Alina harus menikah dengan laki laki yang usia nya jauh di atas nya karena sang kakak tiba tiba membatalkan pernikahan di saat acara akan di mulai.
demi nama keluarga, Alina merelakan masa muda nya dan menggantikan sang kakak untuk menikahi laki-laki yang bahkan tak ia kenal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Kehebohan di kamar Karina
Suasana di kamar hotel tampak heboh. Kehebohan itu berawal dari para MUA yang baru saja datang dan hendak merias sang mempelai wanita, namun rupa nya mempelai wanita yang akan mereka rias tidak berada di kamar.
Bahkan ranjang tampak masih rapi, tanda tak di tiduri semalam.
" Bagaimana ini pa, Karina pergi entah kemana. Mana acara sebentar lagi akan di mulai?! ". Tanya Dini dengan raut wajah panik.
Bukan hanya dirinya yang panik, tapi semua orang tampak panik karena Karina tak di temukan di tempat mana pun. Bahkan ponsel nya sejak tadi tak bisa dihubungi.
" Tenang ma, coba cari di tempat lain. Atau Karin pulang ke rumah. Kamu sudah telfon orang rumah belum, dan tanya Karin ada di sana atau tidak? ". Kata Adam menenangkan sang istri. Meski diri nya juga tampak panik, karena sebentar lagi acara pernikahan anak nya akan di mulai. Namun sebisa mungkin Adam bersikap tenang.
Tapi entah kemana putri nya pergi, dan menghilang di saat seperti ini.
" Udah pa, Bi Mun bilang Karin gak pulang semalam! ".
" Coba kamu ingat ingat lagi, barangkali kamu bertemu Karin dan dia pamit pergi semalam? ". Dini tampak terdiam, ingatan nya tertuju pada putri bungsu nya yang semalam ia tugaskan untuk memanggil sang kakak agar bergabung bersama dengan yang lain.
" Semalam mama suruh Alina buat panggil Karin untuk bergabung makan malam, tapi kata Alina Karin sudah istirahat dan tak ingin di ganggu! ".
" Panggil Alina ke sini! ". Titah Adam menatap putri kedua nya, yang masih tampak kusut karena baru bangun tidur.
" Iya pa! ". Dengan malas, Vania berjalan menuju kamar Alina dan mengetuk nya dengan kasar.
Alina yang memang sudah bangun tak membutuhkan waktu lama untuk membuka nya. Gadis itu menatap kakak nya dengan kening berkerut.
" Kak Vania, ada apa kakak ke kamar aku? ". Tanya Alina menatap kakak kedua nya yang masih acak acakan. Berbeda dengan nya yang sudah mandi dan bersiap. Meski hari masih terlalu pagi. Namun Alina sudah terbiasa bangun pagi.
" Gak usah banyak tanya deh lo, cepetan ke kamar kak Karin, di tungguin mama sama papa di sana ! ". Ucap Vania dengan ketus, lalu kembali berjalan menuju kamar sang kakak.
Meski bingung, namun Alina tetap menurut dan berjalan menuju kamar kakak nya. Di sana ada mama dan papa nya, juga beberapa orang yang ia tahu orang orang yang akan merias sang kakak.
" Ma, pa, ada apa kalian panggil aku? ". Tanya Alina menatap mama dan papa nya yang tampak cemas.
" Semalam saat kamu panggil kakak kamu, apa benar kalau Karin istirahat ?! ". Tanya Dini menatap Alina yang tampak kebingungan.
Deg
Pertanyaan mama nya membuat jantung nya berdebar kencang, apa mungkin diri nya ketahuan berbohong, hingga mama dan papa nya tampak marah.
Tapi bukan kah semalam kakak nya sudah kembali saat pukul sebelas malam, dan dia sendiri melihat jika Karin memasuki kamar dan mengatakan jika sudah tahu siapa yang akan menikah dengan nya.
Lalu kenapa mama nya justru mempermasalahkan hal tersebut?.
" Jawab Alina, apa kamu tuli hingga tidak mendengar apa yang mama katakan?! ". Sentak Dini tak sabaran ketika Alina hanya diam saja.
" Se sebenarnya,, semalam kak Karin memang gak istirahat ma! ".
" Apa kamu bilang?! ". Seru Dini, mata nya melotot ke arah sang putri yang sudah pandai berbohong.
" Maafin aku ma, aku gak maksud buat bohong sama mama. Semalam kak Karin minta tolong sama aku kalau dia ingin tahu seperti apa wajah calon suami nya, dan dia juga bilang kalau mau melihat wajah calon suami nya sebelum pernikahan besok. Aku di minta untuk berbohong dan mengatakan kalau kak Karin sudah tidur, padahal kak Karin pergi. Tapi jam sebelas malam, kak Karin udah pulang dan aku memastikan kalau kak Karin kembali masuk ke kamar ini dan langsung istirahat! ". Jelas Alina takut takut.
Diri nya bak menjadi tersangka yang sedang di mintai keterangan.
Adam tampak memijat kepala nya yang tiba tiba berdenyut, mendengar apa yang di katakan putri bungsu nya.
" Kau tahu, kakak mu saat ini tidak ada. Dia kabur entah kemana! ".
Jder..
Bak tersambar petir di siang bolong, ucapan mama nya membuat nya terkejut. Bagaimana bisa kakak nya kabur di saat acara pernikahan nya hanya menghitung jam.
" Kak Karin kabur, bagaimana bisa?! ".
" Seharusnya mama yang bertanya pada mu. Bagaimana bisa Karin kabur di saat pernikahan nya hanya menghitung jam, apa kau yakin tak tahu mengenai hal ini ?! ". Tanya Dini menatap putri bungsu nya penuh selidik.
Alina menggeleng kan kepala, diri nya memang benar benar tak tahu jika kakak nya pergi.
" Aku gak tahu ma, semalam setelah pulang kak Karin tak mengatakan apapun pada ku, dia langsung masuk ke kamar dan istirahat di ranjang. Aku kira kak Karin memang istirahat, jadi aku keluar dan kembali ke kamar ku! ".
" Ma,, pa, lihat ini. Aku menemukan ini! ". Seru Vania dari arah kamar mandi.
Wanita itu tampak panik dan buru buru keluar dari kamar mandi, di tangan nya sebuah alat tes kehamilan ia pegang.
" Jangan jangan kak Karin pergi karena ini ma? ". Tebak Vania menunjukan alat tersebut.
Dini menerima testpack tersebut dengan tangan gemetar. Wanita paruh baya itu sangat syok hingga tiba tiba kehilangan kesadaran nya.
Brukk..
" Mama! ".
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
karin pasti menyesal,, semoga Surya betul" BADAS CEO bukan kaleng"