Kisah cinta 3 karakter dari dua insan sejoli berbeda latar belakang sosial antara Kemal dengan Safitri.
Kemal adalah pribadi yang sinis, kejam, acuh dan tak punya hati, tapi sejak kejadian sang Mama, Kemal memiliki trauma akut yang membuat dia selalu dihantui mimpi buruk dan keesokan harinya Kemal berubah menjadi Rico yang memiliki kepribadian hangat, sabar, suka menolong serta romantis 180 derajat berbeda dengan sifat Kemal dalam dirinya.
Safitri yang terjebak pernikahan bohong dengan Kemal demi melunasi hutang mendiang ayahnya di buat bingung dengan kepribadian ganda yang di miliki Kemal.
Mampukah Safitri terus bertahan di samping pribadi Kemal yang kejam juga dingin dan Rico yang hangat penuh cinta untuknya
.
Yuk baca cerita komedi romantis receh kedua ku reader kesayangan. Jan lupa jadiin favorit ya Kaka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahayanya Masakan Safitri
Aroma masakan dengan rempah khas Indonesia benar-benar menyebar memenuhi ruang makan membuat Indra penciuman siapapun akan tergugah selera makannya.
Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan Kemal, begitu dia memasuki ruang makan aroma menyengat langsung menusuk hidungnya hingga dia harus memanjat hidung dengan jari telunjuk dan jempolnya.
"Woii! Lo masak apa sih baunya nggak enak banget!" teriak Kemal saat kakinya melangkah mendekati ruang makan di mana Safitri sedang menata menu makanan di atas meja.
"Haissstt! Itu toak masih aja di bawa bawa. Mani lier pisan." gerutu Safitri saat mendengar teriakan Kemal.
"Bau banget sih nih ruangan! Emang Lo masak apa sih?" tanya Kemal sambil menutup hidungnya.
"Lihat aja sendiri Abang kan punya mata." jawab Safitri jutek.
Kemal melirik arah Safitri sambil mencibir
"Bener-bener nih cewek nyebelin banget sih! Kalau bukan karena Gue pengen punya anak dari dia dan dapat kekuasaan dari Yangkung, nggak bakal Gue mau deket sama dia. Baunya aja udah bau kampung!" gerutu Kemal nyaris tak terdengar.
"Nggak usah ngeluh di depan makanan, pamali. Mau apa rezekinya dikurangin?" tanya Safitri sini tanpa menoleh ke arah Kemal.
"Huh, radar Lu termasuk kenceng juga ya sinyalnya." cibir Kemal ke arah Safitri.
"Wahhhh! Bahaya ini bau sedap sekali, bikin menggugah selera makanku." cetus Bastian yang baru saja keluar dari kamarnya.
Langkah Bastian langsung bergegas menuju ruang makan, aroma masakan yang begitu menusuk hidungnya membuat selera makannya tak mampu dikendalikan padahal apa yang nanti tersaji di meja makan adalah makanan yang menjadi pantangannya.
"Yangkung mau ngapain?" banyak Kemal heran saat melihat Bastian menarik kursi makan favoritnya.
"Kamu ini pakai nanya, kalau di sini ya mau makan. Masa iya mau buang air besar." celetuk Bastian seenaknya.
"Yangkung! Jangan makan!" seru Kemal sambil membentangkan tangan kanannya menghalau tangan Bastian yang hendak mengambil tumis genjer di depannya.
"Kamu ini kenapa Mal! Orang mau makan kok dihalangi!" bentak Bastian kesal sambil menepis tangan Kemal.
"Yangkung! Itu sayuran tidak baik buat kesehatan jantung Yangkung. Apalagi itu, ikan asin, pete, jengkol sambal terasi semuanya bisa membuat yangkung langsung kolaps." seru Kemal mengingatkan Bastian
"Gak setiap hari tidak apa-apa, lagian kalau kolep kan ada kamu. Buat apa Yangkung sekolahin Kamu di kedokteran dan pegang Sari Sehat grup kalau nangani Yangkung kolaps saja tidak bisa." saut Bastian dengan santainya.
"Yangkung!" seru Kemal bergetan dengan sikap keras kepala Bastian.
"Husstt! Jangan bertengkar di depan makanan pamali." ucap Safitri menengahi keduanya sambil menempelkan jari telunjuk kanannya tepat di depan mulutnya.
"Diam Lo! Jangan ikut campur! Gara-gara Lu masak kayak ginian, Gue jadi berantem sama Yangkung!" hardik Kemal mendelik ke arah Safitri.
"Aih aih, kenapa juga Abang salahin Fitri. Emang tadi ada perintah Fitri harus masak? Nggak ada kan? Jadi kalau Jan protes. Fitri masak apa yang Fitri suka dan yang ada di pikiran Fitri. Lagian Abah aja suka kenapa Abang mesti protes? Kalau nggak mau makan ya silakan, Abang bisa makan di luar. Gitu aja kok repot amat sih," cerocos Safitri keluar cerewetnya dengan tangan di pinggang dan melotot ke arah Kemal.
"Ckckck, baru kali aku melihat ada orang yang berani memarahi cucuku selain aku," batin Bastian mengulum senyum menatap Safitri.
