Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pernikahan
Pagi-pagi sekali kediaman Gabrielle terlihat begitu sibuk. Beberapa orang tampak berlari kesana kemari untuk mempersiapkan semua kebutuhan si tuan rumah. Tampak juga beberapa orang yang sedang menyusun deretan kotak perhiasan di atas meja.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Gabrielle.
Nun dan Ares berjalan mendekat. Keduanya lalu mengangguk.
"Sudah, Tuan Muda. Hanya tinggal menunggu Nona Elea turun",.
Jam masih menunjukkan pukul setengah lima pagi. Mungkin bagi semua orang yang ada di sini, ini adalah hari paling gila menurut mereka. Bagaimana tidak, tengah malam tadi Ares menghubungi mereka dan mengatakan kalau Tuan Muda dari Keluarga Ma ingin menikah pagi ini juga. Dan mereka di minta untuk mempersiapkan semuanya. Pernikahan dadakan ini tentu saja membuat semua orang kalang kabut. Rasa kantuk mereka langsung sirna, di gantikan oleh rasa panik akan ancaman yang di lontarkan oleh Ares sebelum menutup panggilannya.
'Coba saja jika kalian berani terlambat satu menit, tidak akan ada tempat untuk kalian tinggal di negara ini',.
Gabrielle tersenyum. Sejak semalam matanya sama sekali tidak bisa terpejam. Dia begitu tidak sabar menunggu hari pernikahan ini tiba.
"Pastikan semuanya berjalan lancar. Ini adalah hari kebahagiaanku, aku akan menghabisi kalian berdua jika Elea sampai merasa tidak senang!",.
"Baik Tuan Muda",.
Gabrielle mengangguk. Dia kemudian berjalan menuju kamar Elea.
"Tuan Muda!",.
Langkah Gabrielle terhenti. Dia lalu berbalik.
"Ada apa?",.
"Apakah tidak akan ada pesta pernikahan setelah ini?" tanya Nun memastikan.
"Tidak!" jawab Gabrielle tegas.
"Boleh saya tahu apa alasannya?",.
Gabrielle mendengus kesal.
"Tentu saja karena aku tidak mau orang lain melihat kecantikan Elea. Apalagi memangnya",.
Ares menghela nafas. Dia sudah menduga kalau alasan inilah yang membuat Tuan Muda-nya menikah diam-diam.
"Tapi Nyonya dan Tuan Besar bisa marah jika tidak di undang kemari!",.
Nun mengingatkan Tuan Muda-nya yang tidak mau memberitahukan kabar pernikahan ini pada kedua orangtuanya. Dia khawatir akan ada keributan setelah ini.
"Biar saja, masalah itu biar aku yang urus. Kalian cukup mengatur semua yang ada di sini. Ingat, aku tidak mau ada kesalahan!" ancam Gabrielle kemudian segera pergi dari sana.
Nun dan Ares hanya bisa menuruti keinginan Tuan Muda mereka.
"Tidak kusangka Tuan Muda aka seposesif ini pada Nona Elea. Dan untung saja Nona Elea bukan tipe gadis pemberontak. Jika iya, kepalaku pasti botak menghadapi pertengkaran mereka berdua!" ucap Ares sembari melihat-lihat cincin berlian yang tersusun rapi di atas meja.
Nun terkekeh. Mereka berdua kemudian sibuk memeriksa semua persiapan.
Sementara itu di dalam kamar, Elea dengan susah payah membuka matanya. Dia diam menurut saat Lusi dan pelayan lain membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
"Nona Elea, ayo buka matamu. Masuklah ke dalam bathup itu untuk membersihkan diri!" bujuk Lusi gemas.
"Aku masih mengantuk, Kak Lusi. Bisa tidak mandinya nanti saja" sahut Elea dengan suara serak.
Para pelayan terkikik pelan melihat Nona mereka yang bicara tanpa membuka mata.
"Tidak bisa, Nona. Kau harus segera bersiap karena ini adalah hari pernikahan Nona dengan Tuan Muda. Kami bisa di hukum jika Nona sampai terlambat!" ucap Lusi sambil memeriksa suhu air.
"Menikahnya nanti saja, Kak Lusi",.
Saat para pelayan sibuk membujuk Elea agar mau masuk ke dalam bathup, Gabrielle masuk ke dalam kamar. Keningnya mengernyit heran mendengar suara cekikikan dari dalam kamar mandi.
"Apa yang sedang mereka lakukan?" gumam Gabrielle penasaran.
Tak ingin mati penasaran Gabrielle akhirnya menyusul masuk ke dalam kamar mandi. Wajahnya memerah melihat pelayan yang sedang membuka pakaian Elea.
"Astaga, Tuan Muda!" pekik salah satu pelayan kaget.
Mata Elea mengerjap pelan. Dia lalu menoleh kearah belakang.
"Bos, apa kau ingin mandi juga?",.
Gluukkk
Dengan susah payah Gabrielle menelan ludahnya. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Aku sudah mandi. Kalian cepat bantu istriku bersiap. Aku akan menunggu di luar!",.
Setelah bicara seperti itu, Gabrielle dengan cepat keluar dari kamar Elea. Dia lalu menyandar di balik pintu sambil menundukkan kepala.
"Sabar Gabrielle, sebentar lagi Elea akan resmi menjadi milikmu. Kau hanya perlu menahan beberapa jam lagi!",.
Jika di luar Gabrielle tengah menenangkan juniornya yang sedang menegang, di dalam kamar mandi Elea tengah bercanda bersama para pelayan. Demi membuat Nona mereka tidak lagi mengantuk, Lusi rela bertingkah konyol dengan mengubah-ubah raut wajahnya seperti monyet. Kelakuannya itu membuat Elea tertawa terbahak-bahak hingga bercucuran airmata.
