NovelToon NovelToon
Partner Ranjang Mr Zen

Partner Ranjang Mr Zen

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:10.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: sendi andriyani

Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!

"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."

"Apa syarat nya?"

"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"

Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.

Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.

Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.

Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️

Edit cover by KINOSANN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Sudah hampir satu jam Bimo menunggu Zen di ruang tamu, bahkan secangkir kopi dan sepiring cemilan sudah dia habiskan karena bosan menunggu, dia juga menyalakan televisi yang menayangkan siaran sepak bola secara live. Tapi pria itu tak menunjukan tanda-tanda akan turun, membuat nya terus menggerutu dalam hati.

Di kamar, Zen baru saja menyelesaikan permainan nya dengan Ica. Pria itu masih mendekap erat tubuh polos sang gadis.

"Dad.."

"Iya Baby, kenapa?" Jawab Zen, tangan nya bergerak naik turun di atas kepala gadis nya.

"Kok ngilu ya Dad, perih juga.."

"Kamu kan masih perawann sayang, jadi wajar kalau terasa sakit."

"Iya sih, apalagi saat Daddy masuk tadi sakit banget, tapi lama-lama enak Dad.." Cetus Ica dengan ekspresi yang nampak malu-malu.

"Kata Daddy juga apa, ketagihan gak? Mau main lagi, Daddy masih kuat kalau cuma satu ronde."

"Daddy keluar nya lama, nanti aja. Udah mandi dulu sana, aku laper belum makan malah di makan." Ucap Ica sambil memanyunkan bibir nya.

"Itu bibir nya kayak bebek, jangan di gituin Daddy gemes."

"Lagian, kenapa kamu pake baju haram By?" Tanya Zen.

"Ya kan sesuai janji Ica, mau ngasih itu setelah selesai datang bulan." Jawab Ica jujur.

"Baiklah, kalau begitu Daddy mandi dulu. Mau mandi bareng?"

"Nggak Dad, Ica gak mandi lagi boleh gak?"

"Iya sayang, istirahat aja ya, rebahan dulu." Perintah Zen dan Ica menyanggupi nya dengan mengiyakan ucapan Zen, karena memang tubuh nya terasa lemas, belum lagi rasa sakit di inti nya.

"Awwhhss, perih banget. Gak nyangka bakal sesakit ini.." Gumam Ica, dia meraih bathrobe dan memakai nya. Lalu pergi ke ruang ganti untuk menyiapkan pakaian tidur Zen.

Ica berjalan tertatih, bahkan lutut nya bergetar saat dia berjalan.

"Kenapa walk in closet nya terasa menjauh, padahal biasa nya dekat."

Ica kembali ke ranjang setelah menyiapkan pakaian untuk Zen, dia menyibak selimut dan seketika itu juga mata nya membulat.

Dia pikir, dia kembali datang bulan saat melihat noda kemerahan yang mengotori seprai.

"Aduhh, apa ini? Pasti sulit menghilangkan nya.." Gumam Ica.

"Lagi apa sayang? Kok bangun, Daddy bilang kan kamu harus istirahat."

"A-anu Dad.."

"Ada apa sayang?" Tanya Zen lagi.

"Ini Dad, aku kayaknya datang bulan lagi.."

"Alasan nya?"

"Itu," Tunjuk Ica pada noda darah yang setengah mengering di seprai. Zen tergelak, gadis nya begitu polos.

"Apa teman-teman mu di bar tak menceritakan tentang hubungan badan untuk pertama kali?" Tanya Zen setau nya, teman-teman Ica di bar tak ada yang benar, semua nya sengklek.

"Ya mereka cuma bilang awalnya sakit tapi nanti bikin nagih Dad, emang nya kenapa?"

"Itu bukan darah menstruasi sayang, itu darah keperawan*n kamu."

"Lho, jadi pas di tusuk tadi ada darah nya dong? Pantesan sakit banget." Tanya Ica.

"Berarti kamu benar-benar peraw*n saat aku pakai, kamu bisa menjaga diri dari pergaulan bebas. Padahal kamu pekerja bar kan? Takkan ada yang menyangka kalau kamu masih perawan saat bertemu dengan ku."

"Haiss, sudahlah. Pake baju sana, perut mu membuat aku ileran."

"Mau? Ini, sentuh aja.." Zen malah sengaja menggoda gadis nya.

"Aku lapar Dad, cepatlah sebelum aku pingsan."

"Baik sayang," Zen mencuri ciuman di pipi kanan Ica dan segera berlari sebelum gadis nya marah.

"Curang, dia bisa berjalan normal setelah melakukan nya berjam-jam, tapi lihat aku. Berjalan pun sulit, menyusahkan." Gerutu Ica.