"Hehhh! Kamu itu ya jadi cewek bukan cuma nyebelin tapi bener-bener cerewet banget itu mulut." omel Kemal balas mendelik ke arah Safitri kesal.
Safitri melangkahkan kakinya mendekati ini jarak keduanya hanya satu langkah menengadahkan wajahnya ke atas mendelik tajam ke arah Kemal sambil berkacak pinggang dan membusungkan dadanya.
"Fitri cerewet wajarlah Fitri perempuan loh tapi kalau abang cerewet itu nggak pantes banget, itu sama aja Abang cowok bermulut lemes." balas Safitri tak mau kalah.
"Satu lagi ya Bang. Fitri udah lakukan apa yang jadi perintah Abang jadi nggak perlu Abang protes, lain kali kalau ngasih perintah sama Fitri yang jelas biar Fitri tahu apa mau Abang. Sekarang terserah Abang mau makan atau enggak Fitri enggak peduli. Fitri udah capek." balas Safitri dengan wajah kesal sambil meletakkan napkin yang ada di tangannya di genggaman Kemal dengan kasar.
"Abang selamat menikmati makan malam Maaf Fitri nggak bisa ikut nemenin Abah moga Abang suka sama masakan Fitri permisi." pamit Safitri lalu berbalik badan dan berjalan kesal meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.
"YUN!" teriak Bastian memanggil Bi Yun.
"Dalem Tuan," seru Bi Yun berjalan tergopoh memasuki ruang makan.
"Aku mau makan." kata Bastian mulai mengatur duduknya.
"Iya tuan siap melayani." saut BI Yun dengan sangat sopan dan hormat mulai melayani Bastian untuk makan malam.
"Tuan muda mau sekalian makan?" tanya Bi Yun pada Kemal masih memandang kesal tubuh istrinya yang mulai menghilang di ujung tangga lantai atas.
"Gak!" hardik Kemal lalu pergi berjalan menyusul Safitri ke lantai atas.
"Dapat lawan yang seimbang dia Yun." celetuk Bastian yang dibalas dengan bukan anggukan kepala Bi Yun.
Bastian benar-benar menikmati masakan Safitri tanpa memikirkan kesehatan jantungnya. Godaan terbesar buat lelaki yang sudah memasuki usia senja itu adalah makanan kampung yang selama ini selalu dihindarinya. tapi begitu mencium aroma masakan Safitri Bastian tidak mampu menahannya.
"Eeeegghh," suara kepastian bersendawa saat rasa kenyang memenuhi perutnya.
"Jangan lupa siapkan obat gulaku" pesan Bastian sebelum pergi meninggalkan ruang makan kepada Bi Yun.
"Iya Tuan." ucap BI Yun mengiyakan.
***
Pagi menjelang duha Kemal sudah tampak berdandan rapi sedang duduk di meja makan sambil membuka hp-nya mengecek beberapa pesan yang ada di sosmednya. Sesekali dia menengok ke belakang mengarahkan pandangannya pada kamar Bastian yang belum tampak tanda-tanda penghuni kamar itu sudah bangun.
"Tumben banget nggak biasanya Yangkung belum keluar kamar se siang ini." gumam Kemal heran dengan kebiasaan Bastian yang tidak seperti biasanya.
"Mak tolong cek kamar yang kung masak masih tutupan udah siang gini." perintah Kemal pada Bi Yun.
Bi Yun pun bergegas menuju kamar Bastian yang ada di sebelah ruang makan.
Tok tok tok
"Tuan! Tuan!"
Tok tok tok tok
TUAN! TUAN!"
Bi Yun mulai mengetuk dan memanggil dengan meninggikan suaranya, Tapi tetap saja tak ada respon dari dalam kamar pasti. hal ini membuat kemahiran dan dia pun beranjak dari kursinya lalu berjalan ke arah kamar Bastian.
"Gak ada sautan Tuan muda." ucap BI Yun melapor.
"Awas minggir." perintah Kemal kepada Bi Yun menyingkir dari pintu kamar Bastian.
"DUK DUK DUK DUK DUK DUK!"
Kemal menggedor pintu kamar Bastian tapi tetap saja tidak ada jawaban atau sautan dari dalam kamar itu. Kemal mulai panik feelingnya mengatakan terjadi sesuatu dengan Bastian.
"Gue harus dobrak pintu ini." gumam Kemal.
"Mak! Cepat panggil Is!" perintah Kemal kepada biji untuk memanggil Ismail.
Dengan lari tergopoh-gopoh Bi Yun pergi ke belakang dapur di mana ada paviliun tempat Ismail tinggal. beberapa menit kemudian Ismail berlari cepat menuju kamar Bastian.
"CEPAT DOBRAK! 1 2 3!" teriak Kemal memberi apa-apa.
BRAKKKK
Begitu pintu terbuka wajah Kemal dan juga Ismail tanpa tegang bercampur panik saat melihat Bastian sudah tergeletak di lantai persis di samping tempat tidurnya.
"YANGKUNG!!
" TUANNN!!"
Apa yang terjadi dengan Bastian ikuti episode selanjutnya
secara kn Bastian semalam abis makan masakannya Fitri..
hmm.. smoga baik² aja