"Hahahahahaa, sudah Kak Lusi, aku sudah tidak kuat tertawa. Rasanya mulutku seperti robek sampai ke telinga!" ucap Elea sambil mengelap airmata di sudut matanya.
"Baik Nona" sahut Lusi.
Tak lama kemudian acara mandi pun usai. Elea segera di giring ke meja rias dimana beberapa MUA ternama sudah menunggunya.
"Selamat pagi Nona Elea. Kami adalah orang yang akan merias anda!" sapa mereka seraya tersenyum ramah.
Sebenarnya Elea sedikit bingung melihat banyaknya orang asing yang ada di dalam kamar. Namun dia tidak ingin mengungkapkan kebingungannya itu pada mereka.
"Selamat pagi kembali, Kakak" jawab Elea tak kalah ramah.
"Bisakah kita langsung mulai merias wajah Nona?",.
Elea mengangguk patuh. Dalam hati dia begitu mengagumi gerakan tangan seorang wanita yang tengah mengukir alis matanya.
'Aku yakin menjadi tukang rias itu bayarannya pasti sangat mahal. Kira-kira mereka membutuhkan karyawan tidak ya?',.
"Waaahhh, Nona cantik sekali!" puji para pelayan sambil menatap kagum.
Elea tersipu. Dia sangat pangling melihat wajahnya sendiri.
"Terima kasih sudah mendandaniku, Kak. Aku suka sekali",.
Para perias menganggukkan kepala. Mereka sedikit kaget karena ternyata gadis yang akan menjadi menantu di Keluarga Ma masih begitu polos luar dalam.
"Sama-sama Nona Elea. Mari silahkan, Tuan Muda sedang menunggu di luar!",.
Lusi dengan sigap memegangi ekor gaun pengantin Nona-nya. Dalam hati dia begitu mengagumi kecantikan alami yang di miliki oleh Nona mereka.
Ceklek
Gabrielle yang saat itu tengah menyender di dinding menoleh. Dia diam terpaku begitu melihat calon istri kecilnya keluar dari dalam kamar.
"Perhatikan mata kalian!" hardik Ares kepada para penjaga yang terbengang melihat kecantikan dari calon istri Tuan Muda-nya.
"Bos, bajunya berat sekali. Kira-kira pinggangku patah tidak ya!" keluh Elea.
Mata Gabrielle mengerjap beberapa kali. Dengan langkah cepat dia segera menghampiri Elea.
"Kau cantik sekali sayang" puji Gabrielle sembari mengusap pipi calon istrinya.
Orang-orang yang tadinya berada di belakang Elea segera pergi menjauh. Mereka kemudian menundukkan kepala melihat keromantisan yang sedang terjadi di hadapan mereka.
"Tentu saja aku cantik bos. Kakak-kakak itu sangat ahli meriasku tadi" sahut Elea.
Gabrielle tersenyum. Tak tahan melihat pesona dari Elea, Gabrielle dengan tidak sabar mengecup bibirnya. Perbuatannya itu membuat Elea tersentak kaget. Wajahnya memerah.
"Bos, kenapa kau menciumku?" tanya Elea lirih.
"Memangnya salah ya mencium calon istriku sendiri?" ucap Gabrielle balik bertanya tanpa rasa malu.
Elea mencoba untuk mencerna perkataan bosnya barusan.
'Apa iya laki-laki boleh mencium seorang gadis yang sudah menjadi calon istrinya? Aku akan menanyakan hal ini pada Kak Levi nanti!",.
Gabrielle diam membiarkan Elea bermain dengan pikirannya sendiri. Dia sedikit tidak suka saat nama gadis kurang ajar itu di sebut.
"Maaf Tuan Muda, semua orang sudah menunggu anda di gereja!" ucap Nun.
"Baiklah, kalian tunggu di luar" sahut Gabrielle.
"Kita mau kemana bos?" tanya Elea penasaran.
Dengan hati-hati Gabrielle menggendong tubuh mungil Elea ala brydal style. Lusi segera memegang gaun Nona-nya yang menjuntai ke lantai.
"Ke tempat kita mengucapkan janji suci, sayang" jawab Gabrielle gemas.
Elea sebenarnya tidak paham. Tapi dia memutuskan untuk patuh dan tidak banyak bertanya. Demi bisa sekolah, begitu pikirnya.
Di luar rumah tampak berjejer belasan mobil yang akan mengawal pernikahan Gabrielle dan Elea. Begitu mereka tiba, semua penjaga dan pelayan membungkuk hormat.
"Selamat menikah untuk Tuan Muda dan Nona Muda!",.
Gabrielle mengangguk. Sementara Elea terlihat bingung melihat iring-iringan itu.
"Kenapa ramai sekali. Seperti ingin berangkat perang saja" gumam Elea.
Sudut bibir Gabrielle berkedut mendengar gumaman Elea. Dengan hati-hati dia membawa calon istrinya masuk ke dalam mobil.
"Jalan!",.
"Baik Tuan Muda!" jawab Ares.
Di dalam mobil, Gabrielle terus menggenggam tangan Elea. Sesekali dia juga menciumi jari-jari mungilnya. Dan perbuatannya itu sama sekali tidak membuat Elea merasa terganggu. Dia malah asik memandangi jalanan yang sudah hampir sepuluh hari ini tidak dia lihat.
'Maafkan aku terus memperdayai kebodohanmu, Elea. Aku melakukan ini semua karena terlalu menginginkanmu. Aku benar-benar sangat mencintaimu, istri kecilku',.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻 VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA YA GENGSS
LIKE, COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA
🌻 IG: nini_rifani
🌻 FB: Nini Lup'ss
🌻 WA: 0857-5844-6308