Dia mengambil kemeja kebesaran milik Zen yang teronggok di lantai dan memakai nya, namun sayang, kemeja itu hanya mampu menutupi tubuh mulus Ica hingga batas paha.

"Dad, Ica duluan ya.." Teriak Ica, dia sangat lapar. Jam di dinding sudah menunjukan pukul 10 malam, sudah sangat terlambat untuk makan malam.

....

Ica menuruni tangga dengan perlahan, inti nya masih terasa ngilu dan sesekali berdenyut nyeri.

"Ahhsss, sakit.." Keluh Ica, jalan nya terlihat pincang.

"Selamat malam Nona.." Sapa Asisten Bimo sambil berdiri.

"Lho ada pak Bimo disini? Sudah lama?"

"Mungkin tadi jam 8 Nona.."

"Kenapa tidak memanggil?" Tanya Ica keheranan.

"Saya takut mengganggu Nona, itu saja."

"Ohh baiklah, Daddy sedang berpakaian. Sebentar lagi pasti turun, mau ikut makan malam?" Tawar Ica ramah.

"Tak perlu Nona, saya hanya memerlukan tanda tangan tuan Zen."

"Baiklah kalau begitu, saya duluan." Ica pamit pergi ke ruangan makan. Disana terlihat Bi Arin yang sedang menghangatkan beberapa lauk yang adem karena waktu makan malam yang molor beberapa jam.

"Malam Bi.." Sapa Ica.

"Eehh, malam Non." Balas Bi Arin dengan senyum ramah nya.

"Saya laper Bi, pengen makan."

"Sebentar Non, ini saya hangatkan dulu. Minum nya mau teh manis?" Tanya Bi Arin, sudah kebiasaan nya. Jika makan malam, Ica pasti minum teh manis hangat, sedangkan Zen secangkir kopi hitam tanpa gula.

"Maaf merepotkan ya Bi.."

"Tak apa Non, saya bekerja disini." Jawab Bi Arin, setelah selesai dia kembali menyajikan makanan di depan Ica.

"Makasih ya Bi.."

"Sama-sama Non, selamat makan."

Tak lama, Zen menyusul dan duduk di samping Ica. Terlihat juga Asisten Bimo yang berjalan mendekati ruang makan.

"Makan sekarang Dad?"

"Iya By.." jawab Zen, Ica bangkit dari kursi nya dan melayani Zen seperti biasa.

"Pak Bimo mau makan sama apa?"

"Biar saja dia ambil sendiri sayang, dia kan sudah besar."

"Tak apa Nona, saya ambil sendiri saja." Ucap Bimo, Ica pun mengangguk dan kembali duduk di kursi nya.

Sepanjang acara makan malam terlambat itu, sepasang anak manusia itu terus memamerkan kemesraan nya, terutama Zen yang terlihat puas melihat ekspresi menderita assisten jomblo nya.

"Begini lah nasib kalau nge kost di bumi yang ada orang bucin nya, sabar ya Bim ini semua ujian." Batin Bimo.

....

🌷🌷🌷🌷

Sabar ya Bim, orang bucin emang biasa nya nyebelin pake banget🤣🤣

1
Nuraida Wazni
Luar biasa
Markonah
Celap celup tiap Hari Tanpa ikatan kyk kambing saja
Markonah
Ini knp nunggu "M" dulu??
Emg mo di gagahi waktu M?
Surya Ningsih
Buruk
Marsih Marsyela
Lumayan
Kuning
/Smug/
Kuning
anjirrrrrr... hnya mimpi🤣🤣🤣🙄🙄
Idasesoega
anak keponakan namanya cucu dong thor🤣anak risya cucunya soraya juga cucu yasmin💃
Istrinya Jungkook🌻: udah lupa lagi alurnya kak😂
total 1 replies
Idasesoega
azwar kk kandung meisya, rosa kk kandung resya... koreksi thor mn yg betul😂
Idasesoega
setuju, jgn terkesan monoton ya thor. pasti tambah rame dah
Sri Daryanti
ko dpt haid lagi😇 kan semalam ktnya bilang udah kelar haidnya😆😇
Cellie BLood
Luar biasa
Aya Saqura
bagus..
May
wwwwwwww
Coco
aduh gantengnya
Coco
wah ayang SOP ku
Coco
modus
Coco
sebel banget kenapa ibu tirinya kejam banget gak ada belas kasih sedikitpun
Coco
baru mampir nih
Istrinya Jungkook🌻: yuhuu 🥰🥰🥰
total 1 replies
Yunita Abas Arianto
baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!