Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 Kedatangan Bara
Dengan tentengan yang memenuhi kedua tangan nya, Ara memasuki rumah megah bak istana tersebut. Bughhh salah satu paper bag tersebut jatuh dari tangan Ara.
" Apa kamu tidak bisa meminta tolong ke pada orang lain?" Vano mengambil papar bag yang jatuh tersebut
" Aku tidak terbiasa selalu memintan bantuan ke pada orang lain, apa lagi dengan hal kecil seperti ini " ujar Ara , tentu saja dia berani menjawab ucapan Vano . Bukan nya tidak mau memanggil pekerja yang ada di rumah ini tapi dari dulu Ara tidak terlalu suka di perlakukan seperti ratu. Apa lagi memanggil para mbak mbak yang bekerja di rumah hanya untuk menenteng paper bag tersebut. Ara memang di manja oleh kedua orang tua nya tapi di dalam dirinya terdapat sifat yang mandiri
" Saya baru tahu hal lain dari diri kamu, selain heboh sendiri kamu juga tipe penjawab" Vano langsung meninggal kan Ara yang sedang melongo.
" Heboh sendiri lebih keren dari pada kaku seperti es kutub huuu" gumam Ara qsendiri sambil berjalan menuju pintu
" Aku turut berdukacita atas kepergian mbak Dila, maaf aku baru bisa pulang sekarang" Ara hanya berdiri di depan pintu setelah mendengar dan melihat pemandangan di depan matanya.
" Siapa lelaki yang memeluk mas Vano tersebut, sedikit mirip mas Vano tampan dan ganteng tapi masih cute mas Vano lah. Oups ya ya aku tahu pasti dia yang pernah di cerita kan mbak Dila dulu, adik nya mas Vano hmmm tidak salah memang" Ara berbicara sendiri di dalam hatinya
" Terimakasih, tidak apa. aku memaklumi kesibukan mu di sana " Vano melepaskan pelukan dari lelaki tersebut
" waw aku baru tahu ada bidadari nyata dari surga yang hadir di rumah ini" lelaki tersebut berjalan menuju Ara dan pandangan mata Vano tentu tidak lepas dari apa yang di lakukan oleh adik nya tersebut
" Halo bidadari, apa kamu adalah bidadari nya mbak Dila yang berasal dari surga sana? Karena kamu mirip dengan Kakak ipar ku yang sudah meninggal, aku akui jika mbak Dila masih hidup dia harus cemburu dan takut karena sudah ada yang menyaingi kecantikan nya sekarang, hmmm dan aku takut kamu mengalah kan Kakak ipar ku itu, karena kamu memiliki senyum yang indah " Ara tersenyum mendengar ocehan dari lelaki yang berdiri di hadapan nya.
" Aku Bara adik satu satu nya pemilik rumah ini " bara mengulurkan tangannya sambil melirik Vano yang sedang mengamati mereka dengan intens
" Aku Ara adik satu satunya mbak Dila dan aku bukan reinkarnasi atau bidadari mbak Dila yang seperti kamu bilang tadi " Ara menjabat tangan Bara tersebut namun sepanjang kalimat yang dia utarakan , tidak ada satu kata suami dari Vano yang ia sebut kan dan itu membuat Vano tersenyum kecut
" Oooo adik nya mbak Dila, pantas saja kamu sangat cantik sama seperti mbak Dila, tapi kalau boleh jujur kamu jauh lebih cantik dari mbak Dila, jangan bilang bilang mas Vano ya nanti dia marah " Bara sedikit memelan kan suara nya dan berbicara di samping telinga Ara dan itu membuat rasa aneh di hatinya Vano
" Hahaha hahaha kamu lucu dan humoris hahah" Ara tertawa besar karena celotehan bara tadi.
" Ekhmmm Bara seperti nya Ara capek dan dia juga akan mengurus Alana di atas kasihan dari tadi di tinggal sendiri" Vano Melirik Ara dengan ekspresi seperti menyindir perkataan ara di mall tadi
" Oohh ya Alana lagi tertidur, dia barusan mandi , aku juga akan ke atas. Ayok barengan, dan kemari semua paper bag ini , auu kau ternyata habis shoping ya" bara dengan lihai mengambil semua paper bag tersebut dari tangan Kiara , Kiara ingin menolak namun sudah terlambat karena semua paper bag tersebut sudah berpindah alih ke tanga nya Bara
" Terimakasih Bara, sebenarnya kau tidak perlu melakukan semua itu" Kiara tidak enak tentunya , bagaimana pun ada Bryan di rumah ini , meskipun bara adalah adik ipar nya tetap saja ada sungkan di dalam hati Kiara
" Tidak Masalah, ayo silakan first ladies" Bara mempersilahkan Kiara duluan menuju lift untuk ke lantai atas . Kiara hanya mengangguk dengan senyuman
" Mas Bryan kami ke kamar Alana dulu ya " tippp pintu lift tertutup
" CK apa dia tidak tahu jika Kiara sudah menjadi istri ku " gumam Bryan yang tengah membawa satu paper bag tadi
" Kau masih belum bisa mengambil hati nya? " Ucapan itu membuat Kiara melirik ke samping nya , yahh dari awal Bryan menikah dengan Kiara , Bara telah mengetahui semua nya tentu saja dari mama Astrid dan papa Bram. Bahkan tujuan Bara pulang ke Indonesia dan langsung ke kediaman Bryan tidak lain dan tidak bukan untuk misi dan visi khusus dari mama dan papa nya .
