirinya menjadi seperti ini.
"Begini saja Tuan, besok siang saya akan kesini lagi bersama Tony, siapa tahu saja anda bisa mengingatnya, bagaimana Tuan?" usul Detektif Jo.
Sehun pun mengangguki nya, pertanda iya setuju atas saran dari Detektif Jo.
Kemudian Detektif Jo bergegas pergi kembali untuk segera menemui Tony, sedangkan Sehun alias Nathan bergegas pergi menuju rumah Naira, karena pasti nya Naira sudah sangat kelaparan.
Setibanya di rumah, Naira sudah menyambut kedatangan suaminya.
"tumben lama Mas, beli buburnya?" tanya Naira penuh selidik.
Sehun pun terlihat gugup saat di tanya seperti itu, ia belum berani mengatakan apa yang telah terjadi barusan, karena dirinya belum seratus persen yakin jika ia adalah seorang Tuan Muda dan memiliki nama Asli Nathan Rahadian.
"Maafkan Aku sayang, tadi di warung bubur cukup ramai, aku saja sampai mengantri!" jawab Sehun sengaja berbohong.
"tumben sekali warung buburnya Mak Enok rame! Yasudah lah kalau begitu ayo kita makan sama-sama kebetulan perutku sudah sangat lapar!" ajak Naira dengan melangkahkan kedua kakinya lebih pelan.
Melihat istrinya berjalan seperti itu, Sehun mulai cemas.
"Kamu sakit Nai? Kok jalannya pelan kaya gitu?" tanya Sehun sembari menyipitkan matanya.
Naira pun merasa malu untuk menjawabnya.
Hingga akhirnya iya memutuskan untuk tidak menjawabnya, otomatis Sehun menjadi kesal karena telah di abaikan.
"Nai, kok gak di jawab sih?" tanya Sehun semakin penasaran.
"Pikir saja sendiri, siapa yang telah membuatku menjadi seperti ini?" singgung Naira malah membuat Sehun mengulum senyumnya, dan tiba-tiba saja ia membopong tubuh istrinya.
"Kyaaaa...kamu mau ngapain Mas?" tanya Naira merasa ketakutan
"Sudah diam, aku tahu kau menjadi seperti ini karena ulahku, dan aku tidak akan membiarkanmu kesakitan seperti ini, kalau kau perlu apa-apa, biar aku saja yang mengerjakan nya, jadi hari ini kamu cukup duduk manis saja Sayang!" kata Sehun sembari menarik hidung mancung Naira.
"tidak usah repot-repot Mas, aku baik-baik saja kok!" jawab Naira merasa tidak enak.
Kini keduanya duduk di kursi meja makan sambil menikmati sarapan bubur ayam.
......................
"Jaja, jangan lupa dengan rencana kita besok, aku ingin kau menghabisi pria menyebalkan itu!"
"Tenang saja Tuan Dimas, semua rencana Tuan sudah saya persiapkan secara matang, anda tidak perlu khawatir dan besok saya pastikan pria itu akan segera berpindah alam, ha..ha..ha..ha!" sahut Jaja tertawa puas, di ikuti oleh Dimas.
Kira-kira rencana licik apa yang telah di rencanakan Dimas dan juga anak buahnya terhadap Sehun ya?
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
tentang naira
abang tiri serakah