Tentu saja mama Astrid dan papa Bram mengetahui semua tentang rumah tangga Bryan Kiara . Bik Sumi adalah orang kepercayaan mereka , bik Sumi melaporkan semua apa pun kejadian di dalam rumah ini terutama tentang Kiara dan Bryan
" Kau mengetahui nya?" Ucap Kiara tidak percaya " sudah aku duga sebelum nya " Kiara menetralisir keterkejutan nya
" Hmmm kau butuh bantuan ku , untuk membuat nya mencintai mu. Jika dia sudah mencintai mu jati dirinya yang sebenarnya akan kembali lagi " Bara meyakinkan Kiara untuk mendapatkan cinta Bryan
" Apa kau tidak melihat di seluruh ruangan rumah ini tidak ada yang tidak terpampang photo nya mbak Kinan, bahkan di kamar utama tidak ada dinding yang kosong , apa kau tahu apa itu artinya, cinta mas Bryan sudah di bawa pergi oleh mbak Kinan untuk selamanya " Kiara berbicara sambil keluar dari lift tersebut
" Hmmm aku melihat nya, kau tahu sendiri bukan? Jika aku tidak lah buta . Kau benar cinta mas Bryan sudah di bawa mati oleh mbak Kinan tapi tidak dengan hati mas Bryan " Bara menekan kan kata terakhir yang di ucap kan nya
" Kau tahu apa itu artinya? Hati mas Bryan masih ada di dalam dirinya, dia masih bisa mencintai siapa pun termasuk kamu Ki, jika kamu berusaha dan itu pun kalau kamu juga mau membuka hati mu untuk mas Bryan . Kecuali kamu masih mencintai kekasih mu itu " Bara mengetahui semua nya tentu saja dari kedua orang tua nya .
Mendengar ucapan bara , Kiara hanya menunduk karena ia sendiri tidak tahu apa kah hatinya telah membuka untuk Bryan atau masih tertutup rapat , karena di dalam hatinya masih ada nama Leo , entahlah hanya kiara yang tahu
" A aku , aku....." Kiara gagap untuk menjawab ucapan bara
" Jangan berharap mas Bryan bisa membuka hatinya untuk mu jika kamu masih menutup nama orang lain di hati kamu Kiara . Jika kamu inginkan cinta dari mas Bryan, bersihkan hati mu terlebih dahulu dari nama orang lain , setelah itu silakan berjuang untuk mendapatkan cintanya mas Bryan demi keutuhan rumah tangga kalian dan kebahagiaan alana" setiap kalimat yang keluar di bibir Bara seperti benda tajam yang menusuk hatinya Kiara
" Entah lah bara, aku tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Leo , aku bahkan sudah tidak lagi memikirkan nya, sekarang hari hari ku di sibukkan oleh Alana . Jika kamu bertanya apa aku mencintai Leo?jika aku menjawab jika tidak lagi mencintai nya, apa kamu percaya? Tidak bukan?" Hubungan yang telah berjalan bertehun tahun, lalu di putuskan oleh pernikahan paksa an yang baru berusia satu bulan saja, apa masuk logika jika tidak ada lagi nama mantan kekasih di dalam nya
" Tidak , aku tidak percaya, aku tahu kalian berdua adalah korban disini. Hanya ada satu yang bisa membalikkan keadaan yaitu dengan cara menerima takdir ini hingga hati kalian saling menerima satu sama lain " ujar bara kepada bara untuk sesaat mereka saling lirik untuk mencerna apa yang sedang mereka bahas dan bicara kan klenggg pintu lift terbuka dan mereka berdua melihat ke arah lift
" Mas Bryan " ujar kedua nya
' kenapa? Bukan kah Kalian tadi nya ingin ke kamar Alana , dan sekarang kenapa masih di sini? Kalau ingin mengobrol cari lah tempat yang nyaman " ujar Bryan Melirik mereka berdua sambil berlalu masuk ke kamar Utama
" Seperti nya kau tidak perlu berusaha terlalu ektra untuk mendapatkan mas Bryan , bahkan sekarang dia lagi cemburu kepada ku " ujar bara tersenyum kepada Kiara
" Tidak perlu repot untuk menghibur ku , aku bukan anak kecil yang di kasih permen maka akan bahagia " ujar Kiara melihat bara
" Mau saya buktikan?" tanya bara kepada Kiara